Potensi Hujan Masih Tinggi, Modifikasi Cuaca di Sumbar Diperpanjang Hingga 29 Mei
Sebelumnya, curah hujan tinggi menyebabkan banjir lahar dingin dan banjir bandang. Puluhan orang tewas dalam peristiwa itu.
Modifikasi cuaca dilakukan sebagai upaya mencegah banjir bandang seperti beberapa waktu lalu.
- Hujan jadi Tantangan Terbesar Proyek IKN, Pemerintah sampai Tingkatkan Modifikasi Cuaca
- Curah Hujan Tinggi, Empat Provinsi Ini Harus Siaga Potensi Banjir hingga 20 Juni 2024
- Korban Tewas Banjir Bandang dan Lahar Dingin di Sumbar Bertambah jadi 43 Orang, 15 dalam Pencarian
- Bertambah Lagi, Korban Meninggal Akibat Banjir Bandang dan Lahar Dingin di Sumbar Jadi 37 Orang
Potensi Hujan Masih Tinggi, Modifikasi Cuaca di Sumbar Diperpanjang Hingga 29 Mei
Operasi teknologi modifikasi cuaca (TMC) di wilayah Sumatera Barat (Sumbar) bakal terus berlanjut hingga 29 Mei 2024 mendatang. Langkah ini dilakukan untuk mengurangi intensitas curah hujan yang masih cukup tinggi.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari mengatakan dengan modifikasi cuaca yang dilakukan diharapkan membuat potensi bencana banjir lahar dingin dan tanah longsor yang melanda beberapa daerah tersebut pada Sabtu, (11/5) lalu, tidak terulang lagi.
"Operasi TMC dalam rangka penanganan darurat rencananya akan diteruskan hingga Rabu (29/5), dengan demikian pembersihan kawasan dan fase awal pemulihan dapat dioptimalkan dengan kondisi cuaca yang bersahabat," kata Mukti.
24 ton NaCi Telah Disebar di Sumbar
Operasi TMC dilaksanakan berdasarkan pertimbangan prakiraan cuaca karena Sumatera Barat masih berpotensi terjadinya hujan dengan intensitas sedang hingga lebat.
Lebih dari dua puluh ton lebih Natrium Clorida disebar.
"Memasuki hari ke kesepuluh operasi pada Sabtu, (25/5) sebanyak 24 ton Natrium Clorida (NaCl) telah disebar di wilayah langit Sumatra Barat. Total sorti yang telah dilaksanakan sebanyak 24 sorti dalam 54 jam 21 menit," katanya.
BNPB telah menyiagakan satu unit pesawat caravan PK-SNN sebagai kendaraan operasional TMC yang ditempatkan di Bandara Internasional Minangkabau (BIM), Kabupaten Padang Pariaman.