Potensi Cuaca Ekstrem, Nelayan Manokwari Diminta Selalu Waspada Saat Melaut
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Manokwari, George Leo Mercy Randang, mengatakan dari sekian banyak kecelakaan laut yang ditangani Basarnas Manokwari, 80 persen di antaranya terjadi pada kelompok nelayan. Operasi ini harapkan dapat menekan angka kasus kecelakaan laut di daerah tersebut.
Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Manokwari, Papua Barat, mengingatkan pada nelayan agar selalu waspada potensi cuaca ekstrem di daerah tersebut. Peringatan itu mereka sampaikan saat melakukan patroli lautan.
"Kita tahu bahwa cuaca di Manokwari pada beberapa hari terakhir ini cukup ekstrem dan cepat berubah. Bagi nelayan ini tentu sangat berbahaya, maka kami mengimbau mereka agar tetap waspada," kata Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Manokwari, George Leo Mercy Randang di Manokwari. Demikian dikutip dari Antara, Kamis (19/11).
-
Mengapa cuaca ekstrem berpotensi terjadi di Jakarta? Cuaca ekstrem ini dipengaruhi oleh adanya aktivitas Madden Jullian Oscillation (MJO) atau fenomena perambatan awan yang memasuki wilayah Indonesia.
-
Apa prakiraan cuaca di Jakarta hari ini? Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan cuaca di Jakarta dan Kepulauan Seribu cerah dan cerah berawan pada Sabtu (30/9).
-
Kapan cuaca di Jakarta diprediksi cerah? Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan cuaca di Jakarta dan Kepulauan Seribu cerah dan cerah berawan pada Sabtu (30/9).
-
Kapan Jogja Exotarium buka? Tempat itu biasanya buka pada hari biasa pukul 08.30-16.30 WIB dan hari libur pada pukul 08.30 WIB hingga 17.00 WIB.
-
Kapan trem di Jakarta dihentikan? Operasional trem kemudian dihentikan pada 1959.
-
Kapan kemacetan di Jakarta terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) rutin memberikan informasi perkembangan cuaca, baik terkait curah hujan yang tinggi disertai angin, angin dengan kecepatan tinggi, serta gelombang air laut.
Menurutnya, hal itu sudah cukup memberikan informasi sekaligus peringatan baik bagi nelayan maupun masyarakat yang berdomisili di pesisir pantai.
"Kehadiran kami di lapangan untuk lebih mengingatkan masyarakat agar betul-betul waspada. Boleh melaut namun sekiranya cuaca tidak memungkin sebaiknya cepat-cepat kembali," katanya berpesan.
George mengungkapkan, dari sekian banyak kecelakaan laut yang ditangani Basarnas Manokwari, 80 persen di antaranya terjadi pada kelompok nelayan. Operasi ini harapkan dapat menekan angka kasus kecelakaan laut di daerah tersebut.
Sesuai data cuaca yang diterima, katanya, dinamika cuaca ekstrem di wilayah tersebut bisa berlangsung hingga awal Januari 2021.
"Apalagi sekarang ini sedang mendekati hari raya Natal dan tahun baru, aktivitas ekonomi masyarakat pasti meningkat termasuk para nelayan. Di sisi lain cuaca di Manokwari tidak menentu, maka perlu kewaspadaan," ujarnya lagi.
Patroli perairan yang dilakukan dengan KN SAR Kumbakarna ini dipimpin langsung Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Manokwari. Selain anggota Basarnas, kegiatan ini juga melibatkan personel TNI dari Kodam XVIII/Kasuari.
Operasi ini dilakukan dengan mendatangi para nelayan yang sedang beraktivitas di laut. Mereka diimbau untuk mengedepankan keamanan dan keselamatan.
Baca juga:
Porak-poranda Pesisir Nikaragua Dihantam Badai Iota
Setelah Badai Eta, Kini Badai Iota Kategori Maksimum Melanda Pantai Nikaragua
Rumah Rusak dan Pohon Bertumbangan Akibat Angin Kencan di Magelang
BMKG Pastikan Tidak Terjadi Gelombang Panas di Indonesia
295 Keluarga Terdampak Angin Kencang di Situbondo
BMKG Imbau Warga Cilacap dan Banyumas Waspadai Potensi Angin Puting Beliung