Polisi bermental labil bagaimana mau layani warga
Aksi nekat tersebut bisa dihindari jika atasan dapat melihat adanya perubahan kejiwaan bawahan.
Kasus anggota polisi bunuh diri kembali terjadi. Kali ini, Kanit Lantas Polsek Cipondoh Kota Tangerang Iptu Budi Riyono diduga nekat bunuh diri dengan cara menembak kepala, karena niatnya menikahi Helin Herlina (34) bertepuk sebelah tangan.
Jasad Iptu Budi ditemukan tewas di kediamannya, di Gondrong, Kecamatan Cipondoh, Kota Tangerang pada Sabtu (31/10) pagi. Jasad korban kemudian dibawa ke Rumah Sakit Usada Insani.
Sosiolog Musni Umar mengatakan, polisi yang melakukan aksi bunuh diri sudah mengalami depresi akut. Aksi nekat tersebut, lanjutnya bisa dihindari jika polisi, dalam hal ini atasan korban dapat melihat adanya perubahan kejiwaannya.
"Nyaris tidak diperhatikan. Memandang mereka sudah dilatih bertugas seperti itu, sudah siap mental dan fisik. Padahal kan tidak ada yang tahu jika jiwa mereka begitu kuat," kata Musni Umar saat dihubungi, Senin (2/11).
Lebih lanjut, Musni menambahkan, hal ini tidak bisa terus terjadi. Karena korps Bhayangkara berada di barisan terdepan sebagai pelindung dan pengayom masyarakat.
"Jika polisinya saja tidak mampu melindungi dirinya, bagaimana mereka bisa melindungi masyarakat?" ujarnya.
Dia menjelaskan, salah satu hal yang perlu diperhatikan agar kasus seperti ini tidak terulang lagi adalah dengan sering melakukan tes psikologi. Selain itu, ritual agama lebih ditingkatkan lagi.
"Saya kira penting itu. Agama diperkuat, tidak cuma ritual agama, jiwa mereka harus dipompakan pada nilai pengabdian dan semangat kerja," ujarnya.