Polisi buru pemimpin padepokan Dimas Kanjeng di Samarinda
Polisi buru pemimpin padepokan Dimas Kanjeng di Samarinda. Sumaryono berangkat ke Jawa Timur, pascapenangkapan Dimas Kanjeng. Terlebih lagi, pascapelaporan pengikutnya ke kepolisian, Sumaryono belum menampakkan diri di padepokannya. Dia sempat dikabarkan akan pulang ke padepokan, pada Jumat (7/10) lalu.
Pemimpin Yayasan Padepokan Dimas Kanjeng (YPDK) Majelis Ta'lim Daarul Ukhuwah Sumaryono menghilang dari padepokannya di Jalan Ir Sutami, Karang Asam Ulu, kecamatan Sungai Kunjang, Samarinda, Kalimantan Timur. Kini keberadaan dia tengah diselidiki kepolisian.
Pencarian Sumaryono, yang bergelar Sultan Agung dari Dimas Kanjeng sejak November 2015 lalu, bukan tanpa alasan. Pasalnya, padepokan itu dilaporkan pengikutnya, Sabtu (8/10) lalu, ke Polresta Samarinda. Pelapor mengaku uang tunai yang dia setorkan Rp 23,5 tidak kunjung tergandakan seperti yang dijanjikan.
"Iya, kita sedang selidiki keberadaannya Sultan Agung," kata Kasat Reskrim Polresta Samarinda, Kompol Sudarsono, kepada merdeka.com, Senin (10/10) sore.
Informasi yang didapat, Sumaryono berangkat ke Jawa Timur, pascapenangkapan Dimas Kanjeng. Terlebih lagi, pascapelaporan pengikutnya ke kepolisian, Sumaryono belum menampakkan diri di padepokannya. Dia sempat dikabarkan akan pulang ke padepokan, pada Jumat (7/10) lalu.
"Waktu ditutup padepokan itu sementara waktu oleh Pemkot dan jajaran tanggal 6 Oktober 2016 lalu, pemimpin padepokan (Sumaryono) sebelumnya sudah berangkat ke Jawa. Jadi kita masih lakuan lidik keberadaannya," ujar Sudarsono.
"Laporan korban yang melapor ke kita, terkait dugaan pidana penipuan pasal 378 KUHP. Kita sidik lebih jauh terkait keterangan korban ya. Kita juga terus terbuka untuk korban lainnya yang melapor," ungkap Sudarsono.
"Kalau saat melapor, korban sudah menyerahkan sejumlah uang dengan janji digandakan. Untuk itu, kita lidik keberadaannya, kita mau minta keterangan dia," tambahnya.
Sementara di padepokan, Sumaryono juga tidak terlihat. Dua hari terakhir, cuma terlihat satu dua orang yang bertugas sebagai penjaga padepokan. Sementara anak dan istri Sumaryono, baru-baru ini terlihat, namun tidak tinggal padepokan, melainkan tinggal di rumah orangtua Sumaryono.
"Kalau Pak Sumaryono masih di Jawa. Istri dan anaknya, di rumah orangtua Pak Sumaryono tidak jauh dari padepokan," kata Suyamto, tetangga seberang padepokan di RT 22 kepada merdeka.com.
Diterangkan Suyamto, warga setempat tetap berjaga-jaga, mengingat tiap Selasa malam Rabu, padepokan menggelar pengajian. Padahal, padepokan ditutup sementara oleh Pemkot Samarinda.
"Kalau karton pemberitahuan padepokan ditutup masih ada terpasang. Cuma mungkin belum banyak yang tahu ya. Jadi, warga yang akan memberitahunya kalay padepokan ditutup sementara. Kalau warga sih maunya ditutup selamanya, bukan sementara," ujar Suyamto.
Baca juga:
Video: Senyum Marwah Daud pamerkan duit dari Dimas Kanjeng
Bareskrim tetapkan Taat Pribadi tersangka kasus penipuan Rp 25 M
Ikut Padepokan Dimas Kanjeng, Rukoyah dua bulan tak pulang ke rumah
Kenapa Marwah Daud yang berpendidikan tinggi percaya Dimas Kanjeng?
Korban Dimas Kanjeng mengaku disuruh sabar oleh Marwah Daud
Mau pulang, eks pengikut Dimas Kanjeng dibekali uang & transportasi
Modus Taat Pribadi tipu korban, dari air keramat sampai kotak ATM
-
Bagaimana performa Dimas Drajad di Timnas Indonesia? Sejak saat itu, ia telah tampil sebanyak 13 kali untuk Skuad Garuda dan mencetak enam gol, termasuk hattrick yang ia raih melawan Brunei Darussalam pada Oktober 2023.
-
Apa yang diresmikan oleh Jokowi di Jakarta? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan kantor tetap Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Asia di Menara Mandiri 2, Jakarta, Jumat (10/11).
-
Apa yang dilakukan Mies van Bekkum di Jakarta? Pada zaman dahulu, Mies van Bekkum datang ke tempat itu untuk menyatukan kembali keluarga Belanda yang terpisah akibat ditawan Jepang.
-
Siapa saja yang diarak di Jakarta? Pawai Emas Timnas Indonesia Diarak Keliling Jakarta Lautan suporter mulai dari Kemenpora hingga Bundaran Hotel Indonesia. Mereka antusias mengikuti arak-arakan pemain Timnas
-
Kapan Awaloedin Djamin meninggal? Awaloedin Djamin meninggal dunia pada usia 91 tahun, tepatnya pada Kamis, 31 Januari 2019 pukul 14.55 WIB.
-
Di mana banjir terjadi di Jakarta? Data itu dihimpun hingga Jumat 15 Maret 2024 pada pukul 04:00 WIB. "Kenaikan status Bendung Katulampa dan Pos Pantau Depok menjadi Siaga 3 (Waspada) dari sore hingga malam hari serta menyebabkan genangan di wilayah DKI Jakarta," kata Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta, Isnawa Adji dalam keterangan tertulis, Jumat (15/3).