Puluhan anggota geng motor nekat balap liar di Bandara Hang Nadim
Sekitar tiga puluh orang yang diamankan di antaranya masih duduk di bangku sekolah.
Kepolisian dari Polsek Nongsa Kota Batam mengamankan puluhan anggota dua geng motor yang sering balap liar di kawasan Bandara Internasional Hang Nadim. Sekitar tiga puluh orang yang diamankan di antaranya masih duduk di bangku sekolah.
"Razia kami lakukan Kamis dini hari. Ada sekitar tiga puluh anak usia sekolah dan belasan motor diamankan," kata Kapolsek Nongsa Kompol Artun Sitindaon di Batam, seperti dilansir Antara, Jumat (30/1).
Artur mengatakan, usai ditangkap pada Kamis (29/1) lalu, anggota geng yang masih anak-anak usia sekolah itu dijemput pulang oleh orangtuanya setelah membuat pernyataan sikap di atas materai untuk tidak mengulangi perbuatannya.
"Motor yang surat-suratnya lengkap juga kami lepaskan. Yang ditahan adalah yang tidak ada suratnya dan digunakan untuk balapan," kata dia.
Meski sudah banyak laporan dari masyarakat mengenai kegiatan dua geng motor yang menamakan diri T-Wolk dan Lasak Jamping itu. Namun, saat ditangkap tidak ditemukan senjata tajam dan bukti lain atas tindakan kriminalitas yang dilakukan.
"Razia yang kami lakukan juga merupakan upaya pencegahan agar geng-geng motor tersebut tidak melakukan tindakan kriminal. Meski dilepaskan, kami akan terus melakukan pengawasan pada anak-anak tersebut," kata Artur.
Jalan menuju Bandara Internasional Hang Nadim Batam memiliki panjang sekitar 500 meter. Saat malam hari tempat tersebut sepi karena tidak ada aktivitas di bandara. Hal tersebut yang dimanfaatkan oleh geng motor melakukan balap liar dengan taruhan sejumlah uang.
Kapolresta Barelang Kota Batam, Kombes Pol Asep Safrudin mengatakan sebagian besar dari anggota geng motor yang tertangkap memang masih berstatus pelajar. "Usianya rata-rata masih muda, antara 15 sampai 20-an tahun," kata dia.
Kepolisian di Batam terus berupaya menekan angka kriminalitas di daerahnya, termasuk ancaman dari geng motor, melalui pencegahan dan penindakan. Untuk pencegahan, pihaknya bekerja sama dengan pemerintah kota, TNI AD dan pihak terkait lainnya.
"Geng motor tidak hanya saja represif tapi upaya pembinaan. Semua pemangku kepentingan terlibat," kata dia.