Polisi duga PRT di perumahan elit Surabaya dibunuh perampok
Polisi sempat mendatangi rumah dan keluarga korban di Desa Berangkal, Parengan, Tuban, untuk mengetahui motif dan jejak pelaku.
Polisi masih belum menemukan titik terang siapa pelaku pembunuhan Tasri alias Sri (44), pembantu rumah tangga (PRT) di Perumahan Elit Puncak Permai I/ 33, Surabaya, Jawa Timur. Sri ditemukan tewas bersimbah darah di kamarnya pada Sabtu pagi (1/4) lalu.
Kasatreskrim Polrestabes Surabaya, AKBP Shinto Silitonga mengatakan, sampai saat ini pihaknya masih terus melakukan pendalaman. Bahkan, pihaknya sempat mendatangi rumah dan keluarga korban di Desa Berangkal, Parengan, Tuban, untuk mengetahui motif dan jejak pelaku.
Sayang, penelusuran polisi itu belum membuahkan hasil. Sebab, hasil dari penyelidikan di kampung asal korban tersebut, tidak ditemukan bukti adanya dugaan dendam antara pelaku dengan korban.
"Kami sempat melakukan penyelidikan ke kampung halaman korban di Tuban. Kami juga menemui keluarga. Tapi tak ada bukti-bukti yang mengarah pada dugaan dendam. Bahkan, saat kami menunjukkan rekaman CCTV, tak satupun keluarga korban mengenali seseorang yang diduga sebagai pelaku," terang Shinto di Mapolrestabes Surabaya, Selasa (4/4).
Menurut Shinto, motif dendam, biasanya dilakukan oleh seseorang yang kenal dengan korban. Namun, dugaan itu gugur saat keluarga korban tidak ada yang mengenali seseorang yang ada dalam rekaman CCTV tersebut.Selain memperlihatkan rekaman cctv, polisi juga meminta keterangan dari enam anggota keluarga korban.
"Tapi kami tidak menemukan motif itu (dendam). Dan sampai saat ini kami masih terus mendalami kemungkinan-kemungkinan motif lain, seperti dugaa perampokan atau motif lain," ungkap Shinto.
Motif perampokan, bisa dijadikan dasar penyelidikan lanjutan. Sebab ada dugaan, saat pelaku masuk ke dalam rumah, dipergoki korban yang akhirnya terjadi pembunuhan tersebut. "Ada perlawanan korban sebelum dibunuh," tandas Shinto.
Sebelumnya, Sabtu pagi lalu, warga di Perumahan Puncak Permai dikejutkan dengan kematian korban yang tergeletak di lantai kamar dengan kondisi bersimbah darah. Di leher korban, terdapat sayatan benda tajam.
Peristiwa nahas yang dialami korban ini, kali pertama diketahui oleh si majikan, yaitu Simon Raharjo Tamsil, yang kemudian melaporkan kejadian tersebut ke polisi.