Polisi Diminta Usut Dugaan Keterlibatan Aparat Terkait Pungli di Tanjung Priok
Kejahatan pungli maupun premanisme saat ini sudah tidak bisa dikatakan sebagai kejahatan individu melainkan kejahatan berkelompok yang sudah terorganisasi setiap gerakannya. Sehingga perlu dilibatkan beragam kesatuan Polri.
Ahli Psikologi Forensik, Reza Indragiri Amriel menyambut baik respons cepat Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo beserta jajarannya setelah mendapatkan instruksi Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk memberantas pungutan liar usai mendengarkan curhatan sopir kontainer di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Kendati begitu, Reza menyoroti antensi yang diberikan Presiden Jokowi seharusnya bisa dilakukan untuk seluruh daerah di Indonesia. Tidak hanya tercakup pada satu Kota Madya, sebagaimana Polres Metro Jakarta Utara yang berhasil mengamankan 49 pelaku pungli setelah menerima instruksi tersebut.
-
Apa yang membuat bocah itu histeris dan melawan polisi? Bukan tanpa alasan bocah tersebut menangis histeris dan ingin memberikan perlawanan. Ternyata, dia tengah mengalami ketakutan. Sebab, sang bocah laki-laki itu diketahui bakal mengikuti acara sunatan massal yang digelar gabungan aparat setempat.
-
Apa yang dimaksud dengan pangkat polisi? Mengutip dari laman polisi.com, tanda kepangkatan Polri adalah daftar tanda pangkat yang dipakai oleh Kepolisian Negara Indonesia.
-
Kenapa pangkat polisi penting? Selain itu pangkat juga merupakan syarat mutlak yang perlu dimiliki oleh anggota Polri jika hendak mendapatkan amanat untuk mengemban jabatan tertentu.
-
Kapan Polri mengatur pangkat polisi? Hal itu sesuai dengan peraturan Kapolri Nomor 3 Tahun 2016 tentang Administrasi Kepangkatan Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia.
-
Bagaimana polisi tersebut disekap? Saat aksi percobaan pembunuhan itu dilakukan, korban memberontak sehingga pisau badik yang dipegang pelaku N mengenai jari korban dan mengeluarkan darah. "Selanjutnya tersangka N melakban kedua kaki agar korban tidak berontak.
-
Siapa yang menjadi polisi cepek? Mereka menjalankan peran serupa dengan meminta imbalan finansial dari pengendara sebagai bentuk pengaturan lalu lintas alternatif.
"Tapi bolehlah kita berharap bahwa atensi dari pejabat selevel presiden tidak hanya terarah ke satu kota madya. Apalagi tidak sulit untuk melihat betapa premanisme dan pungli berlangsung di mana-mana dengan skala yang berbeda," kata Reza dalam keterangan tertulisnya, Jumat (11/6).
Walaupun kata Reza, kinerja Kapolri dan jajarannya dalam kasus pemalakan di Tanjung Priok memang bagus, tapi tidak cukup. Menurut dia, efek gentar sekaligus efek jera baru akan muncul jika unsur pemberantasan dapat terealisasi dan konsisten dilakukan.
"Tapi itu tidak cukup. Efek gentar sekaligus efek jera baru muncul kalau unsur keajegan juga terealisasi. Jadi, kecepatan dalam menindak premanisme dan palakisme harus dijaga konsistensinya. Tidak hanya di Jakarta Utara. Tidak hanya kali ini. Dan, tentu saja, tidak hanya berdasarkan telepon presiden," tuturnya.
Reza menilai kejahatan pungli maupun premanisme saat ini sudah tidak bisa dikatakan sebagai kejahatan individu melainkan kejahatan berkelompok yang sudah terorganisasi setiap gerakannya. Sehingga perlu dilibatkan beragam kesatuan Polri.
"Dengan pemikiran seperti itu, maka penting ditelusuri adakah eksekutornya, adakah bosnya, bahkan mungkin adakah pelindungnya yang bekerja sebagai oknum aparat. Konsekuensinya, tidak cukup reskrim yang bekerja di lapangan. Unit intel juga perlu memperluas endusannya. Bahkan unit internal pun patut mengecek ada tidaknya personel yang nakal di balik premanisme itu," kata dia.
Sebelumnya, keluhan para sopir truk kontainer terkait banyak pungutan liar (pungli) dan premanisme di Pelabuhan Tanjung Priok kepada Presiden Joko Widodo, langsung ditindaklanjuti jajaran kepolisian Polres Metro Jakarta Utara. Dengan langsung meringkus 49 pelaku pungli yang kerap meresahkan para supir kontainer.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol, Yusri Yunus menyampaikan ke-49 pelaku pungli ini merupakan para karyawan dari dua kelompok di pos, Depo PT Greeting Fortune Container dan lokasi kedua di Depo PT Dwipa Kharisma Mitra Jakarta.
"Kami amankan ini ada 49 orang karyawan dengan perannya masing-masing dan kelompok-kelompok masing di pos- pos ini, di dua PT disini PT DKM (Dwipa Kharisma Mitra) dan juga PT DFC (Depo PT Greeting Fortune Container) yang diamankan," kata Yusri saat jumpa pers, di Mapolres Metro Jakarta Utara, Jumat (11/6).
Ke-49 pelaku ini yang berhasil ditangkap ini merupakan angka komulatif dari hasil tindaklanjut pertama Polres Metro Jakarta Utara yang berhasil menangkap 12 di TKP PT DFC dan 16 orang di PT DKM. Sementara untuk Polsek Cilincing menangkap 6 pelaku dan Polsek Tanjung Priok menangmankan 15 pelaku.
"Ini mereka (para pelaku ditangkap) di pos-posnya masing dari mendekati pos Tanjung Priok, sampai mengangkat barang tersebut, Ini yang dilakukan para pelaku dengan pungli," ujarnya.
Baca juga:
Polri: Pemberantasan Pungli Tak Hanya di Pelabuhan, Tapi Setiap Tempat
'Polisi Harusnya Malu Tangkap Pelaku Pungli Sampai Tunggu Perintah Presiden'
Pelaku Pungli di Tanjung Priok Sebelum Ditangkap: Ada Gerombolan Polisi Datang
Modus Karyawan Pungli Sopir Kontainer di Tanjung Priok, Tak Beri Uang Tak Dilayani
VIDEO: Wajah 49 Preman Tanjung Priok yang Resahkan Sopir Truk
Total 49 Pelaku Pungli Pelabuhan Tanjung Priok Dibekuk, Usai Jokowi Hubungi Kapolri