Petugas bandara Kalimarau waspadai ragam cara penyelundupan satwa
Penyelundupan empat anak buaya dari Berau, Kalimantan Timur menuju Surabaya, Jawa Timur, digagalkan petugas Aviation Security (Avsec) Bandara Kalimarau, Berau, Selasa (9/5) lalu. Belakangan diketahui, upaya penyelundupan anak buaya, bukan kali ini saja.
Penyelundupan empat anak buaya dari Berau, Kalimantan Timur menuju Surabaya, Jawa Timur, digagalkan petugas Aviation Security (Avsec) Bandara Kalimarau, Berau, Selasa (9/5) lalu. Belakangan diketahui, upaya penyelundupan anak buaya, bukan kali ini saja.
Awal April 2017 lalu, petugas Avsec bandara juga menggagalkan penyelundupan anak buaya, tujuan Jakarta. Enam anak buaya, disita petugas, dan diserahkan ke BKSDA Kaltim beserta Balai Karantina Berau.
"Ya, empat anak buaya yang kita gagalkan pengirimannya hari Selasa kemarin itu, adalah yang kedua kalinya. Sebelumnya, ada 6 anak buaya yang sama, juga hendak dikirim ke luar Berau, tujuan Jakarta," kata Kepala Bandara Kalimarau Berau, Bambang Hartato, kepada merdeka.com, Kamis (11/5).
"Modusnya kurang lebih sama dengan kemasan paket barang kargo, berupa kemasan makanan. Karena ini kedua kalinya, kami tentu mesti lebih berhati-hati," ujar Bambang.
Beluk diketahui jelas motif pengirim barang berisi anak buaya, untuk menyelundupkan satwa dilindungi berdasarkan berdasarkan PP Nomor 7 Tahun 1999 tentang Perlindungan Satwa dan Tumbuhan. "Jenis buaya yang hendak dikirimkan ke luar Berau itu, buaya muara. Tentu mengacu pada PP itu, semua jenis buaya dilindungi," terang Bambang.
"Memang, beragam cara pihak yang tidak bertanggungjawab, untuk menyelundupkan satwa keluar Kalimantan. Tentu petugas kami tidak boleh lengah, mesti lebih jeli mengamati paketan barang sebelum masuk kargo," tambahnya.
Bambang mewanti-wanti, perusahaan jasa ekspedisi, lebih teliti, dan tidak menerima begitu saja paket kiriman dari pengirim. Terlebih lagi, barang-barang yang berpotensi mengganggu keselamatan penerbangan dan melanggar hukum.
"Yang jelas, kalau kirim satwa ke luar, mesti ada surat pengantar atau izin dari balai karantina," pungkas Bambang.
Diketahui, 4 anak buaya, gagal kirim ke Surabaya, 10 Mei 2017 lalu. Buaya itu dimuat dalam tupperware. Petugas Avsec yang memeriksa melalui X-Ray, sebelumnya curiga paket itu berisi satwa. Kecurigaan terbukti, setelah kemasan dibongkar. Rencananya saat itu, menggunakan penerbangan Sriwijaya Air pukul 07.30 Wita.