Pimpinan DPR ini dukung GNPF demo 5 Mei untuk kawal vonis Ahok
Pimpinan DPR ini dukung GNPF bikin 5 Mei untuk kawal vonis Ahok. Wakil Ketua DPR yang juga politikus PAN, Taufik Kurniawan, tidak melihat aksi simpatik besok untuk mengintervensi proses hukum penistaan agama yang tengah berjalan.
Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) MUI dan sejumlah ormas Islam bakal menggelar aksi untuk kesekian kalinya pada Jumat (5/5) besok. Aksi yang diberi nama 'Aksi Simpatik Menjaga Independen Hakim' sekaligus untuk mengawal sidang vonis terdakwa penistaan agama Basuki T Purnama (Ahok) yang digelar 9 Mei mendatang.
Wakil Ketua DPR Taufik Kurniawan mendukung umat Islam menggelar demo jika bertujuan memberikan dukungan kepada hakim agar bertindak adil dalam memutuskan kasus penistaan agama yang menjerat Ahok, sapaan Basuki. Asalkan dilakukan secara tertib dan damai.
"Silakan dilakukan secara tertib aman lancar damai. Sehingga harapannya apa yang diinginkan semuanya tetap memberikan dukungan kepada majelis hakim untuk memberikan yang terbaik seadil-adilnya sesuai dengan judgement hukum dari para pengambil keputusan," kata Taufik di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (4/5).
Taufik memahami maksud dan keinginan yang disampaikan pendemo. Menurutnya, pendemo hanya ingin proses peradilan terhadap Ahok bisa berjalan adil tanpa berpihak pada pihak tertentu.
"Demo ini sebetulnya ditujukan untuk keinginan kelompok masyarakat agar proses pengadilan berjalan secara adil, secara bijak sehingga tidak ada keberpihakan pada pihak manapun itu saja yang kita harapkan dari majelis hakim," terangnya.
"Sekiranya jika ada unsur dalam tanda kutip yang dirasakan mungkin oleh pengunjuk rasa kurang memenuhi aspek keadilan, kita harapkan semua semoga Pak Hakim semuanya memenuhi aspek keadilan yang dirasakan dan yang dituntut besok," sambungnya.
Wakil ketua umum PAN ini tidak melihat aksi simpatik besok untuk mengintervensi proses hukum penistaan agama yang tengah berjalan. "Ya ndak, yang dimaksud intervensi kan tidak ada kekuatan apapun kecuali aspirasi masyarakat," pungkasnya.
Sebelumnya, seruan meminta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dihukum berat dalam kasus penistaan agama belum juga surut. Tercatat sudah beberapa kali aksi serupa dilakukan terhitung sejak November 2016 lalu.
Dalam waktu dekat dikabarkan aksi serupa kembali dilakukan pada Jumat 5 Mei pekan ini. Penggagasnya masih sama dengan sebelumnya, Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) MUI dan sejumlah ormas Islam.
Aksi ini akan dimulai dengan melakukan longmarch dari Masjid Istiqlal menuju ke Gedung Mahkamah Agung (MA). Aksi yang dinamakan 'Aksi Simpatik Menjaga Independen Hakim' sekaligus untuk mengawal sidang vonis Ahok yang digelar 9 Mei mendatang.
Baca juga:
Kompak menolak aksi 5 Mei untuk Ahok
Soal aksi 5 Mei, Djarot minta semua pihak hormati hukum dan hakim
Polda Metro kerahkan intelijen pantau aksi 5 Mei
JK nilai tak perlu lagi aksi 5 Mei soal Ahok
Kapolri ingatkan massa aksi 55 tak intervensi hakim kasus Ahok
Demo bela Islam GNPF MUI bikin jengah Kapolda Metro Jaya
Kapolri Tito nilai aksi 5 Mei tidak perlu dilakukan
-
Siapa yang membiayai kehidupan Ahok ketika ia tinggal di Jakarta? Keluarga Misribu-lah yang membiayai hidup Ahok selama di Jakarta.
-
Apa yang diresmikan oleh Jokowi di Jakarta? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan kantor tetap Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Asia di Menara Mandiri 2, Jakarta, Jumat (10/11).
-
Bagaimana Ahok memulai karier politiknya? Ia memulai karier politiknya sebagai anggota DPRD DKI Jakarta setelah terpilih pada tahun 2004.
-
Bagaimana Ahok terlihat dalam fotonya saat kuliah? Tampak pada foto, Ahok tengah bergaya bersama teman-temannya saat awal masa kuliah di Trisakti.
-
Di mana letak Desa Adat Sijunjung? Perkampungan ini terletak di Jorong Padang Ranah dan Tanah Bato, Nagari Sijunjung, Kabupaten Sijunjung, Sumatra Barat.
-
Apa yang dibahas Indonesia di Sidang Umum ke-44 AIPA di Jakarta? “AIPA ke-44 nanti juga akan membahas persoalan kesejahteraan, masyarakat, dan planet (prosperity, people, and planet),” kata Putu, Rabu (26/7/2023).