Pesan Gus Dur pada Anas saat hendak nyalon Bupati Banyuwangi
"Kalau mau jadi tokoh di satu daerah, perlu baca sejarah daerah," kata Gus Dur seperti ditirukan Anas kala itu.
Mantan Ketua Dewan Syuro Partai Kebangkitan Bangsa ( PKB ) KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur adalah sosok yang spesial bagi Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas. Bahkan, sebelum maju ke Pemilu Bupati Banyuwangi 2010 lalu, mantan Wakil Sekjen DPP PKB tersebut sempat mendapat wejangan dari Gus Dur .
Kepada Anas, Gus Dur berpesan agar dirinya banyak-banyak membaca sejarah tentang Bumi Blambangan, Banyuwangi.
"Kalau mau jadi tokoh di satu daerah, perlu baca sejarah daerah. Dengan begitu orang bisa menghayati kepemimpinan di tingkat lokal," begitu kata Anas menirukan pesan Gus Dur saat tahu Anas hendak maju ke Pilbup Banyuwangi.
Hal tersebut Anas ungkapkan kepada merdeka.com di Banyuwangi, Kamis (19/12).
Mengamini wejangan Gus Dur , Anas pun belajar banyak tentang sejarah Bumi Blambangan, seperti kisah Raja Tawang Alun, demikian pula kerajaan Blambangan, kerajaan terakhir yang ditaklukkan oleh Majapahit.
"Bahwa dulu Banyuwangi punya Raja Tawang Alun, raja yang visioner dan cukup berhasil kala itu," cerita Anas.
Bahkan, saat kampanye terakhir pada Pilbup Banyuwangi 2010 lalu, Anas juga mengikuti saran Gus Dur agar memasukkan unsur sejarah atau setidaknya memasukkan simbol-simbol sejarah.
"Saat kampanye terakhir, saya bersama ribuan pendukung saya melakukan jalan kaki dari GOR Tawang Alun menuju Alun-alun Blambangan. Ini untuk mengingat Prabu Tawang Alun," ungkap mantan Ketua IPNU ini.
Secara pribadi, Anas menganggap Gus Dur adalah sosok yang memberi ruang yang besar bagi para pemuda untuk maju menjadi pemimpin.
"Beliau kerap membuka jalan bagi anak muda. Saya dulu jadi Wakil Sekjen PKB ," ujarnya.
Hal penting yang menjadi pelajaran Anas dari Gus Dur adalah saat berkunjung atau menjadi pembicara di suatu daerah, Gus Dur selalu mengungkapkan banyak hal kepada audiens tentang daerah atau tokoh yang dikunjunginya itu.
"Saat berada di kompleks makam Sunan Ampel, Gus Dur cerita banyak tentang Sunan Ampel. Saat ke Situbondo, Gus Dur cerita banyak soal KH As'ad Samsul Arifin. Begitu juga saat ke Pasuruan, Gus Dur cerita banyak soal Kyai Hamid," kata Anas.
Cara-cara tersebut, menurut Anas adalah cara ampuh Gus Dur untuk mendekatkan diri dengan audiens.
Anas juga mengaku kerap diajak ziarah ke makam-makam wali atau kyai-kyai oleh Gus Dur . " Saya sering diajak ziarah. Kata Gus Dur , datangin orang mati lebih ikhlas daripada orang hidup," ujarnya sambil tertawa.
Anas memuji ingatan Gus Dur sangat luar biasa. Misalnya saat tahu Anas berasal dari Banyuwangi, Gus Dur langsung tanya banyak tentang kyai-kyai di Banyuwangi yang dikenalinya.
"Kita saat ini rindu sosok seperti Gus Dur ."
Apakah Gus Dur tahu Anda terpilih jadi Bupati Banyuwangi saat itu?
"Waktu itu sudah diumumkan kalau saya menang. Tapi belum dilantik saat beliau wafat," jawab Anas.
Baca juga:
Guyonan Gus Dur soal harta karun Soekarno
Ini cara Gus Dur merangkul dan memperlakukan rakyat kecil
Ini jasa Gus Dur bagi buruh Indonesia
Cerita Mahfud MD soal kelebihan Gus Dur
Humor Gus Dur: Ketika Tim Ekonomi berkunjung AS
-
Mengapa Gus Dur disebut sebagai Bapak Pluralisme? Kedekatan Gus Dur dengan masyarakat minoritas dan orang-orang terpinggirkan, membuatnya dikenal sebagai sosok yang plural dan menghargai semua perbedaan. Hal ini yang kemudian Gus Dur dijuluki sebagai Bapak Pluralisme Indonesia.
-
Siapa yang disebut Gus Dur sebagai wali? Di mata Gus Dur sendiri, Kiai Faqih adalah seorang wali. “Namun, kewalian beliau bukan lewat thariqat atau tasawuf, justru karena kedalaman ilmu fiqhnya,” kata Gus Dur
-
Apa yang dijamin Heru Budi terkait TK Gudang Peluru? "Enggak ada. Dari awal enggak ada niatan itu (gusur)," kata Heru Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono, memastikan tidak bakal menggusur Taman Kanak-kanak (TK) Gudang Peluru, Tebet, Jakarta Selatan karena aktivitas revitalisasi taman di kawasan tersebut.
-
Bagaimana Gus Dur mengubah namanya? Nama asli beliau, Abdurrahman Ad-Dakhil, diberikan oleh ayahnya, KH. Wahid Hasyim, dengan harapan agar Gus Dur kelak memiliki keberanian seperti Abdurrahman Ad-Dakhil, pemimpin pertama dinasti Umayyah di Andalusia. Namun, nama Ad-Dakhil kemudian diganti dengan "Wahid," yang diambil dari nama ayahnya.
-
Apa itu Gulo Puan? Konon, kudapan manis yang satu ini merupakan makanan legendaris, sebab dulunya menjadi kudapan para bangsawan dan raja Kesultanan Palembang.
-
Apa saja yang dilakukan Gus Dur untuk menunjukkan toleransi dalam kehidupan berbangsa? Pasalnya beliau selama hidup selalu menanamkan nilai-nilai toleransi dalam kehidupan berbangsa.