Profil 11 Panelis Debat Cawapres Malam Ini
Para panelis ini berasal dari berbagai universitas terkemuka dan peneliti di lembaga kajian ekonomi.
KPU telah mengumumkan nama panelis untuk debat kedua khusus cawapres.
Profil 11 Panelis Debat Cawapres Malam Ini
Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Hasyim Asyari telah mengumumkan nama panelis untuk debat kedua khusus cawapres yang akan berlangsung pada Jumat (22/12) malam ini.
"Nama-nama panelis yang sudah disiapkan KPU ada 11 orang," kata Hasyim di Gedung KPU, Jakarta Pusat, Senin (18/12).
Para panelis ini berasal dari berbagai universitas terkemuka dan peneliti di lembaga kajian ekonomi.
Mereka menjalani karantina sejak Rabu (20/12) untuk merumuskan pertanyaan untuk ketiga cawapres yakni Muhaimin Iskandar, Gibran Rakabuming Raka, dan Mahfud MD.
- Debat Kelima Pilpres Bertema SDM hingga Teknologi, Berikut Daftar Singkatan dan Istilah Asing
- Debat Keempat Pilpres, Berikut Istilah dan Singkatan Dalam Isu SDA hingga Pangan
- Jelang Debat Cawapres, Ini Gagasan 3 Paslon di Sektor Ekonomi
- Jelang Debat Cawapres: Ini Hasil Survei Elektabilitas Muhaimin, Gibran, dan Mahfud MD
Tema besar debat cawapres ini yakni 'Perekonomian Indonesia', meliputi Ekonomi (ekonomi kerakyatan serta ekonomi digital), Keuangan, Investasi Pajak, Perdagangan, Pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)-Anggaran Pengelolaan Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), dan Perkotaan.
Berikut profil singkat 11 panelis debat pertama cawapres malam ini:
1. Ahmad Alamsyah Saragih
Alamsyah merupakan mantan anggota Ombudsman RI Periode 2016-2020. Dia memiliki latar belakang sebagai ekonom. Alamsyah merupakan lulusan Fakultas Ekonomi di Universitas Padjajaran (Unpad).
Sebelum menjabat sebagai anggota Ombudsman, Alamsyah pernah menduduki posisi sebagai Ketua Komisi Informasi Pusat RI. Saat itu, dirinya turut menyelesaikan sengketa informasi publik melalui mediasi dan atau ajudikasi nonlitigasi.
Tidak hanya di lembaga pemerintah, Alamsyah juga aktif dalam Asosiasi Permukiman Kooperatif (ASPEK), Initiative for Local Governance (ILGR), dan The World Bank pada 2002-2008.
2. Adhitya Wardhono
Adhitya merupakan ekonom sekaligus pengajar di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Jember. Dia aktif sebagai peneliti di bidang ekonomi sejak 2014 sampai saat ini.
Selain sebagai dosen dan akademisi, Adithya juga menjabat sebagai lektor kepala di FEB Universitas Jember. Pria yang setidaknya telah melakukan 25 penelitian di bidang ekonomi ini menempuh pendidikan S1-nya di Universitas Jember.
Kemudian melanjutkan pendidikan S2 di Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Philipps University Marburg, Jerman dan kembali meneruskan studi S3 nya di Jerman dengan menggaet gelar Doktor dari Georg-August University of Goettingen, Jerman.
Dosen kelahiran Surakarta ini mengampu banyak mata kuliah, khususnya di bidang ekonomi pembangunan serta pernah menjadi anggota Indonesian Regional Science Association tahun 2016-2021.
3. Agustinus Prasetyantoko
Agustinus merupakan lulusan tahun 1997 Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) di Universitas Gadjah Mada (UGM). Dia melanjutkan studinya dan memperoleh gelar Master di Universitas Lille, Prancis pada tahun 2002.
Tidak berhenti sampai di situ, Agustinus kembali meneruskan pendidikannya di Ecole Normale Superieure de Lyon (ENS de Lyon), Prancis dan berhasil meraih gelar Doctor of Philosophy (PhD) Keuangan dan Perbankan pada Maret 2008.
Kemudian, Agustinus memasuki dunia akademisi dengan dipercaya sebagai rektor Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya periode 2015-2023, yang kini posisinya telah digantikan oleh Yuda Turana.
Tidak hanya dalam ranah pendidikan, Agustinus juga tercatat pernah menduduki beberapa posisi penting di perusahaan besar, seperti Chief Economist, Bank BTN, serta Komisaris Independen Prudential Indonesia.
Pria asal Depok ini juga pernah menjabat sebagai Panitia Seleksi Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Indonesia (OJK) pada Desember 2021.
Hingga kini, Agustinus menjabat sebagai Panitia Seleksi Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) RI.
4. Fauzan Al Rasyid
Fauzan merupakan akademisi. Dia kini menjabat sebagai dekan Fakultas Syariah dan Hukum di UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
Sebagai seorang dosen sekaligus dekan, pria kelahiran Garut ini juga kerap aktif menjadi pembicara dalam berbagai seminar ataupun agenda diskusi. Dia juga aktif mempublikasikan sejumlah karya ilmiah yang dimuat dalam jurnal nasional maupun internasional.
Selain menjadi akademisi, Fauzan juga pernah menjadi tim seleksi dalam proses rekrutmen anggota Bawaslu-KPU di Jawa Barat.
5. Hendri Saparini
Hendri adalah seorang ekonom senior yang telah lama berkarier sebagai peneliti dan konsultan ekonomi. Dia menempuh pendidikan S1 di Fakultas Ekonomi UGM Yogyakarta.
Kemudian melanjutkan program master (Manajemen Kebijakan Internasional) dan doktoral (Ekonomi Politik Internasional) di Universitas Tsukuba Jepang.
