Pria gondrong pemakai baju palu arit di Malang tak bisa baca & tulis
Secara pendidikan, pria ini mengaku tidak sampai lulus Madrasah ibtidaiyah (MI).
Siyari (36), pria ditangkap karena pakai kaos bergambar palu arit di Malang, benar-benar apes. Ketidaktahuan mengenai lambang pada bajunya itu membuat dia harus berurusan dengan kepolisan.
Kepada petugas, pria berambut gondrong itu berdalih tidak mengetahui kalau logo palu arit di kaosnya dilarang di Indonesia. Sebab, secara pendidikan, dia mengaku tidak sampai lulus Madrasah ibtidaiyah (MI). Bahkan, selama ini dia tidak mampu membaca dan menulis.
"Pelaku mengenyam pendidikan formal sampai Kelas 3 MI Miftahul Ulum, Desa Sumberejo. Dia juga tidak lancar membaca dan menulis," kata AKP Adam Purbantoro, Minggu (7/5).
Menurut Adam, pria ini mengaku tidak memiliki motif apapun dengan tindakannya mengenakan kaos bergambar palu Arit itu. Dia kurang paham terhadap hal-hal yang berkaitan dengan komunisme.
Kaos tersebut merupakan pemberian dari kakak iparnya, Sumiati yang bekerja sebagai Pekerja Rumah Tangga (PRT). Sumiati mendapatkan pemberian dari majikan sekitar Juli 2015, saat menjelang Hari Raya Idul Fitri.
"Kaos tersebut sudah dipakai dua kali, yakni saat santai di rumah dan ketika ditangkap di Samsat kemarin," katanya.
Siyari diamankan Sabtu (7/5) di Kantor Samsat Talangagung, Kabupaten Malang karena mengenakan kaos bergambar logo palu arit. Pria muslim tersebut sehari-hari bekerja sebagai wiraswasta. Saat diamankan, pelaku sedang bersama istrinya.
Warga Dusun Mulyosari RT 61/ RW 18 Desa Sumberejo, Kecamatan Gedangan itu mengenakan kaos krem bertulis Exodus di atas logo palu arit. Tulisan tersebut mirip nama band thrash metal Exodus dan vokalisnya, Paul Baloff.
Pelaku sangat kooperatif dalam menjalani pemeriksaan dan proses identifikasi. Dia juga berjanji siap datang bila dimintai keterangan lebih lanjut.