PTM Belum Diizinkan, SD Negeri di Pamulang Buka Les Berbayar Di Sekolah
Sekolah Dasar Negeri 2 Bambu Apus, Kecamatan Pamulang, Tangerang Selatan, nekat menggelar pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah bagi siswa kelas dengan kedok menggelar les belajar.
Sekolah Dasar Negeri 2 Bambu Apus, Kecamatan Pamulang, Tangerang Selatan, nekat menggelar pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah bagi siswa kelas dengan kedok menggelar les belajar.
Les tersebut, digelar di ruang kelas sekolah bagi para siswa yang ingin mendapat penjelasan tambahan, karena belajar dari rumah yang dianggap kurang dapat dipahami siswa.
-
Siapa saja yang diajak untuk mengikuti kegiatan 'Wara-wiri Mengajar' di Tangerang? Komunitas Wara-wiri Mengajar akan mengajak siapapun, khususnya generasi milenial agar mengenal seluk-beluk Kota Tangerang di masa silam.
-
Dimana saja tempat yang dikunjungi dalam kegiatan 'Wara-wiri Mengajar' di Tangerang? Beberapa tempat yang dikunjungi tentunya memiliki nilai sejarah yang kuat seperti Taman Makam Pahlawan Taruna, Stadion Benteng Reborn, Klenteng Boen Tek Bio, Makam Kalipasir serta kawasan Pasar Lama Tangerang.
-
Apa tujuan utama dari kegiatan 'Wara-wiri Mengajar' di Kota Tangerang? Komunitas Wara-wiri Mengajar memiliki misi ingin membumikan sejarah di Kota Tangerang.
-
Bagaimana Monang Sinulingga belajar catur? Pecatur Alam Monang Sinulingga patut disebut sebagai pecatur legendaris Indonesia karena dirinya murni bermain catur tanpa ilmu yang pasti.
-
Apa yang dihasilkan warga binaan di Lapas Pemuda Kelas II A Tangerang? Berbekal limbah koran bekas, sebuah karakter kartun lucu nan cantik berhasil diciptakan.
-
Mengapa anak muda di Desa Tumang enggan belajar membuat kerajinan tembaga? “Kebanyakan kalau yang tua-tua, mereka pintar gambar pintar mengerjakan. Tapi kalau untuk pemahat, banyak anak muda yang nggak bisa. Mereka nggak mau ribet. Misalnya sesuatu yang seharusnya dikasih garis dulu, mereka nggak mau kasih garis soalnya kelamaan atau terlalu rumit,” Nur Haris membenarkan kalau saat ini sedang terjadi krisis perajin di Desa Tumang.
"Seharusnya belajar masih di rumah, tapi di sekolah anak saya sudah lama pembelajaran di sekolah seperti biasa saja, dengan alasan kelas les tambahan," ungkap ANP orang tua murid di SDN 2 Bambu Apus, Pamulang, Tangerang Selatan, Kamis (2/9/2021).
Menurut dia, kelas les tambahan itu digelar di sekolah dengan diikuti hampir seluruh siswa kelas tanpa penerapan protokol kesehatan dengan baik. Selain itu, para siswa juga dikenakan biaya les oleh guru kelas sebesar Rp 5 sampai 10 ribu per sesi.
"Ada biaya les sebesar Rp 5 ribu sampai 10 ribu. Biasanya guru kelas itu mengumumkan di grup kelas setiap akan melaksanakan les di sekolah. Padahal kalau memang harus belajar di sekolah, seperti sekolah biasa saja. Kenapa dipatokin biaya. Seminggu itu bisa sampai 3 kali les," ungkap warga Bambu Apus, Pamulang itu.
Dengan modus les tambahan bagi siswa di sekolah itu, dia khawatir terhadap penerapan prokes yang sangat longgar. Apalagi jumlah siswa yang mengikuti les hampir seluruhnya penuh.
"Pertama terkait prokesnya yang kendur. Karena usia SD kan masih sangat anak -anak. Kalau tidak diawasi ini mengancam keluarga yang di rumah juga. Kemudian kenapa harus ada biaya Les dan ini ilegal," jelas dia.
Terpisah, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tangerang Selatan, Taryono, dalam rekaman suara yang diterima merdeka.com dengan tegas tidak membenarkan adanya aktivitas apapun di sekolah pada masa Pandemi Covid-19 saat ini. Pihaknya mengaku akan mengecek langsung ke SDN 2 Bambu Apus, untuk memastikan kondisi sebenarnya.
"Prinsipnya begitu, tetap tidak ada aktivitas pembelajaran di masa Pandemi Covid sampai nanti belum boleh, apapun bentuknya. Kita akan konfirmasi ke lapangan, turunkan tim, untuk mengecek kondisinya seperti apa," ujar Taryono.
(mdk/bal)