Polisi Selidiki Video Penganiayaan Korban Meninggal akibat Miras Oplosan di Makassar
Kasus minuman keras oplosan yang menyebabkan tiga orang meninggal dunia yakni Rahmat Fajar, Achmad Alif Rian Nizar, dan Reski berkembang setelah beredarnya video penganiayaan terhadap korban. Kepolisian Resor Kota Besar Makassar mendalami tindak penganiayaan itu.
Kasus minuman keras oplosan yang menyebabkan tiga orang meninggal dunia yakni Rahmat Fajar, Achmad Alif Rian Nizar, dan Reski berkembang setelah beredarnya video penganiayaan terhadap korban. Kepolisian Resor Kota Besar Makassar mendalami tindak penganiayaan itu.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polrestabes Makassar Ajun Komisaris Besar Ridwan JM Hutagaol mengatakan pesta miras di Jalan Sanrangan, Kecamatan Biringkanaya merenggut tiga korban jiwa. Selain itu, tiga orang lainnya dalam kondisi kritis dan dirawat di rumah sakit.
-
Kenapa orang pingsan? Pingsan adalah kondisi sementara di mana seseorang kehilangan kesadaran karena penurunan aliran darah ke otak.
-
Kapan Mikha Tambayong mulai bertugas? Perempuan kelahiran Jakarta 15 September 1994 ini mulai aktif berdinas sejak Mei 2023.
-
Apa pengertian Melankolis? Melankolis adalah jenis kepribadian yang dikenal sebagai sosok perfeksionis. Selain itu, orang yang memiliki kepribadian melankolis juga cenderung seseorang yang analitis dalam melihat berbagai macam hal.
-
Apa ciri mimisan yang berbahaya? Ciri mimisan berbahaya penting diketahui dan diwaspadai semua orang. Mimisan sendiri adalah kondisi saat hidung mengalami pendarahan. Meski umumnya tak berbahaya, mimisan juga bisa menjadi tanda dari suatu penyakit.
-
Kenapa mimisan berbahaya? Mimisan yang berbahaya dapat menjadi tanda dari masalah kesehatan yang serius. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui tanda-tanda mimisan yang memerlukan perhatian medis dan segera mencari bantuan medis jika diperlukan.
-
Apa itu pingsan? Pingsan adalah kondisi sementara di mana seseorang kehilangan kesadaran karena penurunan aliran darah ke otak.
"Yang meninggal itu ada tiga orang, beberapa orang lain masih sakit, sehingga belum bisa dimintai keterangan. Kita sudah monitor jika sudah bisa diperiksa nanti kita bawa untuk diperiksa," ujarnya kepada wartawan di Mapolrestabes Makassar, Selasa (28/2).
Ridwan mengaku pihaknya belum menerima laporan dari keluarga korban meninggal dunia terkait kasus itu. Meski demikian, polisi menggunakan laporan model A untuk mendalami kasus ini.
"Belum ada laporan, tapi kita buat laporan model A dulu," sebutnya.
Terkait video penganiayaan dialami korban meninggal akibat miras oplosan bernama Achmad Alif Rian Nizar, Ridwan mengaku akan melakukan pengembangan. Nantinya video penganiayaan itu akan menjadi pertimbangan untuk menentukan siapa yang akan menjadi tersangka.
"Kita lakukan perkembangan, karena ada videonya terbaru. Kita akan kembangkan ke sana, siapa nanti tersangka. kita akan cocokan nanti," tegasnya.
Sementara, orang tua (alm) Achmad Alif Rian Nizar, Rahmawati (38) membenarkan video penganiayaan yang beredar adalah anaknya. Ia menjelaskan video penganiayaan tersebut terjadi karena anaknya enggan ikut pesta miras oplosan.
"Anak ku dipaksa terus agar minum (miras oplosan). Dia dipukul terus, kasihan, walaupun sudah minta ampun," tuturnya.
Rahmawati mengaku video penganiayaan terhadap anaknya yang beredar berasal dari temannya yang saat ini masih dirawat di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Tadjuddin Chalid Makassar. Rahmawati menyebut, video tersebut diambil secara diam-diam oleh teman anaknya.
"Ini yang video temannya sendiri. Dia video sembunyi-sembunyi," ungkapnya.
