Polisi Selidiki Akun Medsos Penebar Hoaks Pemicu Konflik Papua
Rangkaian aksi unjuk rasa menolak rasisme di Tanah Papua merembet ke sejumlah diawali Manokwari, Sorong. Kini ke Mimika dan Fakfak. Hal ini dipicu konten hoaks yang beredar di media sosial.
Rangkaian aksi unjuk rasa menolak rasisme di Tanah Papua merembet ke sejumlah diawali Manokwari, Sorong. Kini ke Mimika dan Fakfak. Hal ini dipicu konten hoaks yang beredar di media sosial.
Beberapa akun media sosial ditengarai turut memperkeruh suasana karena menyebarkan berita bohong alias hoaks. Terutama konten hoaks mengenai adanya mahasiswa Papua di Surabaya yang meninggal dunia akibat dipukul aparat TNI-Polri.
-
Apa yang ditemukan oleh para ilmuwan di Papua Nugini? Hasil penelitian menunjukkan, tengkorak manusia yang ditemukan di pantai utara Papua Nugini pada 1929 diperkirakan merupakan korban tsunami tertua di dunia.
-
Apa yang dilakukan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo di Papua? Pak Kapolri beliau jam 5 sudah berada di Papua, dengan Panglima TNI. Jadi beliau tidak bisa hadir, karena beliau tidak bisa hadir tentunya kita tidak mengikutsertakan para pejabat lainnya. Sehingga murni kita adalah PP Polri pada acara hari ini ya.
-
Apa yang ditemukan di Papua yang viral di TikTok? Viral di TikTok Ditemukan di Papua Penemuan tank yang terpendam di dalam tanah ini diketahui berlokasi di Sarmi Kota, Kabupaten Sarmi, Provinsi Papua. Indonesia.
-
Kodok baru apa yang ditemukan di Papua Barat? Spesies baru itu dikenali berbeda berdasarkan ukuran, warna, bentuk tubuh, dan garis-garis di tangannya.
-
Dimana letak Papua Nugini? Terdapat Guinea, Papua Nugini atau Papua New Guinea, Guinea-Bissau, serta Equatorial Guinea sebagai negara-negara penyandang nama ini. Menariknya, berbeda dari tiga negara lain yang berada di Afrika Barat, Papua Nugini terdapat di wilayah Pasifik yang sangat jauh.
-
Kenapa situasi baku tembak di Papua semakin memanas? Anggota Brimob dan TNI pun kerap terlibat baku tembak dengan para teroris di Papua yang semakin lama mulai berani menyerang TNI dan Polri yang berjaga di sana.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo, menyebut belasan akun memproduksi konten yang bersifat provokatif melalui Facebook, Youtube dan Instagram.
"Informasi dari Ditsiber Mabes Polri ada banyak akun. Saat ini saja, untuk Twitter bertambah lagi 5 akun (yang diprofiling)," kata Dedi di Hotel Grand Kemang Jakarta Selatan, Rabu (21/8).
Menurut dia, setelah di telaah tak sedikit pemilik akun menggunakan identitas yang disamarkan alias anonim. "Ada sebagian yang anonim," ujar dia.
Dedi mengatakan, secepatnya Ditsiber Bareskrim Polri pasti akan merampungkan penyelidikanya.
"Masih uji Lab semoga dalam waktu tidak terlalu lama, akan terjawab siapa creator dan buzzer menyebarkan narasi bersifat agitasi (menghasut)," ujar dia.
Dedi mengimbau masyarakat lebih selektif membagikan informasi melalui WhatsApp.
"Saring dulu secara cerdas, saring dulu secara bijak, jangan langsung tanpa disaring langsung disharing, apalagi melalui WA grup, ini sangat berbahaya," ujar dia.
"WA grup inikan butuh penanganan khusus ya beda dengan yang ada di media sosial. Kalau WA grup ini perlu treatment khusus begitu," tandas dia.
Baca juga:
Sesalkan Peristiwa Rasial, Ketua DPR Minta Maaf Atas Kerusuhan Papua
Belajar dari Gejolak di Papua, Jangan Sembarangan Sebar Video di Medsos
Malam Ini, Wiranto, Panglima TNI dan Kapolri Bertolak ke Papua
Polri Soal Kondisi Terakhir di Sorong 'Sudah Betul-Betul Kondusif'
Pascarusuh Manokwari, Jokowi Pantau Kondisi di Papua dan Papua Barat
Kapolda Jatim Sebut Saksi Lihat 2 Orang Rusak Tiang Bendera di Asrama Mahasiswa Papua
Menristekdikti Peringatkan Rektor: Jangan Ada Mahasiswa Papua Alami Diskriminasi