Profil Prof Budi Santoso, Dekan Unair yang Diduga Dicopot Akibat Menolak Program Dokter Asing
Kabar mendadak tersebut berawal dari pernyataan Prof. Budi Santoso yang beredar di WhatsApp Group (WAG) Dosen FK Unair pada Rabu 3 Juli 2024.
Kabar mendadak tersebut berawal dari pernyataan Prof. Budi Santoso yang beredar di WhatsApp Group (WAG) Dosen FK Unair pada Rabu 3 Juli 2024.
Profil Prof Budi Santoso, Dekan Unair yang Diduga Dicopot Akibat Menolak Program Dokter Asing
Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Prof. Dr. dr. Budi Santoso, Sp.OG.(K) dicopot dari jabatannya karena menolak program dokter asing di Indonesia.
Kabar mendadak tersebut berawal dari pernyataan Prof. Budi Santoso yang beredar di WhatsApp Group (WAG) Dosen FK Unair pada Rabu 3 Juli 2024.
Dalam pernyataannya, Budi Santoso berpamitan kepada sekitar 300-an member di grup tersebut, usai menerima keputusan Rektorat Unair yang memberhentikan dirinya dari jabatan Dekan FK Unair.
"Per hari ini saya diberhentikan sebagai Dekan FK Unair. Saya menerima dengan lapang dada dan ikhlas. Mohon maaf selama saya memimpin FK Unair ada salah dan khilaf, mari terus kita perjuangkan FK Unair tercinta untuk terus maju dan berkembang," demikian petikan pernyataan Budi Santoso dalam WAG tersebut.
Budi Santoso membenarkan pernyataannya itu sebagai bentuk kewajiban dirinya untuk berpamitan dengan para dosen maupun senior.
"Benar, itu pesan dari saya di grup dosen FK Unair. Benar saya diberhentikan per hari ini," katanya, Kamis (4/7/2024).
Prof. Dr. Budi Santoso, dr., Sp.OG (K) menjabat sebagai Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK Unair) sejak 2020 dan sedianya akan berakhir pada 2025.
Dikuti dari unaur.ac.id, Kamis (4/7/2024) Budi Santoso dikenal sebagai dokter spesialis ahli dalam bidang Ginekologi dan Onkologi.
Tak hanya berprofesi sebagai dekan, pria kelahiran Banyuwangi yang akrab disapa Prof. Bus ini juga merupakan seorang staf medis di Departemen Obstetri dan Ginekologi RSUD Dr. Soetomo.
Selain itu, beliau juga pernah menjabat sebagai sekretaris II di Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Surabaya.
Selain itu, Prof. Bus berhasil menjadi author dalam 9 judul buku yang berbeda, salah satunya adalah Bayi Tabung: Jalan Terakhir Pejuang Dua Garis yang terpublish pada 2020. Sementara, bukunya yang paling laris dan terbit hingga Volume 2 berjudul Panduan Kesehatan Reproduksi wanita.
Dicopot karena Menolak Dokter Asing
Budi Santoso mengakui pencopotannya karena statemen dirinya menolak program dokter asing di Indonesia.
"Iya. Proses saya untuk dipanggil berkaitan dengan itu," ujarnya.
Ia beranggapan, terjadi perbedaan pendapat antara pimpinan Unair dengan dirinya terkait program Kemenkes untuk mendatangkan dokter asing.
"Karena rektor pimpinan saya dan saya ada perbedaan pendapat, dan saya dinyatakan berbeda ya keputusan beliau ya diterima. Tapi, kalau saya menyuarakan hati nurani, saya pikir kalau semua dokter ditanya, apa rela ada dokter asing? Saya yakin jawabannya tidak," katanya.
Menurut Budi Santoso, dirinya dipanggil oleh Rektorat Unair pada Senin (1/7) untuk mengklarifikasi pernyataan Budi menolak program dokter asing di Indonesia. Sedangkan, keputusan pemberhentian dia terima hari ini.
Budi Santoso dalam pernyataan pribadinya pada Kamis (27/6), mengatakan tidak setuju dengan program dokter asing di Indonesia.
"Secara pribadi dan institusi, kami dari fakultas kedokteran tidak setuju," katanya.
Prof. Budi yakin 92 Fakultas Kedokteran di Indonesia mampu meluluskan dokter-dokter yang berkualitas. Bahkan, kualitasnya tidak kalah dengan dokter-dokter asing.
Respons Unair
Ketua Pusat Komunikasi dan Informasi Publik (PKIP) Unair Martha Kurnia Kusumawardani membenarkan beredarnya pemberitaan tentang pemberhentian Dekan FK Unair di beberapa media sosial.
"Alasan atau pertimbangan pimpinan Universitas Airlangga terkait pemberhentian ini adalah merupakan kebijakan internal untuk menerapkan tata kelola yang lebih baik guna penguatan kelembagaan khususnya di lingkungan FK Unair," katanya, Kamis (4/7/2024).
Unair mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada Prof. Dr. dr. Budi Santoso, Sp.OG.(K) atas pengabdiannya selama menjadi dekan.