10 Penyakit ini Ancam Kesehatan Badan di Saat Musim Hujan, Apa Saja?
Dengan datangnya musim hujan pada November 2024, masyarakat harus bersiap menghadapi berbagai tantangan kesehatan
Dengan datangnya musim hujan pada November 2024, Indonesia dihadapkan pada sejumlah tantangan kesehatan yang harus diwaspadai oleh seluruh masyarakat. Perubahan cuaca yang tiba-tiba dari musim kemarau ke musim hujan sering kali berdampak pada kesehatan, di mana gejala seperti demam, batuk, dan pilek mulai banyak ditemukan. Fenomena ini menjadi pengingat penting bagi setiap individu untuk lebih memperhatikan kesehatan serta daya tahan tubuh mereka.
Walaupun flu dan demam merupakan penyakit yang paling umum terjadi saat musim hujan, terdapat sejumlah penyakit lain yang juga patut diwaspadai. Beberapa penyakit yang muncul pada musim hujan dapat berkembang menjadi kondisi serius yang mengancam jiwa jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat. Oleh karena itu, pemahaman mengenai berbagai penyakit yang sering muncul selama musim hujan menjadi sangat penting bagi masyarakat.
-
Apa saja penyakit yang muncul di musim hujan? Selain flu, ada sejumlah penyakit lain yang bisa muncul di musim hujan, seperti:LeptospirosisPenyakit ini disebabkan oleh bakteri Leptospira interrogans yang menyebar melalui kontak dengan tanah, air, atau makanan yang terkontaminasi urine, darah, atau jaringan hewan yang terinfeksi. Gejala leptospirosis antara lain demam, sakit kepala, nyeri otot, dan muntah-muntah. Penyakit ini bisa menyebabkan komplikasi seperti meningitis, kerusakan hati dan ginjal, atau bahkan kematian. DiarePenyakit ini ditandai dengan feses yang encer dan cair, serta frekuensi buang air besar yang lebih sering dari biasanya. Penyebab diare adalah bakteri, virus, atau parasit yang masuk ke dalam tubuh melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi. Gejala diare antara lain kram perut, mual, muntah, dan demam. Jika diare tidak ditangani dengan baik, bisa menyebabkan dehidrasi, kekurangan elektrolit, atau bahkan kematian. Demam tifoidPenyakit ini disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi atau Salmonella paratyphi yang menyebar melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi. Gejala demam tifoid antara lain demam tinggi, sakit kepala, nyeri perut, mual, muntah, dan diare atau sembelit. Penyakit ini bisa menyebabkan komplikasi seperti perdarahan usus, perforasi usus, atau infeksi pada organ lain. Demam berdarah denguePenyakit ini disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Gejala demam berdarah antara lain demam tinggi, sakit kepala, nyeri otot dan sendi, ruam kulit, mual, muntah, dan perdarahan pada hidung, gusi, atau kulit. Penyakit ini bisa menyebabkan komplikasi seperti syok, gagal organ, atau kematian.MalariaPenyakit ini disebabkan oleh parasit plasmodium yang ditularkan oleh nyamuk anopheles. Gejala malaria antara lain demam, menggigil, keringat dingin, sakit kepala, mual, muntah, dan anemia. Penyakit ini bisa menyebabkan komplikasi seperti kerusakan otak, ginjal, hati, atau paru-paru. Penyakit tangan-kaki-mulutPenyakit ini disebabkan oleh virus coxsackie yang menular melalui kontak dengan sekresi hidung, air liur, atau tinja orang yang terinfeksi. Gejala penyakit tangan-kaki-mulut antara lain demam, sakit tenggorokan, ruam merah pada tangan, kaki, atau mulut, dan luka melepuh pada tangan, kaki, mulut, atau bokong. Penyakit ini biasanya menyerang anak-anak dan bisa sembuh dengan sendirinya dalam waktu 7-10 hari.Infeksi kulitPenyakit ini disebabkan oleh bakteri, jamur, atau virus yang masuk ke dalam kulit melalui luka, gigitan, atau iritasi. Penyakit ini bisa menyebar melalui kontak langsung dengan orang atau benda yang terinfeksi. Gejala infeksi kulit antara lain kulit merah, bengkak, gatal, nyeri, atau bernanah. Jenis infeksi kulit yang umum terjadi saat musim hujan antara lain kudis, kurap, bisul, atau impetigo.
-
Apa saja jenis penyakit musim hujan? Penyakit-penyakit ini dapat menular melalui air, makanan, atau nyamuk yang terkontaminasi, serta perubahan suhu dan kelembaban yang memengaruhi sistem imun tubuh.
-
Apa saja penyakit yang sering muncul di musim hujan? Ada lima penyakit yang kerap menyerang saat musim hujan terutama pada anak-anak, seperti yang telah kami rangkum dari berbagai sumber.
