Prihatin kasus tawuran Bonek vs PSHT, puluhan pendekar di Solo gelar aksi
Puluhan pendekar PSHT Kota Solo menggelar aksi di Plasa Manahan, Jumat (6/10) siang. Mereka membawa sejumlah poster bertuliskan "Pendekar : Berdamai Bukan Tawuran", "Prestasi Yes, Tawuran No", "Pesilat Indonesia Cinta Persatuan dan Kesatuan NKRI".
Bentrokan yang terjadi antara suporter Persebaya Surabaya, Bonek dengan anggota perguruan silat Persaudaraan Setia Hati Teratai (PSHT) di Surabaya akhir pekan lalu membawa keprihatinan sejumlah pihak. Pasalnya dua anggota PSHT Eko Ristanto (25), dan Aris (20) warga Simorejosari, Bojonegoro, meregang nyawa dalam bentrokan yang belum diketahui penyebabnya itu.
Sebagai bentuk simpati kepada kedua korban, puluhan pendekar PSHT Kota Solo menggelar aksi di Plasa Manahan, Jumat (6/10) siang. Mereka membawa sejumlah poster bertuliskan "Pendekar : Berdamai Bukan Tawuran", "Prestasi Yes, Tawuran No", "Pesilat Indonesia Cinta Persatuan dan Kesatuan NKRI".
"Aksi ini kami lakukan sebagai bentuk simpatik kami kepada dua anggota warga PSHT yang dianiaya hingga meninggal di Surabaya," ujar Humas PSHT Cabang Solo, Suharno.
Dalam aksi tersebut puluhan anggota PSHT juga melakukan aksi teatrikal. Mereka meperagakan diri sebagai warga yang sedang tawuran. Tak lama kemudian para pendekar PSHT mendatangi kelompok yang bertikai untuk mendamaikan.
"Pesan dari aksi teatrikal ini, bahwa seorang pendekar PSHT tidak boleh ikut-ikutan berkelahi melainkan sebagai pendamai," jelas dia.
Turut serta dalam aksi tersebut, mantan anggota Denpom 4/IV Solo, Kopral Partika Subagyo Lelono atau akrab disapa Kopral Bagyo.
"Saya berpesan agar warga PSHT selalu menjunjung tinggi hukum dan tidak ikut-ikutan aksi tawuran. Serahkan semua pada pihak berwajib, jangan tersulut dengan aksi provokasi," tandasnya.