Polisi Tembak 4 Tersangka Pembobol Rumah Kosong di Denpasar
Komplotan ini semuanya berasal dari Sumatera Selatan
Kepolisian Polsek Denpasar Selatan menembak betis para komplotan pembobol rumah kosong di wilayah Denpasar Selatan karena saat dilakukan penangkapan mereka berusaha melarikan diri. Para komplotan ini bernama Andri (39) Ardimansyah (39) Hartoyo (29) dan Delly Wijaya (28).
Mereka ditangkap pada Selasa (28/1) kemarin sekitar pukul 01.00 Wita di Jalan Benasari, Nomor 4 di Kuta, Kabupaten Badung, Bali.
-
Apa yang dilakukan penerus para jenderal polisi? Penerus Sang Jenderal Putra para Jenderal Polisi ini mengikuti jejak sang ayah.
-
Apa yang dimaksud dengan pangkat polisi? Mengutip dari laman polisi.com, tanda kepangkatan Polri adalah daftar tanda pangkat yang dipakai oleh Kepolisian Negara Indonesia.
-
Kenapa pangkat polisi penting? Selain itu pangkat juga merupakan syarat mutlak yang perlu dimiliki oleh anggota Polri jika hendak mendapatkan amanat untuk mengemban jabatan tertentu.
-
Siapa saja penerus para Jenderal Polisi? Ipda Muhammad Yudisthira Rycko anak Komjen Rycko Amelza Dahniel. Yudisthira lulusan Akpol 51 Adnyana Yuddhaga. Ipda Jevo Batara anak Irjen Napoleon Bonaparte. Jevo polisi muda berparas tampan. Iptu Ryan Rasyid anak Irjen Hendro Pandowo. Ryan baru lulus dari Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK). Ipda Adira Rizky Nugroho anak Irjen (Purn) Yazid Fanani. Adira peraih Adhi Makayasa Dia lulusan Akpol Angkatan ke-53 tahun 2022. Iptu Danny Trisespianto Arief Anak mantan Kapolri Sutarman.
-
Kapan Polri mengatur pangkat polisi? Hal itu sesuai dengan peraturan Kapolri Nomor 3 Tahun 2016 tentang Administrasi Kepangkatan Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia.
-
Bagaimana polisi tersebut disekap? Saat aksi percobaan pembunuhan itu dilakukan, korban memberontak sehingga pisau badik yang dipegang pelaku N mengenai jari korban dan mengeluarkan darah. "Selanjutnya tersangka N melakban kedua kaki agar korban tidak berontak.
"Untuk tersangka ada empat orang. Ini kasus pencurian dan pemberatan. Adapun objek atau sasaran yang merupakan TKP rumah kosong ataupun tempat indekos kosong. Di mana di sini terjadi di tiga lokasi atau tiga tempat dengan tiga korban," kata Wakapolresta Denpasar AKBP I Wayan Jiartana di Mapolsek Denpasar Selatan, Rabu (29/1).
Ia menerangkan komplotan ini semuanya berasal dari Sumatera Selatan. Sementara untuk TKP yang disatroni komplotan ini, di antaranya di sebuah indekos di Jalan Raya Sesetan, Gang Ikan Pari, Denpasar Selatan dengan korban bernama Benny.
Kemudian, TKP kedua di sebuah rumah, Jalan Penyaringan, Gang Telabah Mentari, Sanur Kauh, Denpasar Selatan, dengan korban seorang wanita Warga Negara Asing (WNA) asal Belanda bernama Corneliske Josephine De Ruiter. Selanjutnya TKP ke tiga di sebuah indekos Griya Asri, kamar nomor 1, jalan Penyaringan, Desa Sanur Kauh, Kecamatan Denpasar Selatan, dengan korban bernama Joshua Jacometti asal Negara Swiss.
"Sementara ini yang terungkap di wilayah Denpasar Selatan dan tidak menutup kemungkinan di daerah lain dan masih pengembangan," imbuh AKBP Jiartana.
Sementara untuk kerugian korban di TKP pertama mencapai Rp71 juta, lalu di TKP kedua Rp73 juta dan kemudian di TKP ketiga mencapai Rp31 juta dengan total kerugian Rp175 juta.
AKBP Jiartana menerangkan, mereka datang ke Bali memang sengaja melakukan aksi pencurian rumah kosong. Berada di Bali sebelum tahun baru, mereka berencana melancarkan aksi kejahatannya sebulan lalu kembali ke Sumatera Selatan.
"Para tersangka ini selama ini menetap di wilayah Kuta tapi melakukan aksinya wilayah Denpasar Selatan. Menurut pengakuan mereka awalnya dua orang datang sebelum tahun baru dan setelah tahun baru menyusul rekannya lagi dua orang. Mungkin selama sebulan di Bali melakukan aksi setelah itu mereka akan kembali lagi untuk mencari lokasi baru," jelasnya.
Para komplotan ini, saat melakukan aksinya tidak menentu bisa pagi, siang dan malam. Hal itu, tergantung dari sasaran yang mereka targetkan yaitu rumah atau tempat indekos yang ditinggal pergi oleh penghuninya.
Sementara untuk otak komplotan tersebut ialah si Andri. Komplotan ini sebelum beraksi melakukan survei di wilayah Denpasar Selatan. Selain itu, saat melakukan aksinya mereka membawa senjata tajam bila tepergok tidak menutup kemungkinan mereka akan melukai korban.
"Mereka survei dulu setelah target didapat baru mereka eksekusi, dari tiga TKP korban saat kejadian tidak ada di tempat. Modusnya, mencari rumah kosong yang ditinggal oleh korban kemudian merusak kunci pintu atau gembok dengan menggunakan alat yang telah dipersiapkan," ujar AKBP Jiartana.
(mdk/gil)