Polisi diteliti CCTV terkait tewasnya Pratu Aspin
Dari kasus penyerangan pos polisi sudah diperiksa 15 saksi & kasus penyerangan anggota Kostrad diperiksa 10 saksi.
Ada dua kejadian penyerangan terhadap aparat keamanan yang berujung maut terjadi di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Kejadiannya hanya dalam jeda waktu kurang lebih dua pekan, sama-sama terjadi dini hari oleh Orang Tak Dikenal (OTK) yang saat ini masih dalam penyelidikan kepolisian.
Kedua kasus tersebut adalah adalah penyerangan pos polisi di bundara Samata, Gowa, Kamis, (2/7). Tiga anggota polisi terluka, satu di antaranya tewas bernama Brigpol Irvanuddin.
-
Bagaimana anggota TNI itu ditemukan? Anggota TNI dari kesatuan POM AD III/Siliwangi itu pertama kali ditemukan tergeletak berlumuran darah oleh warga di halaman bengkel mobil, Jalan Pangkalan 5, Kelurahan Ciketing Udik, Kecamatan Bantargebang, Kota Bekasi, Jumat (29/3) sekira pukul 03.30 WIB.
-
Bagaimana cara Jenderal Polisi memberikan penghargaan kepada anggota TNI? Dalam kesempatan yang sama, Mathius memberikan penghargaan yang luar biasa kepada anggota Yonif 751/VJS.
-
Siapa anggota TNI yang mendapat penghargaan dari Jenderal Polisi? Penghargaan tersebut diberikan kepada Prada Triwandi Werfan Sentana Nababan.
-
Bagaimana anggota TNI dikeroyok oleh warga? Personel dari Koramil yang dikeroyok menerima banyak sekali pukulan dan tendangan dari warga.
-
Kenapa warga mengeroyok anggota TNI? Pada momen itulah warga yang sedang berada di situasi tersulut emosi kemudian melakukan pengeroyokan terhadap anggota TNI tersebut.
-
Dimana anggota TNI itu ditemukan? Anggota TNI dari kesatuan POM AD III/Siliwangi itu pertama kali ditemukan tergeletak berlumuran darah oleh warga di halaman bengkel mobil, Jalan Pangkalan 5, Kelurahan Ciketing Udik, Kecamatan Bantargebang, Kota Bekasi, Jumat (29/3) sekira pukul 03.30 WIB.
Lalu kasus berikutnya, penyerangan terhadap dua anggota Komando Strategi Angkatan Darat (Kostrad) di dekat lapangan Syekh Yusuf, Gowa, Minggu, (12/7). Satu di antaranya tewas bernama Pratu Aspin Mallombassang.
Direktur Reserse Kriminal Umum (Direskrimum) Polda Sulsel, Kombes Polisi Khasril yang ditemui wartawan di Polda Sulsel, Selasa, (14/7) menjelaskan, penyelidikan kedua kasus tersebut masih berjalan.
Ditanya apakah keduanya yang terjadi sama-sama di Kabupaten Gowa, terjadi dini hari oleh orang tak dikenal dan sama-sama kenakan tutup kepala serta tutup wajah itu ada keterkaitan, Kombes Polisi Khasril mengatakan belum diketahui.
"Ini dua kasus berbeda. Nanti setelah pelaku-pelaku dari dua kasus itu berhasil ditangkap baru bisa diketahui apakah ada keterlibatan atau tidak," jelasnya.
Progress dari dua pengusutan kasus ini, tambahnya, sudah dilakukan pemeriksaan saksi-saksi. Dari kasus penyerangan pos polisi sudah diperiksa 15 orang saksi sementara yang kasus penyerangan terhadap anggota Kostrad diperiksa 10 orang saksi.
"Yang kasus di pos polisi, selain pemeriksaan saksi-saksi, saat ini kita menunggu hasil uji balistik dari pusat empat selongsong peluru yang diduga milik pelaku. Demikian juga yang kasus penyerangan anggota Kostrad Pratu Aspin. CCTV yang diambil dari Pemda Gowa sudah dikirim juga ke Jakarta untuk diolah karena di sini tidak ada alatnya," kata Kombes Polisi Khasril.
Sementara Kapolda Sulsel, Irjen Polisi Anton Setiadji yang juga dikonfirmasi di kesempatan yang sama terkait dugaan adanya keterkaitan antara dua kasus penyerangan puluhan OTK ini mengatakan, dirinya tidak mau kaitkan-kaitkan.
"Yang diketahui bahwa anggota polisi yang di pos polisi di bundaran Samata itu sedang bertugas tapi saya tidak curigai siapapun. Kita belum tahu persis apa latar belakangnya dua kasus yang terjadi di Gowa ini. Saya tidak bisa kaitkan dengan politik misalnya. Itu saja, ada anggota Polri yang dianiaya," kata Anton Setiadji.
(mdk/hhw)