Protes kenaikan BPP, Mahasiswa STIMIK bertindak anarkis
Mahasiswa juga melakukan pemboikotan kampus dengan memasang spanduk di depan pagar kampus.
Ratusan mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Informatika dan Komputer (STIMIK) Dipanegara Jalan Perintis Kemerdekaan, kota Makassar melakukan aksi unjuk rasa menolak kebijakan kenaikan uang Biaya Penyelenggaraan Pendidikan (BPP) di halaman kampusnya. Aksi itu juga diwarnai dengan pengerusakan dan pembakaran sejumlah fasilitas kampus.
Mahasiswa mengamuk di lantai III tempat laboratorium komputer. Benda-benda itu dijatuhkan lalu dibakar di depan gedung perkuliahan. Sekitar 18 unit komputer hangus begitu saja. Ratusan mahasiswa mengamuk lantaran pihak kampus tidak merespons aksi mereka.
Tak hanya itu, kaca ruang perkuliahan dipecahkan hingga berserakan di lantai. Bangku, tempat biasanya mahasiswa duduk menerima pelajaran dari dosen tak luput dari kemarahan mahasiswa. Bangku itu dibakar mereka.
"Kami demo di sini, menolak kebijakan birokrasi kampus yang menaikkan uang BPP kampus yang sebelumnya dari tiga juta naik menjadi Rp 3,4 juta," kata presiden BEM STIMIK Dipanegara, Hayatullah, Senin (15/4).
Dia mengatakan kenaikan biaya BPP oleh pihak kampus dinilai tidak masuk akal. Pasalnya, tingginya biaya yang harus ditanggung mahasiswa tidak sesuai dengan fasilitas kampus yang diperoleh mahasiswa saat ini.
"Kami tidak terima karena kenaikan BPP tidak dibarengi peningkatan fasilitas kampus. Bahkan, akreditasi jurusan juga masih C," ujar Hayatullah.
Selain itu, mahasiswa juga memboikot kampus dengan memasang spanduk di depan pagar kampus bertuliskan 'Kampus Ini Diboikot, Kampus Bank Tempat Berbisnis, dan STIMIK Kampus Uang Jangan Masuk Di sini, serta Jangan Percaya Pembohong'.
Ketua STIMIK Dipanegara, Drs Suarga, mengatakan kenaikan uang BPP merupakan kebijakan yayasan bukan kebijakan kampus. "Ini adalah kebijakan yayasan. Jadi, pihak kampus tidak ada hubungan dengan kebijakan ini," kata Suarga saat menemui mahasiswa.
Dia mengatakan protes mahasiswa ini akan dibicarakan dengan pihak yayasan. "Sambil menunggu jawaban dari pihak Yayasan, mahasiswa diliburkan sampai tidak ada batas waktu," ujarnya.