Protes Iuran Pengembangan Institusi, Mahasiswa Pilih Berkemah di Balairung UGM
Para mahasiswa ini mendirikan tujuh tenda dan memasang sejumlah karangan bunga.
Para mahasiswa ini mendirikan tujuh tenda dan memasang sejumlah karangan bunga.
Protes Iuran Pengembangan Institusi, Mahasiswa Pilih Berkemah di Balairung UGM
- Pengakuan Mahasiswa UNM yang Didorong Dosen Gara-Gara Protes Kebijakan Kampus
- Baleg Tegaskan UU MD3 Masuk Prolegnas Tak Ada Kaitan dengan Perebutan Kursi Ketua DPR
- Gerakan Petisi Selamatkan Demokrasi Meluas di Perguruan Tinggi, Airlangga: Itu Satu Dua Orang, Biasa Saja
- Bentrok Antarfakultas di Universitas Islam Makassar, 16 Mahasiswa Ditangkap
Sejumlah mahasiswa UGM memilih berkemah di Balairung atau Rektorat UGM sebagai bentuk protes terhadap tingginya Iuran Pengembangan Institusi (IPI) atau uang pangkal sejak Senin (27/5) lalu.
Para mahasiswa ini mendirikan tujuh tenda dan memasang sejumlah karangan bunga. Karangan bunga ini bertuliskan 'Turut Berduka Kampus Kerakyatan' maupun 'Universitas Gemar Memalak (UGM)'.
Ancam Demo
Humas Aliansi Mahasiswa UGM Maulana menerangkan mahasiswa berkemah di Balairung sejak Senin (27/5) hingga seminggu ke depan. Maulana menyebut akan menggelar aksi demonstrasi jika pihak Rektorat UGM tidak mau menemui mahasiswa yang berkemah.
"Akan menginap dalam seminggu ke depan. Berkemah sejak Senin (27/5) sampai 3 Juni besok. Jika Rektor, pimpinan atau jajaran tidak menemui, kami beri tenggat dalam seminggu maka kami akan melanjutkan konsolidasi yang lebih besar," ucap Maulana, Selasa (28/5).
Desak Kampus Cabut Uang Pangkal
"Kami akan turun lebih besar untuk menggugat kampus. Untuk mencabut uang pangkal dari Universitas Kerakyatan ini," sambung Maulana.
Alasan Demo
Maulana menyebut uang pangkal atau IPI ini besarannya mencapai puluhan juta rupiah. IPI diberlakukan pada semua mahasiswa baru kecuali bagi mahasiswa penerima UKT golongan 0.
"Penerapannya hampir ke semua golongan UKT kecuali golongan 0. Di Soshum (Fakultas Sosial dan Humaniora) Rp 20 juta. Kalau di Saintek (Fakultas Sains dan Teknik) itu Rp 30 juta uang pangkalnya. Paling tinggi di FKKMK (Kedokteran) dan FKG (Fakultas Kedokteran Gigi) Rp 50 juta," terang Maulana.
Maulana menjelaskan adanya uang pangkal atau IPI ini membuat mahasiswa yang ingin mendaftar ke UGM akhirnya mengundurkan diri. Hal ini karena uang pangkal atau IPI dianggap terlalu tinggi.
Maulana membeberkan uang pangkal atau IPI ini bersifat wajib bagi mahasiswa jalur ujian mandiri atau UM UGM CBT. Jalur ujian mandiri, lanjut Maulana memiliki kuota mahasiswa 40 persen dari total jumlah mahasiswa baru UGM.
"Jalur mandiri ini artinya jalur yang jumlah mahasiswanya paling besar. Ini menjadi lahan basah bagi kampus untuk mengeruk uang sebanyak-banyaknya dari mahasiswa," tegas Maulana.