Polisi Diminta Berhati-hati Tangani Kasus ABG Bunuh Anak di Sawah Besar
Selain menguji kejiwaan ABG tersebut, Erlinda juga menyarankan kepada kepolisian untuk menggandeng psikolog klinis dan forensik dalam mengawal kasus ini.
Aktivis perlindungan anak dari Indonesia Child Protection Watch, Erlinda mengingatkan polisi agar berhati-hati dalam mengambil tindakan hukum terhadap anak baru gede pembunuh bocah berusia 6 tahun di Jakarta Pusat. Sebab, lewat pengakuan pelaku atas tindakan kejinya, Erlinda menduga ada jiwa seorang psikopat yang tumbuh di diri ABG tersebut.
"Remaja ini mengaku timbul kepuasan setelah melakukan itu, jadi terhadap kasus ini harus hati-hati dalam penanganannya, apakah ada kategori gangguan jiwa yakni psikopat dalam dirinya," kata Erlinda saat dihubungi Liputan6.com, Selasa (10/3).
-
Kapan bayi rewel biasanya? Saat mimpi buruk, anak-anak biasanya akan terbangun dari mimpinya karena takut. Hal inilah yang membuat bayi sering rewel malam hari dan merasa ketakutan.
-
Di mana mumi remaja itu ditemukan? Awalnya, mumi remaja yang diperkirakan berusia 14 sampai 17 tahun ini ditemukan pada tahun 1908 di pemakaman El Bagawat di Oase Kharga Mesir.
-
Apa yang dilakukan anak muda saat ngabuburit di pinggir rel kereta di Purwakarta? Mereka sekedar berfoto, membuat video dan mengabadikan kereta api yang melintas.
-
Siapa yang berjuang demi anak? âPada awal kehidupan, orangtua tentu harus membesarkan anaknya, mengasuh, mengajari. Tapi, pada titik tertentu, orangtua justru harus mengajari anaknya kehidupan dengan melepaskan.â
-
Apa yang terjadi pada remaja tersebut? Seorang remaja asal California menjadi fokus penelitian medis terbaru setelah koin logam terjebak secara tegak di antara pita suaranya seperti yang terjadi pada mesin slot.
-
Kapan mumi gadis remaja tersebut ditemukan? Remaja ini, yang diduga berusia 14 hingga 17 tahun saat meninggal, ditemukan pertama kali di pemakaman El Bagawat di Kharga Oasis, Mesir pada tahun 1908.
Selain menguji kejiwaan ABG tersebut, Erlinda juga menyarankan kepada kepolisian untuk menggandeng psikolog klinis dan forensik dalam mengawal kasus ini. Menurutnya, dugaan psikopat dalam diri seseorang bisa dibuktikan usai melalui serangkaian pengujian dan membutuhkan waktu.
"Ini untuk mengetahui penyebabnya mengapa bisa melakukan hal sadis ini. Karena saya melihat sang anak memiliki gangguan dalam lingkup sosialnya," pandang Erlinda.
Erlinda menambahkan, pengakuan aksi ABG yang doyan tayangan horor dan sadis seperti Chucky atau Slenderman, dinilainya hanya sebagai pemicu melakukan pembunuhan tersebut. Sebab, berdasarkan teori keilmuan psikologi anak, Erlinda meyakini ada problem dari dalam diri ABG tersebut yang terpendam.
"Apakah ada perilaku sosial kekerasan di sekitarnya yang membuat sang anak jadi anti sosial. Kalau kita lihat dari gambar-gambarnya kan seperti ada gangguan yang membuatnya tak seperti anak lain di seusianya," jelas eks Komisioner KPAI ini.
Jangan Sampai Berulang Lagi
Erlinda menyarankan agar kasus sadis ini tak lagi berulang kepada siapa pun, maka dia pun mengimbau agar para orangtua, pengasuh anak, bisa lebih konsen terhadap tumbuh kembang anak. Memberikan pola didik terbaik tanpa kekerasan.
"Karena perilaku itu dipengaruhi orang dewasa, membentuk karakter. Kita lihat peran orangtuanya apakah pola asung yang menjadikannya bermetamorfosa pada kondisi emosionalnya," Erlinda menandasi.
Seperti diberitakan sebelumnya, Polres Metro Jakarta Pusat merilis kasus pembunuhan dilakukan ABG wanita berusia 15 tahun di Sawah Besar. Pelaku mengaku kepada polisi telah membunuh seorang anak berusia 6 tahun dengan menenggelamkannya berulang kali di bak mandi hingga lemas dan tewas.
Usai meregang nyawa, mayat balita itu disimpan di lemarinya hingga warga yang curiga menganggap balita tersebut telah diculik. Polisi menduga pelaku mengalami sakit kejiwaan karena tak ada penyesalan atas tindakan kejinya malah mengaku puas.
Reporter:Muhammad Radityo
Sumber: Liputan6.com
(mdk/eko)