Prihatin insiden Tolikara, ribuan umat Islam Solo apel siaga
Mereka juga mengecam keras asli pelarangan ibadah yang terjadi di Papua.
Ribuan Umat Islam se Solo Raya menggelar aksi apel siaga di Lapangan Kotta Barat, Solo, usai Salat Jumat (24/7). Aksi tersebut sebagai wujud solidaritas dan ungkapan keprihatinan umat Islam Solo atas insiden pembakaran musala di Tolikara, Papua (17/7) lalu.
Usai berorasi mereka melanjutkan aksinya dengan melakukan longmarch menuju Bundaran Gladag, dengan berjalan kaki. Selain menggunakan gamis, sebagian di antara mereka menggunakan seragam dan bendera organisasi, seperti Majelis Tafsir Alquran (MTA), Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah, Forum Komunikasi Antar Masjid, Laskar Umat Islam Surakarta (LUIS), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) serta sejumlah organisasi lain.
Sejumlah tokoh Islam Solo hadir dalam aksi tersebut, di antaranya Ketua MUI Solo Zainal Arifin Adnan, Ketua Majelis Tafsir Al Qiran Achmad Sukina, ketua Dewan Syariah Kota Surakarta, Muinudinillah. Mereka juga melakukan orasi bergantian di atas panggung berupa truk trailer.
Aksi tersebut mendapatkan pengawalan ketat dari pihak keamanan, selain mengikuti rombongan long march, pihak keamanan juga melakukan penjagaan di sejumlah titik pusat Kota Solo. Mengingat aksi ini dilakukan disalah satu jantung Kota Solo.
"Kerusuhan di Papua itu karena adanya orang asing yang mencoba mengancam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Aksi damai solidaritas untuk saudara di Papua," ujar Ketua MUI Solo Zaenal Arifin Adnan saat berorasi.
Menurut Adnan, rakyat telah diperbodoh orang asing dan aktor intelek yang mengadu domba seluruh warga Papua. Ia meminta semua lapisan masyarakat untuk mengambil hikmah atas kejadian tersebut. "Sebagai seorang manusia kita harus membuka hati, yakni hati yang tidak pendendam, bukan hati untuk kejam namun hati untuk kedamaian," tegasnya.
Dalam aksi tersebut, mereka menuntut agar pemerintah berlaku adil dengan melakukan tindakan hukum yang tegas terhadap pelaku pengrusakan. Mereka juga mengecam keras asli pelarangan ibadah yang terjadi di Papua.
Juru bicara aksi, Endro Sudarsono dari LUIS menambahkan masyarakat muslim tidak merasa dendam dengan insiden yang terjadi di Papua. Pihaknya berjanji akan menindaklanjuti dengan melakukan dakwah di Papua. Dewan Syariah Kota Solo, kata dia juga membuka pendaftaran bagi masyarakat yang ingin berdakwah di Papua.
"Kami akan membuat aksi spontanitas berupa saweran untuk membangun kembali masjid di Tolikara. Kami akan berjuang untuk membuat masjid yang lebih bagus di sana," katanya.
-
Kapan Masjid Raya Sumatra Barat diresmikan? Awal pembangunan masjid ini ditandai dengan peletakan batu pertama pada 21 Desember 2007 silam.
-
Di mana Masjid Raya Sumatra Barat dibangun? Terletak di Kecamatan Padang Utara, Kota Padang, pembangunan masjid ini berlangsung cukup lama.
-
Kapan Masjid Pusaka Baiturrahmah didirikan? Tanggal dan tahun ini juga dipercaya sebagai waktu berdirinya masjid ini.
-
Kapan Masjid Cheng Ho di Palembang diresmikan? Masjid ini berdiri di atas tanah hibah dari Pemerintah Daerah dan baru diresmikan pada tahun 2006 silam.
-
Kapan Masjid Saka Tunggal didirikan? Dilansir dari Kebumenkab.go.id, masjid itu didirikan pada tahun 1722 oleh Bupati Kendurenan, putra Adipati Mangkuprojo, seorang Wrongko Dalem Keraton Kartasuro.
-
Kapan Masjid Baitul Makmur diresmikan? Bentuk dari kepala kubah masjid yang diresmikan tahun 1999 ini memiliki bentuk yang sama persis, sehingga menimbulkan kesan gaya arsitektur Timur Tengah yang begitu kental.