Pesan Perawat Sembuh dari Covid-19: Berpikir Positif dan Konsumsi Obat
Marindra dinyatakan positif Covid-19 pada 26 Mei 2020. Tekanan itu semakin bertambah berat setelah ayah dan ibunya juga dinyatakan positif Covid-19. Beruntung, suami dan dua anaknya dinyatakan negatif. Awal mula virus itu diketahui menyerang Marindra setelah dia merasakan sejumlah gejala Covid-19.
Stres dan tidak percaya telah terpapar Covid-19. Itulah hal yang pertama dirasakan oleh Marindra Yudiani, perawat yang bertugas di kamar operasi bedah, RSD dr Soebandi, Jember, Jawa Timur. Sebagai perawat, Marindra merasa sudah menerapkan prosedur dengan disiplin selama bekerja, seperti mengenakan masker standar.
"Awalnya saya sempat menolak, kenapa saya bisa sampai terkena Covid-19. Saya petugas medis, saya paham prosedur," kata Marindra saat berbincang dengan merdeka.com, Sabtu (14/11).
-
Kapan Sawah Segar Sentul buka? Sawah Segar Sentul buka setiap Selasa–Minggu pukul 09.00-18.00 WIB saat weekdays. Saat weekend, buka pukul 08.00-18.00 WIB.
-
Kapan Purnawarman meninggal? Purnawarman meninggal tahun 434 M.
-
Kapan Atang Sendjaja meninggal? Pada 29 Juli di tahun itu menjadi hari duka bagi AURI.
-
Kapan Tangkuban Perahu buka? TWA Gunung Tangkuban Parahu, dibuka setiap hari. TWA Gunung Tangkuban Perahu buka mulai pukul 07.00 pagi hingga 17.00 sore, dengan jam terakhir masuk pukul 16.00.
-
Kapan bintang-bintang mati? Setiap Tahun, Ada Segini Bintang yang Mati di Galaksi Bima Sakti Bintang pun bisa hancur setiap tahunnya dan melakukan "regenerasi". Komposisi bintang di langit terus berganti seiring dengan perkembangan waktu.
-
Kenapa Acha Septriasa potong rambut pendek? Jadi aku memang dalam film ini bulan April tahun ini potong rambut pendek, kayaknya pixy cut gitu atau short bob dan itu permintaan sutradara aku.
Marindra dinyatakan positif Covid-19 pada 26 Mei 2020. Tekanan itu semakin bertambah berat setelah ayah dan ibunya juga dinyatakan positif Covid-19. Beruntung, suami dan dua anaknya dinyatakan negatif. Awal mula virus itu diketahui menyerang Marindra setelah dia merasakan sejumlah gejala Covid-19.
"Saya flu sampai tiga hari. Setelah itu penciuman saya semakin lama semakin berkurang. Badan juga sakit semua. Saat itu saya sudah berpikir terpapar Covid-19. Tapi antara percaya dan tidak," tutur Marindra.
Kondisi badan yang menurun membuat Marindra berfikir untuk izin tidak masuk kerja. Namun, dia merasa segan kepada atasannya jika tidak masuk kerja tanpa alasan yang jelas.
"Lalu saya masuk ruang isolasi di RSD dr Soebandi. Saat itu hari Sabtu, sehingga saya tidak tes swab dan foto rongsen dilakukan hari Senin besoknya,” papar perempuan yang sudah 17 tahun mengabdi sebagai perawat ini.
Hasil Swab kemudian menunjukan Marindra positif terpapar Covid-19. Beberapa hari kemudian, kondisi pernafasannya semakin memburuk. Ia kemudian harus mendapatkan bantuan alat pernafasan.
"Saya untuk jalan ke toilet saja, tersengal-sengal, tidak kuat. Di ruang isolasi sebenarnya tidak banyak aktivitas,” papar Marindra.
©2020 Merdeka.com
Setelah tiga minggu menjalani isolasi di rumah sakit, kondisi fisiknya mulai membaik. Marindra kemudian melanjutkan isolasi mandiri di rumah. “Karena saat itu terbit Permenkes yang baru, yang menyatakan, jika selama satu minggu tidak muncul gejala atau OTG, maka bisa melanjutkan isolasi mandiri di rumah,” tutur perempuan warga Desa Kencong, Kecamatan Kencong, Jember ini.
Setelah hampir 4 minggu menjalani isolasi mandiri, Marindra kembali mengikuti tes Swab dan sudah dinyatakan negatif. Masa-masa awal menjalani isolasi di rumah sakit tempat ia bekerja, dirasakan sebagai momen berat dalam hidupnya. Namun, ia kemudian berusaha berdamai dengan keadaan untuk memotivasi diri sendiri.
"Saya percaya ini bisa sembuh dan Covid-19 bukan aib. Saya berusaha berpikir positif. Karena kalau stres, akan semakin lama saya di isolasi di rumah sakit. Manajemen stres ini menjadi salah satu kekuatan utama kesembuhan saya,” papar Marindra.
Berkat kekuatan berpikir positif, Marindra semangat menjalani pengobatan selama masa isolasi. Ia tidak hanya disiplin mengkonsumsi obat yang diberikan rumah sakit. Berbagai jamu, rempah-rempah atau empon-emponan ia konsumsi. Termasuk minyak kayu putih yang dipercaya banyak pihak berkhasiat menyembuhkan virus asal Kota Wuhan ini.
"Dukungan moral dari keluarga dan teman itu sangat membantu. Saya diberi jamu ini oleh banyak teman, saya habiskan. Rimpang dan minyak kayu putih juga, disamping medis,” tutur perempuan berjilbab ini.
Marindra kini sudah dinyatakan sembuh. Begitu pula kedua orang tuanya yang sempat menjalani isolasi di Rumah Sakit Bina Sehat (RSBS) Jember selama 3 minggu. Berkaca dari pengalamannya, Marindra berharap masyarakat semakin sadar akan pentingnya upaya pencegahan dari penyebaran Covid-19. “Biar tidak ada lagi yang menjalani isolasi seperti saya ini,” tegas Marindra.
Kepada orang-orang di sekitarnya, Marindra selalu mengajak untuk menaati protokol kesehatan seperti menggunakan masker, rajin mencuci tangan, dan menjaga jarak. “Sebab, itu ada landasan ilmiahnya,” ucap Marindra.
Kepada masyarakat yang masih tidak percaya Covid, Marindra berharap agar tidak menyebarkan hal itu kepada orang-orang disekitarnya. “Kalau masih ngotot tidak percaya Covid-19, silakan. Tapi jangan ajak-ajak orang lain. Cukup kamu aja yang ngeyel,” pungkas Marindra.
(mdk/gil)