Polisi tangkap perampok sekaligus pembunuh penjual jamu di Bekasi
Polisi tangkap perampok sekaligus pembunuh penjual jamu di Bekasi. Motifnya karena perampokan. Korban ditusuk dan dibacok karena melawan ketika dirampas telepon selular dan tasnya.
Polisi akhirnya menangkap pelaku pembunuhan terhadap penjual jamu, Rizki Rivaldi di Jalan Raya Kampung Sawah, Kecamatan Pondok Melati, Kota Bekasi. Mereka adalah FH alias Beye, F alias Krinci, RN alias Jawir dan NG alias Arif Hidayat.
"Motifnya karena perampokan. Korban ditusuk dan dibacok karena melawan ketika dirampas telepon selular dan tasnya," kata Kapolsek Pondok Gede, Kompol Budiyono, Rabu (6/8).
-
Apa yang ditemukan di Bekasi? Warga Bekasi digegerkan temuan kerangka manusia di sebuah lahan kosong. Polisi pun melakukan penyelidikan.
-
Apa yang terjadi di gudang peluru di Bekasi? Gudang peluru di Bantargebang, Bekasi meledak. Api membumbung tinggi. Ledakan juga terjadi berkali-kali.
-
Kapan kerangka manusia ditemukan di Bekasi? Dia menjelaskan, kerangka manusia ditemukan di lahan Kosong Grand Wisata, Kampung Bulak Jambu, Tambun Selatan Kabupaten Bekasi pada pukul 17:00 WIB pada Rabu, 4 September 2024.
-
Kenapa Ngarak Panganten dilakukan di Bekasi? Tradisi Ngarak Panganten sendiri memiliki maksud yang baik bagi kedua pengantin, yakni mengenalkan pernikahan mereka sehingga tidak timbul fitnah.Ini sekaligus untuk menjunjung budaya lokal Betawi yang kental dan agamis.
-
Dimana kerangka manusia ditemukan di Bekasi? Dia menjelaskan, kerangka manusia ditemukan di lahan Kosong Grand Wisata, Kampung Bulak Jambu, Tambun Selatan Kabupaten Bekasi pada pukul 17:00 WIB pada Rabu, 4 September 2024.
-
Apa itu Ngarak Panganten di Bekasi? Ngarak Panganten sendiri merupakan salah satu prosesi dari keseluruhan rangkaian pernikahan adat di Bekasi.Biasanya warga setempat bebas menentukan akan memakai adat Sunda atau Betawi yang sama-sama kental di sana. Terpenting, prosesi Ngarak Panganten harus dimasukkan sebagai salah satu urutan rangkaian pernikahan di wilayah Bekasi.
Dia menuturkan, peristiwa itu bermula ketika korban sedang berjalan kaki sambil memainkan gawainya. Di tengah jalan, dia dipepet empat orang menggunakan sepeda motor. Mereka lalu meminta korban menyerahkan berang berharga yang dibawanya.
"Tapi, korban melawan. Kemudian, pelaku Beye menusuk perut sebelah kiri dengan pisau. Sedangkan Jawir menyabet bagian leher dengan celurit," ujarnya.
Korban sempat melarikan diri meminta bantuan kepada warga setempat. Namun, karena luka yang diderita cukup parah, 100 meter dari lokasi pembacokan, korban jatuh, dan tewas di lokasi. Pelaku kemudian melucuti barang barharga milik korban.
"Barang yang diambil telepon selular merek Asus Zenfone serta satu tas berisi pakaian," katanya.
Polisi sempat kesulitan mengungkap kasus tersebut. Minimnya saksi di lokasi kejadian membuat kasus tersebut gelap hingga beberapa hari ke depan. Namun, berkat penyelidikan yang intensif, akhirnya menemukan titik terang, bahwa korban dirampok.
"Kami melacak barang-barang korban yang hilang, dan menemukannya," katanya.
Alhasil, keempat tersangka ditangkap kemarin malam, di rumahnya masing-masing di wilayah Pondok Gede. Bahkan, seorang tersangka Jawir terpaksa ditembak hingga kritis karena berusaha melawan polisi.
"Tersangka merupakan spesialis penodongan di pinggir jalan, tidak segan melukai korbannya. Selama sebulan terakhir sudah delapan kali beraksi," katanya.
Kini untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya, tersangka dijerat dengan pasal 365 KUHP tentang perampokan. Ancamannya hukuman penjara selama 12 tahun.
(mdk/noe)