Proyek Payung Elektrik Jadi Sorotan Saat Debat Pilkada Riau
Isu payung elektrik yang gagal di halaman Masjid An-Nur, mencuat dalam debat publik Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Riau.
Isu payung elektrik yang gagal di halaman Masjid An-Nur, mencuat dalam debat publik Pasangan Calon (Paslon) Gubernur dan Wakil Gubernur Riau di SKA Co-Ex, Selasa (29/10).
Calon Gubernur Riau nomor urut satu, Abdul Wahid menanyakan kepada Paslon nomor tiga, Syamsuar-Mawardi Saleh, tentang upaya maksimalisasi fungsi payung masjid yang terlanjur dibangun.
- Kampanye di Pulau Kijang Dihadiri Puluhan Ribu Orang, Cagub Riau Abdul Wahid Bicara Soal Infrastruktur
- Calon Gubernur Riau Abdul Wahid Didukung Empat Paslon Pilkada Pekanbaru
- Ada Proyek Saluran Air, Hindari Jalan Ciledug Raya Bila Tak Ingin Terjebak Macet Mulai Tanggal Ini
- Jelang Debat Keempat Pilpres, Gibran: Doakan Ya
Syamsuar justru mengakui ada tersangkut perkara hukum dan pihaknya akan menunggu proses hukum terkait proyek payung elektrik yang sedang berjalan.
"Terkait hal itu kan sedang ada proses hukum, kita serahkanlah pada pihak penegak hukum untuk menanganinya," jawab Syamsuar.
Paslon 01 Abdul Wahid kemudian kembali menjelaskan maksud pertanyaanya. "Mohon maaf Pak Syam, kami tidak menanyakan upaya hukum, yang kami tanyakan bagaimana upaya agar payung itu berfungsi dan bermanfaat," tanya Wahid lagi.
Sementara itu, Mawardi Saleh, meminta masyarakat mengapresiasi niat baik Syamsuar dalam membangun masjid tersebut dan mengingatkan agar tidak menghakimi sebelum ada fakta yang jelas.
Cawagub nomor satu, SF Hariyanto menyoroti kesalahan perencanaan yang menyebabkan proyek payung elektrik terhambat. Dia mengungkapkan bahwa payung tersebut dibangun lebih besar dari yang direncanakan sehingga tidak tahan angin. Dia berjanji siap menyelesaikan proyek jika terpilih.
Paslon nomor urut dua, Nasir yang pernah melakukan kunjungan kerja terkait proyek itu, menegaskan bahwa produk payung yang digunakan adalah barang KW. Dia meminta agar pemerintah tidak menggunakan produk berkualitas rendah dalam proyek-proyeknya.