Polda Riau Kirim Sampe DNA Orang Tua Putri, Korban Jatuh Sriwijaya Air
Kedua orang tua Putri, korban Sriwijaya Air berdomisili di Kota Pekanbaru.
Putri Wahyuni (25), warga Kota Pekanbaru, menjadi salah satu korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air, di perairan Kepulauan Seribu, Sabtu (9/1) lalu. Kejadian itu membuat keluarganya syok dan dirundung kesedihan mendalam.
Untuk membantu tim yang mencari jenazah para korban, Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Riau mengirimkan sampel DNA orang tua Putri. Sampel DNA itu digunakan untuk kepentingan identifikasi korban pesawat nahas jenis Boeing 737-400 tersebut.
-
Kenapa Hari Air Sedunia penting? Peringatan ini menyoroti tantangan-tantangan besar yang dihadapi dunia dalam hal krisis air, termasuk polusi air, perubahan iklim, dan ketidaksetaraan akses terhadap air bersih.
-
Siapa Aero Aswar? Aero Aswar bukanlah individu biasa; ia merupakan seorang atlet jet ski yang telah meraih banyak prestasi.
-
Kapan Hari Air Sedunia diperingati? Hari Air Sedunia adalah peringatan global yang diadakan setiap tahun pada tanggal 22 Maret untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya air bersih dan keberlanjutannya.
-
Kapan pesawat Thai Airways 311 jatuh? Pesawat ini melakukan penerbangan pertamanya pada 2 Oktober 1987. Awalnya beroperasi dalam maskapai Kanada Wardair dengan registrasi C-FGWD, Wardair lalu diakuisisi oleh Canadian Airlines International pada tahun 1989 dan operasi mereka terkonsolidasi dan terintegrasi di bawah panji Canadian Airlines.
-
Kapan Air Terjun Nyarai terbentuk? Di sini, kamu bisa menikmati gemuruh air dan kolamnya yang terbentuk sejak ratusan tahun lalu.
-
Kapan AirAsia QZ8501 jatuh? Pada 28 Desember 2014, pesawat AirAsia QZ8501 lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta menuju Singapura.
"Kita sudah mengambil sampel DNA dari orang tua kandung korban, kebetulan Sabtu (usai kejadian) sudah diambil sampel dari dua bagian, yaitu swab mulut dan satunya dari darah kering," ujar Kepala Rumah Sakit Bhayangkara Polda Riau, AKBP Agung Senin (10/1).
Agung menjelaskan, tim Dokkes Bhayangkara Polda Riau melakukan pengambilan data antemortem dari korban atas nama Putri Wahyuni. Kedua orangtuanya berdomisili di Kota Pekanbaru.
"Sejumlah dokumen terkait juga disiapkan. Semua dikirim ke tim DVI Pusat berupa DNA dari orangtua kandung korban, dari ayah dan ibunya," kata Agung.
Selain itu, Agung menyebutkan, data pendukung lainnya seperti data rekam medis atau data rekam medis gigi, juga sudah disiapkan. "Menurut informasi juga sudah diambil data dari rontgen panoramic gigi," jelasnya.
Sampel DNA serta seluruh data dan dokumen pendukung lainnya, dikumpulkan menjadi satu sebagai data antemortem korban. Selanjutnya dikirim ke Posko DVI Pusat, Jakarta.
"Jadi yang akan direkonsiliasi, akan dimatchingkan dengan data posmortem," ucapnya.
Sedangkan data dan dokumen antemortem Putri Wahyuni, dibawa oleh abang kandungnya, Aulia Riski ke Jakarta. Berkas tersebut berupa KTP korban, ijazah, akte kelahiran, dan lainnya.
Berdasarkan data manifest penumpang pesawat Sriwijaya Air dengan call sign SJY-182, salah satu korbannya atas nama Putri Wahyuni, warga Kelurahan Limbungan, Kecamatan Rumbai Pesisir, Kota Pekanbaru, Riau.
Putri tidak sendirian, dia terbang bersama suaminya, Ihsan Adhlan Hakim dari Bandara Soekarno Hatta Cengkareng, dengan tujuan Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar) menggunakan Sriwijaya.
Pesawat itu lost contact dan jatuh di sekitar perairan Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Pasangan suami istri muda yang baru menikah 11 bulan itu, berangkat ke Pontianak untuk menggelar resepsi Ngunduh Mantu. Keduanya baru menikah pada Maret 2020 lalu.
Baca juga:
Penyelam Temukan Gaun Pengantin hingga Seragam Pramugari Sriwijaya Air
CEK FAKTA: Hoaks Video Situasi di Dalam Pesawat Sriwijaya Air SJ-182 Sebelum Jatuh
Sahabat Ungkap Curhatan Terakhir Youtuber Faisal Rahman, Penumpang Sriwijaya SJ-182
Keluarga Pramugari Oke Dhurrotul Jannah Ikhlas dan Berharap Proses Pencarian Lancar
Diperintah Kapolri, Kabaharkam Cek Lokasi Sriwijaya Air Jatuh