-
Apa penyakit yang muncul di musim hujan? Waspadai 5 Jenis Penyakit yang Mengancam kala Musim Hujan Memasuki musim penghujan seperti sekarang, sejumlah jenis penyakit juga mulai mengintai dan mengancam. Di sisi lain, kita juga harus tetap menjaga kesehatan dengan baik guna mengurangi risiko kemungkinan terkena penyakit yang mungkin muncul pada musim ini.
-
Apa penyakit yang paling sering terjadi di musim hujan? Penyakit menular yang paling umum muncul selama musim hujan adalah pilek dan flu.
-
Apa saja penyakit kulit di musim hujan? Saat musim hujan, kulit bisa terserang penyakit karena beberapa faktor, antara lain:Tingkat kelembapan udara yang meningkat. Kelembapan udara yang tinggi dapat memicu sekresi minyak berlebih pada kulit, membuat kulit gatal dan mudah iritasi. Kelembapan udara juga dapat memungkinkan bakteri dan jamur untuk berkembang biak lebih cepat, membuat kulit rentan terhadap infeksi. Suhu yang rendah. Suhu yang rendah dapat menyebabkan kulit menjadi kering dan pecah-pecah, sehingga menurunkan fungsi pelindung kulit. Kulit yang kering dan pecah-pecah juga dapat menyebabkan gatal-gatal dan peradangan.Jamur, spora, dan kuman lainnya. Jamur, spora, dan kuman lainnya dapat menyebar melalui air hujan, genangan air, atau kontak langsung dengan orang atau benda yang terinfeksi. Jika kulit tidak dalam kondisi sehat, jamur, spora, dan kuman dapat menimbulkan berbagai penyakit kulit, seperti kutu air, kurap, infeksi kuku, skabies, folikulitis, dan lain-lain.
Kesadaran dan kesiapan untuk menghadapi ancaman penyakit musim hujan merupakan kunci dalam menjaga kesehatan masyarakat. Dengan mengetahui berbagai jenis penyakit yang mungkin muncul, masyarakat dapat mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat untuk melindungi diri dan keluarga mereka. Lantas, penyakit apa saja yang sering mengintai manusia di musim hujan?
Berikut ini ulasani penyakit yang sering menyerang manusia di musim hujan, yang telah dirangkum Liputan6 pada Senin (11/11/2024).
1 . Diare
Perubahan cuaca saat musim hujan dapat meningkatkan risiko kontaminasi pada makanan dan minuman, yang berujung pada pertumbuhan bakteri dan parasit penyebab diare. Untuk mencegah terjadinya diare, terutama pada anak-anak, sangat penting untuk tidak menggunakan air hujan dalam aktivitas dapur, terutama saat mencuci peralatan makan.
Tingkat kontaminasi yang tinggi dari air hujan dapat memperbesar kemungkinan terjadinya infeksi. Para ahli kesehatan merekomendasikan agar air minum selalu dimasak terlebih dahulu dan bahan makanan dicuci dengan air bersih yang mengalir.
2. Flu
Gejala flu pada anak-anak dapat dikenali dari beberapa tanda, seperti kelelahan berlebih, ketidaknyamanan tubuh disertai demam, menggigil, nyeri otot, batuk, dan penurunan nafsu makan. Untuk mencegah infeksi virus ini, penting bagi anak untuk terbiasa mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
Selain itu, mereka harus menghindari kontak langsung tangan dengan wajah serta membawa perlengkapan kebersihan pribadi, seperti tisu atau sapu tangan, terutama saat batuk untuk mencegah penyebaran virus. Memastikan anak mendapatkan asupan nutrisi yang cukup juga sangat penting untuk meningkatkan daya tahan tubuh mereka.
3. Tifus
Demam tifoid, yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhosa, sering kali ditemukan dalam air yang tergenang dan terkontaminasi. Untuk mencegah penyakit ini, penting untuk memperhatikan kebersihan makanan dan minuman yang dikonsumsi.
Menghindari jajanan yang tidak terjamin kebersihannya, menjaga sanitasi lingkungan, serta memastikan peralatan makan dibersihkan dengan benar dan menyeluruh adalah langkah-langkah yang harus diambil. Jika gejala tifoid muncul, sangat disarankan untuk segera melakukan pemeriksaan laboratorium guna mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat.
4 . Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA)
Musim hujan sering kali menyebabkan lonjakan kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) dengan gejala umum seperti demam, pilek, batuk, bersin, dan radang tenggorokan. Apabila gejala tersebut bertahan lebih dari tiga hari tanpa perbaikan, sangat penting untuk mendapatkan pemeriksaan medis agar dapat mencegah komplikasi yang lebih serius.
Pemeliharaan kesehatan lingkungan, khususnya kebersihan rumah, menjadi hal yang sangat penting dalam upaya pencegahan ISPA. Selain itu, penguatan sistem imun melalui konsumsi makanan yang kaya akan vitamin C, pola makan yang teratur, dan kualitas tidur yang baik juga sangat diperlukan untuk mencegah penyakit ini.