Pada tahun 2005 hingga pertengahan 2013, Hendri menduduki posisi sebagai Managing Direcrot ECONIT Advisory Group. Hingga akhirnya pada tahun 2013, Hendri mendirikan CORE Indonesia dan menjadi Direktur Eksekutif sampai tahun 2016.
Tidak hanya itu, Hendri juga tercatat sebagai anggota dewan pakar Masyarakat Ekonomi Syariah dan Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia.
Wanita ini juga telah menggaet beberapa penghargaan, salah satunya masuk ke dalam nominasi ‘100 Wanita Berpengaruh di Indonesia’ oleh majalah Globe Indonesia tahun 2012.
6. Hyronimus Rowa
Hyronimus merupakan seorang wakil rektor Akademik IPDN Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) di Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN).
Dia menyelesaikan studinya di Institus Ilmu Pemerintahan (IIP) tahun 1995, lalu melanjutkan S2 serta S3 nya mengambil jurusan Ilmu Pemerintahan di Universitas Padjajaran (Unpad).
Sebelum menjabat sebagai wakil rektor, pria kelahiran Bajawa Flores ini juga pernah menduduki posisi sebagai Ketua Program Studi Manajemen Pemerintahan IPDN dan Pembantu Rektor IPDN Bidang Kemahasiswaan.
Di sisi lain, Hyronomus juga pernah menjadi Tim Perumus RUU MPR, DPR, DPD dan DPRD dari Kemendagri/ Pemerintah pada tahun 2009-2012 serta tercatat telah meluncurkan tiga buku.
7. Poppy Ismalina
Poppy menjadi satu-satunya perwakilan dari Universitas Gadjah Mada (UGM) dalam debat cawapres ini. Dia merupakan anggota Associate Professor di Departemen Ekonomi Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM.
Sebelumnya, Poppy juga pernah menjabat sebagai Wakil Direktur dan Deputi Penelitian dan Pelatihan FEB UGM serta Direktur Magister Ekonomika Pembangunan FEB UGM.
Wanita kelahiran tahun 1972 ini menyelesaikan studi ekonominya di Fakultas Ekonomi UGM pada tahun 1995.
Lalu melanjutkan pendidikannya dengan meraih gelar Master of Economics of Development yang diperoleh di Australian National University pada 2003 dan gelar PhD dari University of Groningen, Belanda, pada 2011.
Selain berkecimpung di dunia akademisi, Poppy pernah menjadi konsultan di International Labour Organization yang mendalami isu dampak perdagangan internasional terhadap ketenagakerjaan di Indonesia pada tahun 2011.
Di sisi lain, Poppy juga memiliki pengalaman sebagai Visiting Fellow di Australian National University pada Januari-Desember 2013.
8. Retno Agustina Ekaputri
Retno merupakan rektor Universitas Bengkulu periode 2021-2025. Dia lahir di Yogyakarta pada 3 Agustus 1962.
Retno menyelesaikan pendidikan sarjana di Universitas Gadjah Mada (UGM). Lalu melanjutkan studinya dengan menempuh pendidikan magister dan studi doktoral dengan gelar Magister Science (M.Sc) serta Philosophy of Doctor (Phd) di University Of Tennessee Knoxville, Amerika Serikat (AS).
Sebelum menjadi rektor, Retno telah tercatat sebagai dosen tetap di Universitas Bengkulu, tepatnya di Fakultas Ekonomi dengan jabatan fungsional Lektor Kepala.
Di bawah kepemimpinan Retno kala pernah menjadi Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan pada tahun 2018, jurusan Manajemen UNIB berhasil meraih akreditasi internasional ABEST21 di Asia Pasifik.
9. Suharnomo
Suharnomo merupakan rektor Universitas Dipenogoro (Undip) periode 2024 - 2029. Dia telah aktif di dunia ekonomi sejak lama. Suharnomo pernah menduduki posisi sebagai Ketua Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Asosiasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis (AFEBI) tahun 2020.
Selain sebagai rektor, Suharnomo juga masih menduduki posisi sebagai Ketua Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Semarang Korwil Jateng periode 2023-2026.
Suharnomo juga pernah menjabat sebagai inisiator atau pendiri Lembaga Akreditasi Mandiri Bidang Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi (Lamemba). Lalu sempat menjadi Ketua FTA (Free Trade Agreement) Jawa Tengah.
10. Tauhid Ahmad
Tauhid merupakan alumni S3 di IPB University. Dia merupakan Direktur Eksekutif Institut for Development of Economics and Finance (INDEF) yang aktif di bidang keuangan negara dan moneter, hingga industri dan perdagangan internasional.
Tauhid mengawali karier sebagai peneliti di Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES) Jakarta hingga sebagai konsultan beragam kegiatan penelitian di Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).
Turut aktif di dunia pendidikan, Tauhid masih mengajar di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta.
11. Yosa Rizal Damuri
Yose menjabat sebagai Direktur Eksekutif Center for Strategic and International Studies (CSIS).
Sebelumnya, dia sempat menjabat sebagai Kepala Departemen Ekonomi pada organisasi yang sama.
Selain meneliti, Yose juga mengajar mata kuliah Ekonomi Internasional di Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia serta menjadi bagian dari jaringan advisory dari Indonesia Service Dialogue (ISD) dan Asia-Pacific Research and Training Network on Trade (ARTNet).
Yose telah menempuh pendidikan sarjana di Universitas Indonesia sebelum melanjutkan ke program magister di Australia National University dan meraih gelar Ph.D di bidang Ekonomi Internasional dari Graduate Institute of International Studies (HEI), Jenewa, Swiss.