Politikus PDIP jelaskan kronologi lengkap aksi pemukulan dengan ABK
"Sopir saya marah lihat saya ditendang sampai jatuh. Lalu saya berusaha melerai," ujar Arif
Anggota DPR RI Komisi II, Arif Wibowo mengakui dirinya sempat terlibat cekcok dengan Anak Buah Kapal (ABK) KM Nusa Makmur pada Sabtu (16/7). Aksi percekcokan dan pemukulan itu terekam dan ramai diperbincangkan setelah beredar video di Youtube.
Arif menjelaskan, kejadian ini bermula saat dia dan keluarganya hendak kembali ke Pulau Jawa usai melakukan tugas partai dan berkunjung ke rumah teman di Gilimanuk, Bali.
Saat akan naik ke atas kapal, mobil Arif berhenti untuk menurunkan anak dan istrinya. Alasannya, jika mobil sudah masuk ke dek kapal, penumpang di dalam mobil akan kesulitan keluar karena sedang mencari posisi untuk parkir.
"Parkir mobil pasti mepet-mepet, nanti sulit ke luar, karena untuk orang akan naik dek. Saya kan dengan anak dan istri, lelah capek situasi panas. Saya bermaksud menurunkan anak dan istri saya dulu," kata Arif saat dihubungi, Selasa (26/7).
Dia pun turun dari mobil, namun anaknya yang masih kelas 2 SD baru akan bersiap untuk turun. Tetapi, seorang ABK malah memarahi dan membentak-bentak Arif agar cepat menurunkan anak dan istrinya.
"Kalau sopir saya grogi, terus mundurin mobil, posisi anak saya di belakang mobil lagi turun nanti jatuh dan terlindas mobil, terus siapa yang mau tanggung jawab? Jadi ini situsional aja," terangnya.
Arif pun khawatir sopirnya gugup dan membahayakan anak perempuannya yang baru turun dari mobil. Dengan niat menjaga anaknya, Arif pun balik memarahi ABK tersebut dan percekcokan pun terjadi.
"Itu anak muda bentak-bentak saya sambil petantang petenteng. Saya kan orang tua. Saya ayah yang menjaga anak saya supaya aman. Maka saya otomatis marah, maka terjadi dorong-dorongan. Lalu saya ditendang sampai jatuh. Saya ini korban," jelas Arif.
Arif pun ditendang ABK tersebut hingga jatuh. Melihat Arif jatuh, sopirnya sontak marah dan mendorong ABK itu. Keributan tersebut membuat ABK lain menghampiri.
"Sopir saya marah lihat saya ditendang sampai jatuh. Lalu saya berusaha melerai, tapi saya jatuh lagi karena itu sudah kerumunan. Saya mau kasih nasihat itu anak. Semua biasanya baik-baik kalau ngomong, ketuk pintu dulu. Sopir saya juga enggak perintah. melihat bos ditendang, naluri membela. Sesuatu yang alamiah," bebernya.
Setelah itu, Arif dan para ABK diminta menyelesaikan masalah ini di kantor polisi. Dia pun mengaku ingin menyelesaikan masalah ini secara musyawarah dan kekeluargaan. Di kantor polisi, masalah Arif dengan ABK selesai dengan damai. Tak lupa Arif juga mengganti biaya pengobatan ABK itu.
"Rupanya ada yang minta mengadukan ke Polsek. Saya dibentak-bentak lagi untuk ikut mereka, saya ikuti. Saya kan juga enggak gembor-gembor saya ini anggota DPR. Wong saya cuma pakai celana pendek dan sandal jepit," cerita Arif.
"Di kantor polisi masih dibiarkan 70 menit. Saya diem aja. Ditanya pekerjaan ya saya jawab, masa mau bilang saya kuli bangunan. 5 jam proses perdamaian. Saya ganti pengobatan ke ABK itu karena terluka dikit," sambung dia.
Politisi PDIP ini heran mengapa video keributan ini bisa tersebar luas di Youtube. Kendati demikian, dia memaklumi tindakan ABK itu karena baru bekerja.
"Justru saya heran kenapa ini dimunculkan, ada apa? Dia baru bekerja 6 bulan. Saya maklumi sikapnya, kami sudah damai, peluk-pelukan. Dia cium tangan saya karena posisi saya orang tua. Terus dia bilang 'om, kalau lewat lagi mampir ya'," pungkasnya.