Pesan berantai hoax penculikan anak bikin resah warga Bekasi
Pesan berantai hoax penculikan anak bikin resah warga Bekasi. Pesan berantai tersebut mulai menyebar sejak pekan lalu. Isinya berupa kabar penculikan anak yang diambil ginjalnya. Pelaku penculikan merupakan seorang nenek ditangkap di daerah Mutiara Gading Timur, Mustikajaya. "Anggota sudah mengecek ke sana, tidak ada."
Sejumlah warga di Kota Bekasi, Jawa Barat, diresahkan dengan pesan berantai tentang penculikan anak di wilayah itu. Bahkan, beredar isu seorang nenek yang menjadi penculik ditangkap polisi.
"Informasi yang beredar di media sosial tentang penculikan itu bohong, dan menyesatkan," kata Kasubag Humas Polres Metro Bekasi Kota, AKP Erna Ruswing, Selasa (22/11).
Dia mengatakan, pesan berantai tersebut mulai menyebar sejak pekan lalu. Isinya berupa kabar penculikan anak yang diambil ginjalnya. Adapun, pelaku penculikan merupakan seorang nenek dan ditangkap di kawasan Mutiara Gading Timur, Mustikajaya.
"Anggota sudah mengecek ke sana, tidak ada. Adapun nenek di gambar tersebut ke kantor polisi karena tidak tahu jalan pulang ke Tambelang," kata Erna.
Karena itu, kata dia, petugas di pos polisi tersebut mengantarkan perempuan sepuh tersebut pulang ke rumahnya di Tambelang, Kabupaten Bekasi.
Erna menambahkan, penyebar kabar bohong bisa diancam hukuman penjara selama enam tahun. Bahkan bisa dikenakan denda sebanyak Rp 1 miliar. Hukuman tersebut diatur dalam Pasal 28 ayat 1 dalam Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE).
Di dalam pasal UU ITE ini disebutkan, setiap orang yang dengan sengaja dan atau tanpa hak menyebarkan berita bohong dan menyesatkan, ancamannya bisa terkena pidana maksimal enam tahun dan denda maksimal Rp 1 miliar.
Erna mengimbau kepada masyarakat untuk berhati-hati dalam menyebarkan pesan berantai lewat perangkat elektronik. "Sekarang banyak SMS, maupun email, hoax yang berseliweran. Yang meneruskan, disadari atau tidak, juga bisa kena karena dianggap turut mendistribusikan kabar bohong," kata Erna.
Berikut isi kabar bohong yang menyebar melalui aplikasi Waatshap:
Hati-hati ada penculikan anak, hari ini terjadi di Perum Alamanda RT 08. Penculiknya sudah tertangkap seorang ibi-ibu menggunakan mukena putih, lalu dibawa ke Pospol Mutiara Gading.
Setelah ditanya, dia mengaku ada 10 orang temannya yang masih berkeliaran dan biasanya anak-anak yang diculik akan dikembalikan dalam waktu tiga hari dengan kondisi lemas dan pucat. Karena diambil salah satu organnya. Mereka mengiming-imingi dengan jajanan dan minuman yang diumpetin dalam mukena/
Tolong diawasi anak-anaknya, jangan sampai kejadian ini menimpa anak-anak kita. Amin
Baca juga:
2 WNI diculik, Menhan tak ingin patroli gabungan dinilai gagal
Kronologi penculikan 2 pelaut WNI oleh Abu Sayyaf di perairan Sabah
2 WNI diculik, Menlu Retno minta Malaysia jaga perairan Sabah
Lagi, dua pelaut WNI diculik di perairan Sabah
Menhan curiga ada kongkalikong di balik penculikan WNI di Laut Sulu
RI minta Malaysia lindungi WNI dari penculikan di perairan Sabah
Kabar dua WNI diculik di perairan Sabah masih gelap
-
Apa yang membuat anak-anak di Jakarta terpaksa main di pinggir kali? Minimnya ruang terbuka hijau, membuat anak-anak di Jakarta bermain di tempat tak semestinya.
-
Kapan Pemilu di Indonesia diadakan? Pemilu sebentar lagi akan diselenggarakan. Pemilu akan diselenggarakan pada tanggal 14 Februari 2024 mendatang.
-
Kenapa Pemilu di Indonesia penting? Partisipasi warga negara dalam Pemilu sangat penting, karena hal ini menunjukkan dukungan dan kepercayaan terhadap sistem demokrasi yang berlaku.
-
Kapan kerangka anak dan cincin perak ditemukan? Selama penggalian pada 2024, telah ditemukan kerangka anak di lapisan yang diperkirakan berusia 7.600 tahun dan cincin perak yang diduga digunakan untuk bayi.
-
Apa saja tempat wisata ramah anak di Jakarta yang murah meriah? Banyak tempat wisata Jakarta ramah anak yang bisa dikunjungi saat libur lebaran. Tak perlu mengeluarkan banyak uang, ada berbagai tempat yang menyediakan hiburan dengan murah meriah.
-
Siapa yang berjuang demi anak? “Pada awal kehidupan, orangtua tentu harus membesarkan anaknya, mengasuh, mengajari. Tapi, pada titik tertentu, orangtua justru harus mengajari anaknya kehidupan dengan melepaskan.”