Puan Undang Ketua DPR AS Untuk Hadiri P20 di RI Tahun Depan
Selain Pelosi, Puan juga menemui para pemimpin parlemen negara-negara G20 lainnya untuk secara khusus mengundang mereka datang ke Indonesia tahun depan.
Ketua DPR RI Puan Maharani bertemu dengan pimpinan DPR Amerika Serikat (AS), Nancy Pelosi pada Seventh Group of 20 (G20) Parliamentary Speakers’ Summit (P20) di Roma, Italia, Kamis (7/10). Puan mengundang langsung Pelosi untuk datang ke Indonesia yang akan menjadi tuan rumah P20 tahun depan.
Puan mengungkapkan harapannya agar Pelosi menghadiri P20 di Indonesia pada September 2022. Gelaran P20 diselenggarakan bersamaan dengan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di mana Indonesia menjadi tuan rumah.
-
Bagaimana Puan Maharani bisa menjadi Ketua DPR? Kini puan Maharani menjabat sebagai Ketua DPR RI periode 2019 hingga 2024. Dia menjadi wanita pertama yang menduduki jabatan Ketua DPR.
-
Apa yang akan dilakukan oleh Ketua DPR RI Puan Maharani terkait calon Panglima TNI? Nama calon panglima TNI akan diumumkan oleh Ketua DPR RI Puan Maharani. Calon tunggal sesuai amanah UU," imbuhnya.
-
Apa jabatan Purwanto di DPRD DKI Jakarta? Anggota Komisi A DPRD DKI Jakarta Purwanto meninggal dunia pada Selasa (5/12) pukul 20.05 WIB.
-
Kapan Ibu Kota Nusantara (IKN) diresmikan sebagai pengganti DKI Jakarta? Posisinya akan menggantikan DKI Jakarta yang sebelumnya merupakan pusat pemerintahan Indonesia.
-
Apa yang dilakukan anggota Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta saat rapat paripurna? Anggota Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta Cinta Mega kedapatan tengah bermain game slot saat rapat paripurna penyampaian pidato Penjabat (Pj) Gubernur terhadap Raperda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2022 di Gedung DPRD DKI, Jakarta Pusat, Kamis (20/7).
-
Mengapa Kementerian PUPR diangkat menjadi Duta Kehormatan? Duta Kehormatan adalah individu yang memiliki pencapaian sosial yang dapat berkontribusi pada misi dan visi AWC. Terutama untuk meningkatkan kerja sama antara anggota dan mitra-mitra AWC, menerapkan rencana pengembangan jangka menengah dan jangka panjang, serta mengembangkan dan merevitalisasi proyek-proyek air.
Puan dan Pelosi juga berbincang mengenai sejumlah hal termasuk mengenai pandemi Covid-19. Dua pimpinan parlemen perempuan tersebut juga menjelaskan situasi pandemi di negaranya masing-masing.
Selain Pelosi, Puan juga menemui para pemimpin parlemen negara-negara G20 lainnya untuk secara khusus mengundang mereka datang ke Indonesia tahun depan.
Beberapa yang diundang langsung Puan untuk menghadiri P20 di Indonesia seperti Ketua Dewan Nasional Republic of Korea Park Byeong-Seug, Ketua Parlemen Singapura Tan Chuan Jin, Speaker of the Senate Belanda Jan Anthonie Bruinj dan Speaker of the Grand National Assembly Turki Mustafa Sentop.
Puan sendiri sudah berbicara pada 2 sesi di hari pertama gelaran P20 di Italia. Di sesi I, ia menyinggung soal solidaritas global hingga keadilan vaksin dalam mengatasi pandemi Covid-19.
Di sesi II, Puan berbicara soal menghidupkan kembali pertumbuhan ekonomi dalam keberlanjutan sosial dan lingkungan. Ia menekankan pentingnya dunia menjaga kelestarian lingkungan dan menciptakan masa depan yang lebih inklusif.
