Petani Riau Berharap Gebrakan Dirjen Perkebunan Tangani Persoalan Peremajaan Sawit
Dirjen Perkebunan Kementerian Pertanian, Andi Nur Alamsyah dilantik sebagai komisaris PTPN V, salah satu anak perusahaan Holding Perkebunan Nusantara III Persero. Asosiasi Petani Kelapa Sawit Petani Inti Rakyat (Aspekpir) menunggu gebrakan Andi Nur dalam mengakselerasi peremajaan sawit.
Direktur Jenderal (Dirjen) Perkebunan Kementerian Pertanian, Andi Nur Alamsyah dilantik sebagai komisaris PT Perkebunan Nusantara (PTPN) V, salah satu anak perusahaan Holding Perkebunan Nusantara III Persero. Asosiasi Petani Kelapa Sawit Petani Inti Rakyat (Aspekpir) menunggu gebrakan Andi Nur dalam mengakselerasi peremajaan sawit petani kecil.
Hal tersebut disampaikan Ketua DPP Aspekpir, Setyono saat bertemu dengan Andi di Pekanbaru, Jumat (27/1). Dia menilai, kebijakan dan strategi yang ditempuh Andi Nur memiliki peran besar dalam memperkuat petani sawit yang maju dan modern.
-
Apa keistimewaan Desa Kalipait? Desa Kalipait di Kecamatan Tegaldlimo, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, merupakan desa terluas di Pulau Jawa. Berdasarkan data Badan Informasi Geospasial, luas desa ini mencapai 428,98 kilometer persegi.
-
Kenapa Kulat Pelawan mahal? Jika dijual, Kulat Pelawan amat mahal, harganya bisa mencapai jutaan rupiah per kilogram. Proses pertumbuhan jamur ini konon terbilang sulit, karena harus menunggu sambaran petir. Semakin jarang ditemukan, makin tinggi juga harganya di pasaran.
-
Apa yang ditemukan di Kalimantan? Sisa-sisa kuno bagian bumi yang telah lama hilang ditemukan di Kalimantan. Penemuan lempeng Bumi yang diyakini berusia 120 juta tahun.
-
Bagaimana pembagian wilayah di Desa Kalipait? Kendati wilayahnya sangat luas, desa ini hanya terbagi menjadi dua dusun, yakni Dusun Purworejo dan Dusun Kutorejo.
-
Kenapa KEK Singhasari penting? KEK Singhasari berkonsentrasi pada platform ekonomi digital untuk bersinergi dengan perkembangan antara bisnis pariwisata dan ekonomi digital.
-
Apa yang ditemukan di Kalimantan Utara? Lempeng tektonik berumur 120 juta tahun dengan ukuran seperempat dari Samudera Pasifik terungkap berada di Kalimantan Utara setelah sebagian besar bagian kerak Bumi masuk ke dalam lapisan dalam Bumi.
Terlebih lagi, kata Setyono, dalam tiga tahun terakhir PTPN V di bawah kendali Chief Executive Officer Jatmiko Santosa terbukti berhasil meningkatkan kesejahteraan petani sawit melalui penerapan pola kemitraan yang transparan, dan mengutamakan penguatan petani mitra dan petani swadaya melalui berbagai inisiatif program.
"Pertama, kami sangat bersyukur Pak Dirjen sekarang berada di PTPN V. Beliau sosok yang sangat aktif dan memiliki semangat tinggi demi kemajuan sawit. Kemudian, kita ketahui bersama di PTPN V juga ada Pak Jatmiko yang telah merombak dan mentransformasi total pola kemitraan di Riau ini untuk memperkuat PSR. Sinergi dua sosok ini kami harapkan akan berpengaruh besar dalam peremajaan sawit ke depannya, tidak hanya di Riau, namun di Indonesia umumnya," kata Setyono.
Dia melanjutkan, saat ini para petani dihadapkan dengan beragam persoalan pelik untuk meremajakan sawit renta. Namun, ia berharap dengan diangkatnya Andi sebagai komisaris PTPN V yang menggandeng 51 ribu lebih hektare lahan petani mitra, dapat menjadi kesempatan bagi pria kelahiran Pinrang tersebut menjadi momen yang tepat untuk mengurai persoalan yang ada.
"Sudah pasti, dengan beliau menjadi komisaris PTPN V, maka akan semakin jelas mengetahui permasalahan yang dihadapi petani sawit," paparnya.
Lebih jauh, Setyono juga berharap Andi dapat mendengar lebih banyak suara hati para petani.
"Selaku Aspekpir, kami ingin dapat berkolaborasi dengan Pak Dirjen. Aspekpir adalah mitra pemerintah untuk memajukan perkebunan rakyat. Kita harus lebih bergairah lagi demi kemajuan perkebunan sawit Indonesia," tuturnya.
Sebelumnya, Kementerian BUMN menunjuk Andi Nur Alamsyah sebagai komisaris PTPN V yang berkantor pusat di Kota Pekanbaru, Provinsi Riau. Kapasitas Andi sebagai Dirjen Perkebunan diharapkan mampu memperkuat anak perusahaan Holding Perkebunan Nusantara itu yang dalam tiga tahun terakhir fokus mentransformasi dan mengakselerasi peremajaan sawit di Bumi Lancang Kuning.
Selama tiga tahun terakhir, PTPN V telah menjadi perusahaan perkebunan milik negara dengan PSR terluas di Indonesia yang mencapai 9.000 hektare dan ditargetkan mencapai 22.444 hektare hingga 2026 mendatang.
Peremajaan sawit yang dilaksanakan PTPN V berbanding lurus dengan peningkatan produktivitas petani mitra. Pada 2021 lalu, produktivitas petani yang bermitra dengan PTPN V mencapai 26 ton per hektare per tahun.
Angka itu jauh dari rerata nasional sebesar 19 ton per hektare per tahun. Kemudian, sejak 2021 lalu, PTPN V juga meluncurkan program penyediaan jutaan bibit sawit unggul secara daring kepada masyarakat sebagai bagian penguatan peremajaan sawit petani.
Baca juga:
Pengusaha Kelapa Sawit: Indonesia Tidak Takut Kehilangan Eropa
Kolaborasi Program B35 dan Bursa Harga Acuan Bakal Perkuat Industri Sawit Indonesia
Kebun Kelapa Sawit dan Besi Tua Jadi Paling Laku di Lelang Pemerintah 2022
Terkuak, Ini Penyebab Industri Sawit Indonesia Kalah Dibanding Malaysia dan China
Ini Saran untuk Pemerintah yang Ingin Buat Harga Acuan Sawit Indonesia