Prediksi kondisi Bumi di masa depan
Semakin lama, Bumi akan semakin tua dan berubah. Kalau di tahun 2030, bagaimana kondisi Bumi?
Kondisi bumi akan terus berubah dari waktu ke waktu. Menurut para peneliti NASA, Bumi berubah selama rentang 20 tahun, dilihat dari banyaknya satelit. Di belahan bumi utara, ekosistem makin subur di musim semi, banyak daun-daun baru yang tumbuh. Sementara satelit yang mengamati Bumi, melacak penyebaran tanaman baru yang hijau.
Di lautan, tanaman mikroskopis mengambang di atas permukaan air yang diterangi sinar matahari. Mereka berkembang menjadi miliaran organisme penyerap karbon dioksida.
-
Apa yang dimaksud dengan pecinta lingkungan? Pecinta lingkungan adalah suatu kelompok yang peduli terhadap kelestarian dan kesehatan alam. Biasanya kelompok ini berupa komunitas yang di dalamnya tergabung orang-orang yang menaruh perhatian sama tentang isu-isu lingkungan.
-
Kenapa para ilmuwan yakin Planet Kesembilan itu ada? Hasilnya menunjukkan bahwa penjelasan paling logis untuk pergerakan tidak teratur dari objek-objek tersebut adalah adanya sebuah planet besar yang belum teridentifikasi.
-
Apa masalah utama dalam pencemaran lingkungan? Sampah plastik masih menjadi masalah utama dalam pencemaran lingkungan baik pencemaran tanah maupun laut.
-
Gimana cara para ilmuwan menemukan Planet Kesembilan? Para peneliti telah melacak pergerakan jangka panjang dari objek trans-Neptunian (TNO) di wilayah luar tata surya.
-
Mengapa penemuan ini penting bagi studi tentang pembentukan planet? Jika ini dikonfirmasi, akan menjadi penemuan besar. Nebula matahari purba mungkin lebih besar dari yang diperkirakan sebelumnya, yang dapat memberikan implikasi bagi studi tentang proses pembentukan planet di Tata Surya kita.
-
Apa yang ditemukan oleh ilmuwan tentang air di Bumi? Penelitian yang bertujuan untuk menelusuri asal muasal air di bumi telah membawa para ilmuwan pada suatu penemuan yang benar-benar luar biasa—adanya samudera yang tersembunyi di dalam lapisan mantel bumi, 700 kilometer di bawah permukaan.
Selain itu, Bumi juga diprediksikan mengalami beberapa perubahan. Berikut prediksi kondisi bumi di masa depan:
Bumi makin dingin
Suhu bumi makin dingin saat memasuki tahun 2030. Prediksi suhu ekstrem ini dikatakan oleh sejumlah ilmuwan. Seorang Profesor bernama Valentina Zharkova memperingatkan manusia bila zaman es akan kembali membekukan Bumi. Ini diakibatkan kacaunya siklus Matahari.
Perlu diketahui, Matahari mempunyai siklus 11 tahunan di mana saat siklus itu terjadi, aktivitas Matahari mencapai puncaknya atau sebaliknya 'tertidur'.
Di siklus Matahari ke-26 yang akan terjadi di antara tahun 2030-2040, aktivitas matahari akan mencapai titik terendahnya, sama seperti 370 tahun silam. Fenomena pasifnya Matahari itu disebut 'Maunder Minimum'.
Menurut Profesor Valentina, kacaunya siklus Matahari itu disebabkan oleh tidak 'seiramanya' gerakan lapisan luar Matahari dan lapisan dalamnya. Ketika Maunder Minimum terjadi di tahun 2030an, dua lapisan Matahari itu diprediksi saling mengganggu gerakan satu sama lain. Imbasnya, Matahari tidak bisa menghasilkan energi penuh seperti biasa.
Jumlah karbon dioksika bertambah
Kepala Iklim dan Lingkungan di Laboratorium Fisika Nasional Inggris, Jane Burston, mengatakan China menjadi negara penyumbang polusi di dunia pada 2017. Ini dikarenakan banyaknya pembuangan bahan bakar fosil.
Sementara di Eropa, dia memprediksikan banyaknya perdagangan panel surya murah di pusat perdagangan, karena energi terbarukan di dunia turun tajam. Tentu ini mempengaruhi kondisi Bumi di masa depan.
Bumi akan mengering
Di masa depan, Bumi diprediksikan akan mengering karena pemanasan global. Lebih dari 25 persen permukaan Bumi diprediksi mulai mengalami dampak aridifikasi pada 2050.
Studi lingkungan yang diterbitkan oleh The Journal Nature Climate Change mengungkapkan dampak aridifikasi tersebut bisa terjadi apabila manusia tidak mengikuti perubahan yang diusulkan oleh Kesepakatan Iklim Paris. Studi tersebut mengklaim, apabila suhu rata-rata bumi naik dua derajat celcius maka dalam 32 tahun mendatang Bumi bisa menjadi padang pasir.
Peneliti The Journal Nature Climate Change Manoj Joshi memprediksi bahwa aridifikasi akan muncul sekitar 20 hingga 30 persen permukaan bumi. Aridifikasi tersebut terjadi pada saat perubahan suhu rata-rata global mencapai dua derajat celcius.
Cara untuk mengurangi pemanasan global juga mereka jelaskan. Caranya dengan mengurangi emisi gas rumah kaca. Pengurangan emisi tersebut dapat mengurang potensi terjadinya aridifikasi.