![Unair Blak-blakan soal Pemecatan Dekan Fakultas Kedokteran Usai Tolak Dokter Asing](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/feedImage/2024/7/4/1720047061100-gwebs.jpeg)
Unair Blak-blakan soal Pemecatan Dekan Fakultas Kedokteran Usai Tolak Dokter Asing
Pencopotan terhadap jabatan Prof Bus dari Dekan FK Unair ini pun dibenarkan Kepala Pusat Komunikasi dan Informasi Publik Unair, Martha Kurnia.
Pencopotan terhadap jabatan Prof Bus dari Dekan FK Unair ini pun dibenarkan Kepala Pusat Komunikasi dan Informasi Publik Unair, Martha Kurnia.
Dekan Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Budi Santoso dicopot dari jabatannya per 3 Juli lalu.
Pencopotan jabatan pria yang akrab disapa Prof Bus ini dikait-kaitkan dengan pernyataannya yang menolak keras kebijakan Menteri Kesehatan (Menkes) terkait impor dokter asing.
Pencopotan terhadap jabatan Prof Bus dari Dekan FK Unair ini pun dibenarkan Kepala Pusat Komunikasi dan Informasi Publik Unair, Martha Kurnia.
"Terkait beredarnya pemberitaan tentang pemberhentian Dekan FK Unair di beberapa media sosial, dengan ini kami humas Universitas Airlangga menyatakan bahwa pemberitaan tersebut benar adanya," ujar Martha melalui keterangan tertulis yang diterima merdeka.com, Rabu (3/7) malam.
Martha mengungkapkan, Prof Bus diberhentikan dari jabatannya karena kebijakan internal dari Unair. Salah satu pertimbangannya, kata Martha, Unair ingin menerapkan tata kelola yang lebih baik.
"Alasan atau pertimbangan pimpinan Universitas Airlangga terkait pemberhentian ini adalah merupakan kebijakan internal untuk menerapkan tata kelola yang lebih baik guna penguatan kelembagaan khususnya di lingkungan FK Unair," tegasnya.
Dia menyebut, pihak Unair mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya atas pengabdian Prof Bus selama memangku jabatannya tersebut.
"Kami menghaturkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada Prof Dr dr Budi Santoso SpOG(K) atas semua pengabdian dan jasa-jasanya selama memangku jabatan tersebut," ujarnya.
"Semoga Unair khususnya FK Unair terus menjadi Fakultas Kedokteran yang mampu memberikan kontribusi positif bagi bangsa dan negara Indonesia," tambahnya.
Diketahui, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair), Budi Santoso menolak rencana kebijakan pemerintah terkait dengan ‘impor’ atau mendatangkan dokter asing ke Indonesia. Dia beralasan, jika kebutuhan dokter di dalam negeri dianggap masih dapat terpenuhi.
“Saya pikir semua dokter Indonesia tidak rela dokter asing kerja di sini dan kita mampu memenuhinya dan mampu jadi dokter tuan rumah,” kata Budi Santoso, Kamis (27/6) lalu.
Budi Santoso menekankan, saat ini banyak rumah sakit vertikal di kota-kota besar di Indonesia yang memiliki dokter spesialis mumpuni. Kualitas mereka bahkan tidak kalah dengan dokter asing.
“Agak aneh. Ada RS Sanglah Denpasar, RS Wahidin Makassar, di kota besar lainnya, seperti Jogja, Bandung, Semarang. Masa mereka kekurangan dokter spesialis? Kami tidak setuju dengan dokter asing,” tegas dia.
Dekan Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga (Unair) Budi Santoso dicopot dari jabatannya usai menolak dokter asing.
Baca SelengkapnyaRektor Universitas Airlangga (Unair) Prof Mohammad Nasih enggan berkomentar terkait pemberhentian Dekan Fakultas Kedokteran Prof Budi Santoso.
Baca SelengkapnyaKabar mendadak tersebut berawal dari pernyataan Prof. Budi Santoso yang beredar di WhatsApp Group (WAG) Dosen FK Unair pada Rabu 3 Juli 2024.
Baca SelengkapnyaAksi akan digelar di dalam kampus, tepatnya di depan patung Airlangga FK Unair.
Baca SelengkapnyaBudi mengingatkan, saat ini ada 12.000 bayi yang mengalami kelainan jantung bawaan dan mendapatkan tindakan cepat lewat operasi.
Baca SelengkapnyaKampus ini merupakan Perguruan Tinggi Negeri ketiga di Indonesia setelah UI dan UGM
Baca SelengkapnyaDokter gadungan bernama Ingwy Tirto Banyu alias Sunaryanto (39) sudah cukup banyak menangani pasien sejak buka praktik lima tahun silam .
Baca SelengkapnyaRatusan pasien RS Universitas Airlangga terpaksa dievakuasi ke lapangan akibat gempa bumi
Baca SelengkapnyaJenazah diketahui berinisial S, usia 57 tahun asal Tambak Wedi Baru Barat, Surabaya.
Baca Selengkapnya