“Pandemi Covid-19 adalah tantangan global terbesar saat ini yang mengakibatkan krisis multidimensi. Namun krisis juga melahirkan kesempatan untuk membangun dunia yang lebih baik pascapandemi,” kata Puan di forum P20.
Menurutnya, krisis telah menunjukkan saling ketergantungan antara people, prosperity, and planet. Puan juga menyinggung mengenai tipping point krisis perubahan iklim yang dihadapi dunia. Mengingat kurangnya komitmen berbagai negara untuk mengurangi emisi.
“Maka G20 harus lead by example dalam upaya pembangunan hijau, energi baru terbarukan, dan aksi perubahan iklim. G20 yang merupakan 85% dari ekonomi dunia tentu akan sangat berpengaruh jika melakukan transformasi ekonomi hijau secara bersama-sama,” paparnya.
Puan menilai, perlu ada kemitraan global untuk mendorong ekonomi hijau secara global, termasuk dalam membantu negara berkembang mengimplementasi ekonomi hijau tersebut. Dalam forum itu, Puan juga mengungkapkan Indonesia yang terus berkomitmen menurunkan emisi.
“Bagi Indonesia, kami on track menurunkan emisi sesuai target NDC Paris Agreement sebesar 29% dengan upaya mandiri dan siap mencapai hingga 41% dengan dukungan internasional,” terang Puan.
Mantan menko PMK itu juga menyampaikan Indonesia memiliki target Net Zero Emission tahun 2060 serta Net Sink tahun 2030 untuk sektor hutan dan tata guna lahan serta menargetkan 23% renewable energi di tahun 2025. Puan lalu menggarisbawahi pentingnya kerja sama internasional guna mendukung negara berkembang.
“Pembiayaan, dukungan teknis, riset bersama dan transfer teknologi dibutuhkan negara berkembang untuk mengalihkan ekonomi ke pembangunan rendah karbon,” paparnya.
“Kita memerlukan political will dan kepemimpinan dari semua negara termasuk dari Parlemen untuk meningkatkan ambisi menurunkan emisi, aksi adaptasi dan transisi energi.Namun perlu diingat, tidak ada one size fits all policy transisi energi perlu dilakukan secara gradual,” sambung Puan.
Di sisi lain, aspek sosial dinilainya harus dimajukan sejalan dengan dimensi ekonomi dan lingkungan. Puan mengatakan, ekonomi hijau harus bersifat inklusif yang menekankan pada pemerataan, memperkecil ketimpangan di masyarakat, dan melibatkan semua pemangku kepentingan.
“Pembangunan industri hijau dan energi terbarukan akan membuka lapangan kerja baru. Peningkatan kesadaran masyarakat dalam upaya pelestarian lingkungan perlu ditingkatkan,” sebutnya.
Puan lantas menyoroti kurangnya komitmen dan kepercayaan antar-negara untuk saling membantu dalam hal transformasi ekonomi hijau. Untuk itu ia mendorong P20 agar membantu menyatukan potensi berbagai negara untuk menghadapi tantangan-tantangam global dan menciptakan masa depan bersama
“Karenanya P20 dapat berperan untuk mendorong pemerintah G20 meningkatkan kemitraan global dan mendorong dukungan pendanaan dan teknik untuk transformasi ekonomi hijau yang inklusif,” kata Puan.
“Saya yakin melalui kerja sama dalam P20 kita dapat membantu mewujudkan pemulihan ekonomi global yang lebih kuat dan berkelanjutan,” tutup cucu Proklamator RI Bung Karno itu.
Baca juga:
Puan Maharani: DPR Lakukan Tugas Konstitusional Secara Efektif Saat PPKM
Penutupan Masa Sidang DPR, Puan Maharani Hadir Virtual dari Roma
29 Orang Positif Covid-19, Ketua DPR Minta Panitia PON XX Evaluasi Penerapan Prokes
HUT ke-76 TNI, Puan Maharani Ingatkan Pemerintah Soal Kesejahteraan Prajurit
Ketua DPR Ingatkan Aturan Turunan UU Otsus Papua Harus Dengar Aspirasi Masyarakat