Pramugari AirAsia Khairunnisa dikenal rajin ibadah
Harapan keluarga adalah Nisa wafat dalam keadaan syahid.
Salah satu pramugari AirAsia turut dalam penerbangan QZ8501 dari Bandara Juanda, Sidoarjo menuju Bandara Changi, Singapura adalah Khairunnisa Haidar. Banyak kenangan pihak keluarga terhadap sosok Nisa, panggilan Khairunnisa.
Menurut penuturan paman Nisa, Edi Taufan, Nisa dikenal sebagai gadis rajin beribadah. Meski bekerja jauh dan jarang di rumah, dia yakin perempuan berusia 22 tahun itu tidak pernah melupakan pesan orangtuanya supaya selalu meluangkan waktu buat beribadah.
"Anaknya baik dan rajin salat. Mudah-mudahan dia diterima Allah sebagai orang yang syahidah," kata Edi kepada awak media di rumah duka di Jalan Pipa, Nomor 976, Kelurahan Pipa Reja, Kecamatan Kemuning, Palembang, Rabu (31/12).
Dari data dihimpun merdeka.com, KRI Yos Sudarso turut dalam proses evakuasi korban berhasil menemukan dua jasad pukul 06.00 WIB. Yakni seorang anak berkelamin laki-laki mengenakan jaket merah, dan seorang wanita. Perempuan itu dipastikan salah satu awak kabin pesawat bernama Khairunnisa Haidar. Jasad Khairunnisa dikenali dari tanda nama (nametag) dia kenakan. Beberapa benda ditemukan melekat padanya adalah sebuah jam tangan Alexander Christie dan sebuah cincin di jari manis kiri.
Begitu mendapat kabar penemuan jenazah Nisa, pihak keluarga langsung berembuk buat mengurus pemakamannya. Rencananya, Nisa bakal dimakamkan di Taman Pemakaman Umum Bukit Lama, Palembang.
Menurut Edy, dari kesepakatan keluarga bila jenazah Nisa sampai di Palembang tidak akan dibawa ke rumahnya. Hal ini buat menghindari kesedihan yang mendalam bagi keluarga yang ditinggalkan.
"Orangtua Nisa masih di Surabaya. Tapi, tadi teleponan dan keluarga sudah sepakat agar jenazah Nisa langsung dimakamkan. Tidak mampir lagi di rumah," ungkap Edy.
Keputusan ini juga, kata dia, buat menghindari keinginan keluarga melihat jasad Nisa terakhir kalinya. "Memang, informasinya jasad Nisa masih utuh. Tapi kami melarang keluarga melihat jasadnya. Kasihan sama dia. Jadi, petinya tidak perlu dibuka lagi," ujar Edi.
Menurut dia, jenazah Nisa juga tidak akan disalatkan sebelum dimakamkan. Sebab, sebelumnya Nisa dan seluruh penumpang lain sudah disalatkan dengan salat gaib di Surabaya.
"Lagi pula Nisa meninggal seperti itu. Insya Allah beliau termasuk orang yang syahid. Tidak perlu disalatkan lagi," sambung Edi.
Baca juga:
UPDATE TERKINI: Evakuasi korban AirAsia QZ8501
Diterjunkan cari AirAsia, pasukan TNI AL siap selami Laut Jawa
Evakuasi korban AirAsia, tim SAR temukan KTP Kevin Alexander
Dua jenazah korban AirAsia tiba di Pangkalanbun, 1 pramugari
Tim SAR Malaysia temukan satu jasad korban AirAsia QZ8501
Momo Geisha redam perayaan tahun baru demi korban QZ8501
-
Kapan AirAsia QZ8501 jatuh? Pada 28 Desember 2014, pesawat AirAsia QZ8501 lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta menuju Singapura.
-
Bagaimana kondisi cuaca saat AirAsia QZ8501 jatuh? Kondisi cuaca yang buruk, termasuk awan tebal dan hujan deras, menjadi faktor yang sangat memengaruhi kejadian tersebut.
-
Kenapa AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata? AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata pada 28 Desember 2014 karena penyebab utamanya adalah kesalahan dalam manajemen penerbangan.
-
Dimana pesawat AirAsia QZ8501 jatuh? Pada 30 Desember 2014, badan pesawat dan puing-puing lainnya ditemukan di dasar laut Selat Karimata.
-
Apa yang menjadi penyebab jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501? Selain kesalahan dalam manajemen penerbangan, kurangnya pemahaman awak pesawat terhadap sistem kontrol penerbangan juga menjadi penyebab jatuhnya pesawat.
-
Kapan pesawat Thai Airways 311 jatuh? Pesawat ini melakukan penerbangan pertamanya pada 2 Oktober 1987. Awalnya beroperasi dalam maskapai Kanada Wardair dengan registrasi C-FGWD, Wardair lalu diakuisisi oleh Canadian Airlines International pada tahun 1989 dan operasi mereka terkonsolidasi dan terintegrasi di bawah panji Canadian Airlines.