5. Leptospirosis
Leptospirosis adalah penyakit zoonosis yang disebabkan oleh bakteri Leptospira, yang ditularkan melalui hewan, terutama tikus, di Indonesia. Pada musim hujan dan saat banjir, tikus yang biasanya bersembunyi di dalam tanah akan keluar dan berkeliaran di sekitar pemukiman manusia. Kotoran dan urin tikus yang mengandung bakteri Leptospira dapat mencemari air banjir, sehingga meningkatkan risiko infeksi, terutama bagi individu yang memiliki luka terbuka dan terpapar air yang terkontaminasi.
Pencegahan dapat dilakukan dengan cara menghindari kontak langsung dengan air tergenang, menggunakan sepatu bot saat banjir, serta menjaga kebersihan lingkungan untuk mengurangi populasi tikus. Untuk mengatasi masalah ini, langkah-langkah antisipasi yang bisa diambil adalah:
- Selalu menjaga kebersihan.
- Hindari sebisa mungkin kontak dengan air banjir, terutama jika Anda memiliki luka di kaki.
- Gunakan pelindung seperti sepatu boot jika terpaksa harus berada di daerah banjir.
- Mencegah keberadaan tikus di sekitar kita.
- Segera berobat ke fasilitas kesehatan jika mengalami sakit yang berkepanjangan.
6. Penyakit Kulit
Musim hujan membawa sejumlah gangguan kulit seperti infeksi dan alergi yang menjadi ancaman serius bagi kesehatan masyarakat, terutama ketika kebersihan sulit terjaga dengan baik. Kondisi ini semakin kritis di lokasi pengungsian korban banjir, di mana kepadatan penduduk tinggi dan fasilitas sanitasi terbatas, menciptakan kondisi yang ideal untuk penyebaran infeksi kulit.
Para ahli kesehatan merekomendasikan agar kita tetap menjaga kebersihan diri dengan mandi secara teratur menggunakan air bersih dan sabun antiseptik, serta menghindari berbagi handuk atau pakaian dengan orang lain untuk mencegah penularan.
7. Penyakit Saluran Cerna
Penyakit saluran cerna, seperti demam tifoid, sering kali disebabkan oleh masalah kebersihan dan kesehatan makanan yang dikonsumsi. Oleh karena itu, menjaga kebersihan makanan dan lingkungan sangat penting untuk mencegah penyebaran penyakit ini.
8. Demam Berdarah
Musim hujan memberikan kondisi yang sangat mendukung bagi perkembangan nyamuk Aedes aegypti, yang merupakan vektor utama penyebab demam berdarah. Peningkatan jumlah genangan air pada barang-barang bekas seperti ban, kaleng, dan wadah-wadah yang tidak terpakai menjadi lokasi ideal bagi nyamuk untuk berkembang biak.
Untuk mencegah lonjakan kasus DBD, masyarakat diharapkan dapat melakukan gerakan 3M Plus secara konsisten, yaitu Menguras tempat penampungan air secara rutin, Menutup rapat wadah penyimpanan air, dan Mengubur atau mendaur ulang barang bekas yang berpotensi menampung air. Selain itu, Plus-nya mencakup penggunaan kelambu, obat nyamuk, serta pemeliharaan ikan pemakan jentik.
9. Demam Tifoid
Demam tifoid adalah infeksi serius yang disebabkan oleh Salmonella Typhi, dan penyebarannya cenderung meningkat selama musim hujan. Bakteri ini hanya dapat bertahan hidup dalam tubuh manusia dan menyebar melalui kontaminasi feses dan urin penderita terhadap makanan dan air.
Oleh karena itu, penting untuk menerapkan praktik higiene yang ketat, seperti mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir setelah menggunakan toilet dan sebelum menyentuh makanan. Selain itu, sangat disarankan untuk memastikan bahwa makanan dimasak dengan matang dan air minum direbus hingga mendidih.
10. Cikungunya
Penyakit Cikungunya sudah dikenal sejak lama, namun kembali marak saat musim hujan tiba. Penyakit ini disebabkan oleh virus yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Gejala yang muncul sangat khas, antara lain demam tinggi mendadak, nyeri sendi yang hebat (terutama pada lutut, pergelangan, dan jari-jari), serta ruam kemerahan pada kulit.
Gejala tambahan yang mungkin muncul termasuk nyeri otot, sakit kepala, menggigil, konjungtivitis, gangguan pencernaan, dan pembengkakan kelenjar getah bening. Perbedaan utama antara Cikungunya dan demam berdarah terletak pada intensitas nyeri sendi yang lebih parah pada Cikungunya. Pencegahan penyakit ini terutama berfokus pada pengendalian populasi nyamuk dan perlindungan diri dari gigitan nyamuk.