Potret Siswa Kodiklatal Surabaya Jalani Ritual Unik Agar Diterima jadi Pelaut Sejati oleh 'Dewa Neptunus'
Para siswa ini diketahui berlayar dengan KRI Surabaya (SBY) – 591 dan KRI dr. Soeharso (SHS) – 990 yang tiba di pangkalan Surabaya.
Para siswa ini diketahui berlayar dengan KRI Surabaya (SBY) – 591 dan KRI dr. Soeharso (SHS) – 990 yang tiba di pangkalan Surabaya.
- Potret Kalimas Surabaya, Pintu Gerbang Menuju Ibu Kota Kerajaan Majapahit
- Potret Lawas Siswi SMA 70 Tahun 1997, Sosok Annisa Pohan Jadi Sorotan
- Potret Pondok Tegalsari Pesantren Tertua di Jawa, Ronggowarsito hingga HOS Tjokroaminoto Pernah Jadi Santri di Sini
- 8 Potret Bahagia Sahrul Gunawan Wisuda Magister, Didampingi Istri
Potret Siswa Kodiklatal Surabaya Jalani Ritual Unik Agar Diterima jadi Pelaut Sejati oleh 'Dewa Neptunus'
Untuk menjadi pelaut sejati, para siswa pendidikan pertama perwira, bintara, hingga tamtama Angkatan Laut (AL) harus menjalani berbagai ritual unik agar dapat diterima oleh "Dewa Laut Neptunus".
Mulai dari ritual penyucian dengan mandi samudera di tengah dinginnya air laut hingga minum jamu khusus.
Ritual unik ini diikuti oleh Satuan Tugas (Satgas) Latihan Praktek (Lattek) Pelayaran Gabungan Wira Jala Yudha (WJY) XXI Tahun 2024. Satgas ini sendiri diikuti para Siswa Pendidikan Pertama Perwira (Dikmapa) PK Angkatan 30, Pendidikan Pertama Bintara (Dikmaba) dan Siswa Pendidikan Pertama Tamtama (Dikmata) TNI AL Angkatan 43 gelombang 1 tahun 2023.
Para siswa ini diketahui berlayar dengan KRI Surabaya (SBY) – 591 dan KRI dr. Soeharso (SHS) – 990 yang tiba di pangkalan Surabaya.
Sebelum menapakkan kaki di pangkalan Kodiklatal Surabaya, para siswa diwajibkan mengikuti ritual melaksanakan mandi laut atau mandi Samudera di Laut Jawa. Mandi Samudera ini merupakan sebuah tradisi dimana para prajurit muda TNI AL bisa di akui atau diterima oleh Dewa Laut Neptunus (penguasa laut) untuk menjadi pelaut - pelaut sejati.
Mereka pun melaksanakan ritual mandi di Tank Deck KRI SBY dan KRI SHS. Pelaut-pelaut muda tersebut dibangunkan dan dikumpulkan oleh para punggawa untuk kemudian disemprotkan air di tengah ombak dan suhu dingin samudera Indonesia.
Pada prosesi 'penyucian' itu mereka juga diwajibkan mencicipi ritual minum 'jamu khusus'. Jamu itu sendiri dimaknai sebagai air kehidupan agar para pelaut muda yang mengikuti pembaptisan itu menjadi kuat dan handal untuk mengarungi samudera.
Hal ini tidak asing lagi bahkan menjadi tradisi di setiap KRI yang melintasi lautan luas.
Dalam penyambutan tersebut, Dankodikopsla Kodiklatal Laksma TNI Muhammad Iwan Kusumah menyampaikan ucapan selamat datang kepada Dirlattek Laksma TNI Dr. Taufik Arief, beserta tim pendukung dan para Siswa Lattek Pelayaran Gabungan WJY XXI/2024 yang telah melaksanakan latihan praktek di laut dan pendirat selama sepekan.
"Selamat datang kepada Dirlattek Laksma TNI Dr. Taufik Arief, beserta tim pendukung dan para Siswa Lattek Pelayaran Gabungan WJY XXI/2024 yang telah melaksanakan latihan praktek di laut dan pendirat selama sepekan dengan sukses, aman dan lancar," katanya, Senin (22/1).