Polri Bantu Pemantauan Peredaran Obat Sirup Diduga Penyebab Gagal Ginjal Akut
Menurut Menkes, obat yang dikonsumsi pasien balita yang meninggal karena gagal ginjal akut diproduksi di dalam negeri.
Polri menyatakan bakal terlibat pemantauan peredaran obat sirup diduga menjadi penyebab gagal ginjal akut pada anak Indonesia. Sejauh ini, sejumlah produk telah ditarik peredarannya oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
"Para Kasatwil sudah diinfokan untuk membantu melakukan pemantauan. Polri siap membantu Kementerian terkait di pusat dan daerah," tutur Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Nurul Azizah kepada wartawan, Jumat (21/10).
-
Kapan Sawah Segar Sentul buka? Sawah Segar Sentul buka setiap Selasa–Minggu pukul 09.00-18.00 WIB saat weekdays. Saat weekend, buka pukul 08.00-18.00 WIB.
-
Apa yang dijual di Toko Obat Ban An Tong? "Jamu konvensional yang diseduh masih ada, itu salah satu yang paling laku di antara jamu-jamuan. Kita spesiasilis di (obat) yang natural dan alami,” jelasnya.
-
Produk apa saja yang dijual di Griya Cokelat Nglanggeran selain cokelat? Di Griya Cokelat Nglanggeran, wisatawan bisa mengetahui secara langsung proses pembuatan produk, belajar dan praktik pembuatan dodol kakao, sampai mencicipi produk hasil karya sendiri.
-
Apa itu Belut Serigala? Wolf Eels, dengan ukuran yang dapat mencapai 8 kaki, 2 inci, mendominasi habitat Rocky-Reef di pantai Pasifik Amerika Utara, mulai dari Baja California utara hingga Pulau Kodiak, Alaska; serta ke arah barat hingga Rusia dan selatan hingga Laut Jepang.
-
Kapan kuah bakso sering disantap? Cita rasa gurih dan segar dari kuahnya ini membuat bakso sangat cocok disantap dalam cuaca apapun.
-
Kapan Tomat Hijau dipanen? Tomat hijau memiliki tekstur yang lebih keras daripada tomat sayur karena dipanen sebelum waktunya.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan sebenarnya kasus gagal ginjal akut anak terjadi di banyak Negara lain, di antaranya India, dan China. Cemaran zat kimia ethylene glycol (EG), diethylene glycol (DEG), dan ethylene glycol butyl ether (EGBE) itu diduga menyebabkan kematian banyak di negara.
Namun, menurut Menkes, obat yang dikonsumsi pasien balita yang meninggal karena gagal ginjal akut diproduksi di dalam negeri.
"Memang sudah ada 99 balita yg meninggal, 99 balita yang terkena gangguan ginjal akut terdeteksi memiliki 3 zat kimia berbahaya, yakni ethylene glycol (EG), diethylene glycol (DEG), dan ethylene glycol butyl ether (EGBE)," kata Menkes.
"Seperti kita lihat obat yang dikonsumsi korban meninggal itu diproduksi disini," sebutnya.
Menkes mengatakan pelarangan sementara obat sirup pada anak adalah langkah konservatif untuk mencegah meluasnya penyakit gagal ginjal akut. Langkah ini dilakukan sambil menunggu BPOM memfinalisasi temuan mereka soal tiga zat kimia berbahaya pada obat sirup.
"Itu kita ambil tindakan preventif, karena meninggalnya ini sudah mencapai puluhan perbulan sedangkan yang terdeteksi sekitar 35-an per bulan. Saat ini Rumah Sakit sudah mulai penuh," ungkap Budi.
Lanjut Budi, sementara Kemenkes melarang penggunaan obat-obatan sirup. Mengingat balita yang teridentifikasi gangguan ginjal akut sudah mencapai 35-an per bulan.
"Kita larang dulu sementara, supaya tidak bertambah lagi korban balita-balita. Kl sampai BPOM memastikan obat mana yg sebenarnya berbahaya," terangnya.
Reporter: Nanda Perdana Putra
(mdk/ray)