Muncul Baliho Jokowi Alumnus Memalukan Diganti Jadi Membanggakan, Kampus UGM Beri Penjelasan Begini
Munculnya spanduk 'Jokowi Alumnus UGM Paling Membanggakan' merupakan dinamika di lingkungan mahasiswa.
UGM menjelaskan bahwa spanduk yang dibuat BEM UGM tak diubah, namun dibuat sendiri oleh mahasiswa yang berbeda.
Muncul Baliho Jokowi Alumnus Memalukan Diganti Jadi Membanggakan, Kampus UGM Beri Penjelasan Begini
Muncul Baliho Jokowi Alumnus Memalukan Diganti Jadi Membanggakan, Kampus UGM Beri Penjelasan Begini
Universitas Gadjah Mada (UGM) angkat bicara soal spanduk penghargaan 'Jokowi Alumnus Paling Memalukan' yang dibuat BEM KM UGM diganti menjadi 'Jokowi Alumnus Paling Membanggakan'.
UGM menjelaskan bahwa spanduk yang dibuat BEM UGM tak diubah, namun dibuat sendiri oleh mahasiswa yang berbeda
"Itu tidak diubah, melainkan dilakukan oleh mahasiswa yang berbeda," kata Sekretaris UGM Andi Sandi Antonius Tonralipu kepada Liputan6.com, Sabtu (16/12).
Menurut dia, munculnya spanduk 'Jokowi Alumnus UGM Paling Membanggakan' merupakan dinamika di lingkungan mahasiswa. Sandi menyebut pihak universitas memberikan ruang bagi para mahasiswa untuk menyampaikan aspirasinya.
"Hal tersebut merupakan dinamika sehingga UGM tetap memberikan ruang bagi mahasiswa dalam menyampaikan aspirasinya. Penyampaiannya dilakukan dengan cara yang santun dan tidak menganggu ketertiban," jelas Sandi.
Sementara itu, Ketua BEM KM UGM, Gielbran Muhammad Noor menegaskan kelompok yang memasang baliho tersebut bukan bagian dari BEM KM UGM.
Gielbran membeberkan dirinya baru mendengar nama Badan Etik Mahasiswa (BEM) UGM. Gielbran menduga Badan Etik Mahasiswa itu dibentuk dadakan untuk merespons aksi BEM KM UGM.
"Tidak ada kaitannya dengan BEM KM. Itu entitas yang terpisah. Justru saya baru dengar ini ada Badan Etik Mahasiswa. Itu mungkin buatan secara mendadak gitu, karena saya sama sekali tidak pernah mendapatkan informasi itu," ucap Gielbran saat dihubungi.
Meski demikian Gielbran menerangkan dirinya tidak mempermasalahkan soal beda pandangan tersebut. Gielbran menilai perbedaan pandangan ini adalah hal yang wajar terjadi.
"Kami membebaskan setiap orang untuk berpendapat meskipun itu berbeda pendapat dengan kami. Itu bukanlah suatu hal yang masalah. Jadi monggo-monggo (silahkan) saja," urai Gielbran.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi menjawab soal kritikan dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Gadjah Mada (UGM) yang menyebut dirinya sebagai alumni UGM paling memalukan.
Jokowi mengatakan Indonesia merupakan negara demokrasi di mana rakyat bebas menyampaikan pendapatnya. Hanya saja, dia mengingatkan bahwa soal etika dan sopan santun ketimuran.
"Ya itu proses demokrasi boleh-boleh saja. Tetapi perlu saya ingatkan kalau kita ada etika dan sopan santun ketimuran," jelas Jokowi usai meresmikan Statiun Pompa Ancol Sentiong, Jakarta Utara, Senin (11/12/2023).
Kendati begitu, dia menanggapi santai soal kritikan dari BEM UGM. Jokowi pun enggan berbicara banyak soal dirinya dinobatkan sebagai alumni UGM paling memalukan.