Praja Kitty, barisan perempuan penegak Perda di Purwakarta
Tak ingin dianggap cuma pemanis. Mereka juga turun ke lapangan melakukan penertiban.
Kesan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) selama ini melekat harus seorang laki-laki, kini sudah tak berlaku. Seperti di Kabupaten Purwakarta, perempuan juga mulai berbondong-bondong menjadi anggota Satpol PP.
Di antara ratusan petugas Satpol PP Kabupaten Purwakarta, 12 di antaranya merupakan perempuan. Mereka dijuluki 'Praja Kitty.' Mereka direkrut sejak 2013 dan berstatus sebagai pegawai honorer.
Saban hari, mereka bertugas seperti biasa. Terjun ke lapangan melakukan penertiban dan berpanas-panasan, serta berhadapan dengan pelanggar peraturan daerah menjadi rutinitas.
"Sebelumnya enggak kepikiran masuk Satpol PP. Tapi waktu ada lowongan melamar, setelah dijalanin ya menikmati juga pekerjaan ini," kata salah satu anggota perempuan Satpol PP Purwakarta, Wendy Eka Permatasari, di kantornya, Kamis (3/3).
Wendy mengaku sangat menyenangi pekerjaannya saat ini. Dara 22 tahun ini menyatakan banyak pengalaman dia dapatkan.
"Pastinya kalau ada penertiban pedagang sampai pengamen, kita ikut. Kalau kami lebih ke negosiasi, kalau negosiasi gagal, baru yang petugas satpol laki-laki," ujar Wendy.
Dara telah bergabung lebih dari dua tahun di Satpol PP Kabupaten Purwakarta ini mengaku menyenangi pekerjaannya. Padahal tugasnya tidak mengenal waktu. Bahkan cuaca pun harus sanggup dia hiraukan.
"Lebih banyak sukanya sih, tapi dukanya juga ada. Bahkan sering banget dimarahin atasan sampai nangis," lanjut Wendy.
Satu hal yang menjadi kebanggaan bagi Wendy dalam menjalankan pekerjaan sebagai Polisi Pamong Praja, yaitu telah mengubah anggapan masyarakat selama ini. Sebab selama ini Satpol PP terkesan dipandang sebelah mata, dan dinilai galak.
"Itu dulu, sekarang Satpol itu baik kan, kaya aku," ucap Wendy sambil tersenyum simpul.
Wendy dan anggota perempuan Satpol PP Purwakarta berharap, keberadaan mereka tidak dianggap sebagai pemanis saja. Karena peran dan fungsinya sama dengan anggota lain.
"Semuanya sama, kami bekerja untuk menegakkan peraturan yang menyangkut pemerintahan daerah," imbuh Wendy.
Namun, Wendy yang asli Purwakarta itu tiba-tiba berhenti saat disinggung soal pasangan hidup dan statusnya.
"Jangan atuh, malu," tutup Wendy.