Rahmawati menjelaskan kronologi berawal saat anaknya pergi ke kos temannya di Jalan Sanrangan. Saat pulang ke rumah, pelajar tingkat 2 SMK Techno Terapan Makassar itu langsung masuk ke kamarnya.
"Saat dia pulang hari Rabu, dia langsung baring di kamarnya. Saya tidak tahu kalau waktu itu dia mabuk miras oplosan," kata dia.
Keesokan harinya, Achmad Alif merasakan sakit di bagian kepala dan perutnya. Karena kondisinya yang lemah, Achmad Alif tidak masuk sekolah.
"Dia sempat kejang-kejang dan dibawa ke rumah sakit jam 11 malam. Saat itu dia bilang sakit kepala dan perut," sebutnya.
Rahmawati mengaku kondisi anaknya terus menurun hingga keesokan harinya Achmad Alif meninggal dunia. Ia juga mengungkapkan laki-laki yang menganiaya anaknya di dalam video bukan teman sekolahnya.
"Dia orang luar, katanya mahasiswa. Itu yang memukul ada (dirawat) di RSUD Daya Makassar," sebutnya.
Rahmawati berharap polisi menahan pelaku penganiaya dan memaksa anaknya untuk minum miras oplosan. Ia bahkan mengaku sakit hati melihat video penganiayaan terhadap anaknya.
"Kalau bisa pelakunya ditangkap dan sakit hatiku dikasih begini anakku," ucapnya.
Sebelumnya diberitakan Kepolisian Resor Kota Besar Makassar mengungkapkan jumlah korban meninggal akibat pesta minuman keras (miras) oplosan di Jalan Sanrangan, Kelurahan Sudiang Raya, Kecamatan Biringkanaya bertambah satu. Sebelumnya korban berinisial RF (16) telah mendapatkan perawatan di rumah sakit.
Wakil Kepala Satuan Reserse Kriminal Polrestabes Makassar Komisaris Hardjoko membenarkan korban meninggal akibat miras oplosan bertambah satu orang. Sebelumnya, sudah dua orang meninggal dunia.
"Korban meninggal kemarin malam inisial RF. Dia pelajar SMK (sekolah menengah kejuruan) di Makassar," ungkapnya kepada wartawan, Jumat (24/2).
Hardjoko mengungkapkan sebelumnya, RF dalam kondisi kritis seusai pesta miras oplosan. RF pun dilarikan ke Rumah Sakit Faisal Makassar mendapatkan perawatan.
"Setelah beberapa hari jalani perawatan di RS Faisal, RF meninggal dunia," kata dia.
Sekadar diketahui, enam orang remaja di Kelurahan Sudiang Raya, Kecamatan Biringkanaya, Kota Makassar diduga pesta miras oplosan. Kepala Kepolisian Sektor Biringkanaya Ajun Komisaris Andi Alimuddin membenarkan adanya pesta miras oplosan yang menyebabkan dua orang meninggal dunia. Ia mengungkapkan identitas dua remaja yang meninggal usai pesta miras oplosan yakni AA (15) dan MRP (17).
"Total ada enam orang yang jadi korban usai pesta miras oplosan. Mereka rata-rata masih pelajar, walaupun ada yang sudah kuliah," ujarnya kepada wartawan, Kamis (23/2).
Alimuddin menyebut dua korban meninggal dunia sebelumnya sempat dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan. Namun, nyawanya tidak tertolong.
"Dua orang meninggal dunia, sementara empat temannya masih dirawat di rumah sakit," tuturnya.
Alimuddin menyebut dua korban meninggal dunia sudah dimakamkan oleh keluarganya. Alimuddin menjelaskan kronologi berawal saat enam remaja tersebut pesta miras di Jalan Sanrangan, Kelurahan Sudiang Raya, Kecamatan Biringkanaya, Makassar, Selasa (21/2).
"Kami baru dapat informasi adanya korban miras oplosan hari ini. Dua orang yang meninggal sudah dikuburkan sama keluarganya," kata dia.
Alimuddin menambahkan di tempat kejadian perkara (TKP), polisi menemukan jeriken alkohol dengan kadar 96 persen. Selain itu, polisi juga menemukan botol minuman bersoda dan miras anggur merah.
"Satu jeriken alkohol itu sudah habis. Jadi kami duga itu, mereka oplosan alkohol ini dengan minuman bersoda dan anggur merah," ucapnya.
(mdk/yan)