Polisi Dalami Motif Penembakan KKB ke Dua Guru di Distrik Beoga, Papua
KKB berulah karena kehabisan logistik.
Aparat Kepolisian masih mendalami motif penembakan kelompok kriminal bersenjata (KKB) terhadap dua guru di distrik Distrik Beoga, Kabupaten Puncak Jaya, Papua. KKB berulah karena kehabisan logistik.
"Iya (masih didalami), mereka kan meneror warga agar ada rasa ketakutan dan sebagainya," ujar Kabid Humas Polda Papua Kombes Ahmad Mustofa Kamal ketika dihubungi merdeka.com, Minggu (11/4).
-
Kapan KPU Papua dan Papua Pegunungan berangkat ke Jakarta? Saat ini kami sedang bersiap-siap menuju Jakarta menggunakan pesawat milik Trigana yang akan transit di Makassar
-
Apa yang ditemukan oleh KPK di kantor PT Hutama Karya? Penyidik, kata Ali, mendapatkan sejumlah dokumen terkait pengadaan yang diduga berhubungan dengan korupsi PT HK. "Temuan dokumen tersebut diantaranya berisi item-item pengadaan yang didug dilakukan secara melawan hukum," kata Ali.
-
Bagaimana cara KPU Papua dan Papua Pegunungan sampai ke Jakarta? Pesawat tersebut dipiloti Capt.Marsya da Fo.Guruh
-
Apa yang diumumkan oleh BPBD DKI Jakarta? Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mengumumkan, cuaca ekstrem berpotensi melanda Ibu Kota hingga 8 Maret 2024.
-
Apa yang dilakukan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo di Papua? Pak Kapolri beliau jam 5 sudah berada di Papua, dengan Panglima TNI. Jadi beliau tidak bisa hadir, karena beliau tidak bisa hadir tentunya kita tidak mengikutsertakan para pejabat lainnya. Sehingga murni kita adalah PP Polri pada acara hari ini ya.
-
Di mana penganiayaan terhadap anggota KKB terjadi? Di Puncak Jaya, khususnya di daerah Ilaga, Gome, dimana TKP itu terjadi (penyiksaan). Kita akan usut tuntas masalah ini. Apapun yang terjadi disana akan menjadi bahan untuk proses hukum nanti,” kata Izak saat jumpa pers di Jakarta, Senin (25/4).
Insiden pertama seorang guru Oktovianus Rayo (42) tinggal di Kampung Julukoma, Distrik Beoga, Kabupaten Intan Jaya, Papua ditembak KKB hingga tewas pada Kamis (8/4). Diduga karena yang para anggota KKB kehabisan logistik makanan.
"Karena ini masih kita dalami, dari korban yang pertama ini kan seorang guru terus kemudian dia juga menjual sembako makanan. Apakah mungkin ketika dimintai (KKB) dia (korban) tidak mau bantu atau bagaimana, tapi ini masih kita dalami," ujarnya.
"Yang pasti mereka (KKB) ini meneror, karena mereka kan seperti kehabisan logistik dan lain-lain. Maka mereka menyesar ke masyarakat setempat, masyarakat pendatang, tambahnya.
Menurut Mustofa, para anggota KKB ini memang kerap memeras masyarakat maupun aparat desa untuk memenuhi kehidupan mereka selama bertahan di belantaran hutan.
"Makanya dugaan-dugaan terjadi penyitaan dana dari aparat desa di pedalaman itu kan untuk kehidupan mereka-mereka ini (KKB). Tapi semuanya informasi masih kita dalami," terangnya.
Namun demikian, Mustofa mengakui pihaknya mengalami kesulitan mendapatkan informasi. Lantaran diduga pihak-pihak yang bisa dimintai informasi terkesan takut akibat ancaman oleh KKB.
"Karena misal lurah atau kepala desa itu takut memberikan keterangan kepada kami. Takut diancam, misalkan betul kelompok ini minta bantuan tapi kan sudah gini (tidak jelaskan lebih jauh). Karena mereka merasa terancam juga, jadi mereka tidak mau mengatakan ke kepolisian, ke aparat lainnya, ke publik, karena mungkin ancaman itu. Makanya kita masih mencoba terus mendalami ini," tuturnya.
Sampai sekarang, lanjut dia, pihaknya juga telah menambah personel guna memaksimalkan pengejaran terhadap para anggota KKB yang terus melakukan aksi teror. "Sampai sekarang masih diburu, dan kita sudah tambahkan kekuatan lagi untuk pemburuan," terangnya.
Selain melakukan pengejaran, Mustofa menyampaikan bahwa pihaknya sedang melakukan evakuasi terhadap para warga yang berada di distrik Beoga untuk dibawa ke tempat yang lebih aman.
Proses evakuasi juga dilakukan terhadap masyarakat pendatang berada di Distrik Beoga. Dia mengatakan alasan dievakuasinya para penduduk ke Intan Jaya, karena akses tidak mendukung untuk ke Puncak Jaya.
(mdk/did)