Polda Jateng sita 2,3 ton kertas sampul Alquran bahan baku terompet
Ada tujuh polres di Jateng yang menangani kasus peredaran terompet ini.
Sebanyak 2,3 ton kertas bekas sampul Alquran yang digunakan sebagai bahan baku terompet tahun baru 2016 disita oleh penyidik Reserse Kriminal Umum Kepolisian Daerah Jawa Tengah (Reskrimum Polda Jateng).
Selain bahan baku tersebut, penyidik juga telah menyita beberapa alat pendukung dan kelengkapan untuk membuat terompet tahun baru dari sampul Alquran itu.
"Sebanyak 2,3 ton kertas yang merupakan bekas sampul bertuliskan arab, jangan ditonjolkan Alqurannya, sudah kami sita di Klaten. Penyitaan itu dilakukan oleh anggota kami di Polres Klaten," tegas Kabid Humas Polda Jateng Kombes Pol Alloysius Liliek Darmanto kepada merdeka.com Senin (28/12).
Selain itu, Liliek juga menjelaskan telah melakukan pemeriksaan terhadap beberapa pihak yang terkait dengan kasus penjualan terompet bersampul Alquran tersebut.
"Yang kami mintai keterangan lebih dari tiga orang. Tidak ada yang kami tangkap. Tapi baru kami mintai keterangan sehingga belum ada tersangka," terangnya.
Liliek membenarkan jika kasus terompet bersampul Alquran ini terjadi di lebih dari satu wilayah di Jawa Tengah.
"Dari laporan yang kami terima ada tujuh Polres yang menangani kemudian menarik peredaran terompet tersebut dari pasaran. Ketujuh polres tersebut di antaranya di Blora, Klaten, Demak, Pekalongan, Batang dan Wonogiri," tuturnya.
Liliek berharap masyarakat, khususnya umat Islam tidak terpancing kasus ini. Sebab, secara kebetulan menurutnya kertas yang digunakan adalah kertas bekas sampul yang bertuliskan arab.
"Jangan ditonjolkan Alqurannya. Kebetulan kertas bahan itu bekas sampul yang bertuliskan huruf arab. Sekarang sudah kami sita dan kami amankan sebagai barang bukti," ujarnya.
Liliek menambahkan agar masyarakat tidak melakukan tindakan yang anarkis yang tidak tidak diinginkan oleh polisi.
"Percayakan masalah ini kepada kami dan kami sudah melakukan gerak cepat untuk menarik ribuan terompet yang ada di pasaran. Jangan bertindak anarkis, jaga dan pertahankan Jateng dengan situasi kondisi amannya," pungkas Liliek.