Pertempuran Sengit Prajurit Marinir TNI di Aceh, Penuh Luka Kena Granat hingga Peluru
Mereka merupakan prajurit Korps Marinir yang pernah berdinas di Pasmar 1 dan mengalami cacat tempur pada saat melaksanakan Operasi Militer Satgas Rencong Sakti XXX tahun 2001 di Nanggroe Aceh Darussalam.
Kekuatan tempur pasukan elite Marinir tak perlu diragukan lagi. Kesiapan setiap prajurit menjaga NKRI juga harus diacungi jempol.
Tiga prajurit hebat tersebut adalah Serka Marinir M. Hidayat (dulu berdinas di Yonif 6 Mar), Kopka Marinir Heri Kristanto (dulu berdinas di Yonif 4 Mar) dan Praka Marinir Agus Santosa (dulu berdinas di Yonif 4 Mar).
-
Kapan HUT Korps Marinir TNI AL diperingati? Setiap tanggal 15 November diperingati sebagai Hari Ulang Tahun Korps Marinir TNI AL.
-
Apa tugas utama Korps Marinir TNI AL? Sebagaimana kita tahu, Korps Marinir adalah satuan unit pada TNI AL yang memiliki tugas untuk menyelenggarakan operasi amfibi, pertahanan pantai, pengamanan pulau terluar, pembinaan potensi maritim, hingga pembina kekuatan serta kesiapan operasi satuan.
-
Di mana prajurit TNI AD ini berasal? Diungkapkan oleh pria asli Kaimana, Papua Barat ini bahwa sebelum memutuskan menikah, Ia sudah menjalin asmara atau berpacaran selama 3 tahun.
-
Di mana Marsda TNI Deni Hasoloan lahir? Deni Hasoloan Simanjuntak lahir di Bandung, Jawa Barat, 22 Juli 1973.
-
Di mana TNI dibentuk? Dahulu TNI dibentuk dan dikembangkan dari sebuah organisasi bernama Badan Keamanan Rakyat (BKR).
-
Kapan Alimin bin Prawirodirjo lahir? Lahir di Surakarta, Jawa Tengah pada tahun 1889, pria yang kerap disapa Alimin ini terlahir dari kalangan keluarga miskin.
Mereka merupakan prajurit Korps Marinir yang pernah berdinas di Pasmar 1 dan mengalami cacat tempur pada saat melaksanakan Operasi Militer Satgas Rencong Sakti XXX tahun 2001 di Nanggroe Aceh Darussalam.
"Rentetan peristiwa ini diawali dengan keberhasilan-keberhasilan yang diraih prajurit petarung Korps Marinir walaupun baru beberapa waktu disana, pada saat itu kami diserang oleh lebih dari 300 Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dengan berbagai macam senjata, kata Serka Marinir M Hidayat.
Namun, mereka yang saat itu berkekuatan 2 Peleton (60 personel) tidak pernah mundur dan tak terbesit pikiran untuk lari.
"Kami tetap bertahan dan melaksanakan pertempuran jarak dekat yang hanya berjarak tidak lebih dari 10 meter," ungkapnya.
Walaupun sudah dikepung dari segala penjuru, kata dia, berkat keberanian sebagai prajurit petarung, mereka yang di atas kertas berjumlah lebih banyak berhasil dipukul mundur.
"Dari pertempuran sengit itu saya terkena ledakan GLM (Granat) milik GAM," imbuh Serka Marinir M Hidayat dengan mata berkaca-kaca, dilansir dari marinir.tnial.mil.id
"Saat ini, walaupun kondisi saya sekarang seperti ini, saya bangga pernah berjuang dan bertempur bersama-sama untuk memberantas kelompok-kelompok yang merongrong tegaknya kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia," pungkas mantan prajurit Nanggala Yonif 6 Marinir tersebut mengakhiri cerita pengalaman tempurnya.
Seperti diketahui tiga prajurit Korps Marinir tersebut menderita cacat tempur diantaranya, Serka Mar M Hidayat mengalami dislokasi hipkanan, Union Fraktur Tibia kanan, bedah panjang tungkai (LLD) 5,5 Cm akibat ledakan GLM (Granat) GAM.
Kopka Mar Heri Kristanto mengalami Fraktur1/3 proksimal femur sinistra (luka tembak di paha kiri) akibat kontak tembak dengan GAM, dan Praka Mar Agus Santosa mengalami buta di kedua mata akibat terkena pecahan ranjau yang dipasang GAM.
Setelah mendengar pengalaman tempur ketiga prajurit tersebut, Danpasmar 1 saat itu Brigjen TNI (Mar) Hermanto sangat respek dan mengapresiasi perjuangan mereka karena dengan berani mereka berjuang sampai mengorbankan dirinya demi melindungi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
"Sebuah pengorbanan yang tidak bisa kita bayangkan, saya sangat respek dan salut terhadap perjuangan tiga prajurit pemberani ini, semoga apa yang mereka lakukan bisa menjadi sumber motivasi untuk seluruh prajurit muda agar tetap semangat menjalani segala macam penugasan yang diberikan oleh Negara," ucapnya.