Puluhan Ibu Rumah Tangga di Banyuwangi Belajar Membuat Kerajinan dari Bahan Limbah
Puluhan Ibu-ibu rumah tangga di Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi sejak pagi sibuk membuat kerajinan dari bahan limbah kertas koran dan plastik sachet minuman instan.
Puluhan Ibu-ibu rumah tangga di Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi sejak pagi sibuk membuat kerajinan dari bahan limbah kertas koran dan plastik sachet minuman instan. Pelatihan yang digelar oleh Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Banyuwangi, tersebut diberikan kepada masyarakat untuk menumbuhkan wirausahawan baru.
Ibu-ibu, tampak sibuk membuat potongan lembaran koran digulung seperti pipa-pipa kecil satu-per satu, untuk menjadi bahan dasar kerajinan kap lampu. Kap lampu dari bahan koran disusun dengan tumpukan pipa kertas yang disatukan dengan lem bakar. Bentuk kap sendiri disusun sesuai ide kreatif hingga dicat untuk mempercantik tampilan.
-
Apa yang dibangun di Banyuwangi? Pabrik kereta api terbesar se-Asia Tenggara, PT Steadler INKA Indonesia (SII) di Banyuwangi mulai beroperasi.
-
Bagaimana cara Banyuwangi memanfaatkan insentif tersebut? “Sesuai arahan Bapak Wakil Presiden, kami pergunakan insentif ini secara optimal untuk memperkuat program dan strategi penghapusan kemiskinan di daerah. Kami juga akan intensifkan sinergi dan kolaborasi antara pemkab dan dunia usaha. Dana ini juga akan kami optimalkan untuk kegiatan yang manfaatnya langsung diterima oleh masyarakat,” kata Ipuk.
-
Kenapa Banyuwangi mendapatkan insentif lagi? Ini merupakan kali kedua mereka mendapatkan insentif karena dinilai sukses menekan laju inflasi serta mendongkrak kesejahteraan masyarakat.
-
Apa yang diserahkan oleh Presiden Jokowi di Banyuwangi? Total sertifikat tanah yang diserahkan mencapai 10.323 sertipikat dengan jumlah penerima sebanyak 8.633 kepala keluarga (KK).
-
Di mana Bandara Banyuwangi berlokasi? Bandara Banyuwangi menjadi bandara pertama di Indonesia yang berkonsep ramah lingkungan.
-
Apa penghargaan yang diraih Banyuwangi? Diserahkan Presiden RI Joko Widodo kepada Bupati Ipuk Fiestiandani di Istana Negara, Kamis (31/8/2023), Banyuwangi berhasil mempertahankan predikat Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Terbaik 2022 se-Jawa dan Bali.
"Ini pelatihannya dari kemarin, bikin cup lampu, gantungan kunci, tas, dari limbah plastik dan koran. Hitung-hitung bisa mengurangi volume sampah plastik, bernilai uang," kata Desi Wirantika (27) salah satu peserta, Kamis (17/10).
©2019 Merdeka.com
Pelatihan ini, kata Desi, sangat berguna karena di Desa Kemiren bakal didirikan bank sampah, sehingga tidak khawatir kekurangan bahan baku.
"Ini harganya antara belasan ribu sampai ratusan ribu," kata Desi.
Kasie Pemberdayaan Usaha Mikro, Diskop Usaha Mikro Banyuwangi, Budi Pringgo Cahyono mengatakan, pelatihan kerajinan merupakan salah satu keinginan masyarakat Kemiren sendiri yang diajukan melalui program Musrenbangdes.
"Jadi ini sifatnya dari bawah ke atas, sesuai apa yang diinginkan masyarakat, kami memfasilitasi. Kami hadirkan pelatih yang sudah berpengalaman, sekaligus saya target pelatihnya bisa membantu pemasaran produknya," kata Budi.
Hingga bulan Oktober 2019, Diskop Usaha Mikro telah memberikan pelatihan ke 75 desa yang tersebar se-Kabupaten Banyuwangi dengan peserta masing-masing desa antara 25-30 orang.
"Siapapun bisa mendapatkan pelatihan ini melalui Musrenbang, tapi giliran, mulai dari pelatihan membuat batik, bordir jahit, aneka olahan makanan, dan aneka kerajinan sesuai potensi di desanya," ujarnya.
©2019 Merdeka.com
Budi melanjutkan, saat ini jumlah pengusaha mikro di Kabupaten Banyuwangi tercatat sebanyak 269 ribu dengan modal kurang dari Rp 50 juta, mulai bidang jasa dan produksi. Jumlah tersebut mengalami peningkatan hingga 12 persen tiap tahunnya, seiring pelatihan yang digelar.
"Kita mengutamakan skill (keterampilan), nanti untuk permodalan kami dorong pemerintah desa, bisa lewat Bumdes. Dari pengamatan kami, Rata tara yang dilatih 85 persen lanjut berwirausaha," katanya.
Sementara itu, PJ Kepala Desa Kemiren, Eko Suwilin Adiyono mengatakan, Desa Kemiren yang sudah menjadi desa wisata Using memiliki banyak peluang untuk menggerakkan perekonomian masyarakat. Lewat pelatihan kerajinan ini, pihaknya berharap produknya bisa menjadi oleh-oleh wisatawan yang berkunjung ke Kemiren.
"Kami harapkan masyarakat lebih berinovasi menciptakan peluang-peluang aneka produk yang bisa diniagakan ketika menerima kunjungan tamu, seperti jajanan, aksesoris, kaos, tanaman hias, ataupun lainnya," kata Eko.
Peserta pelatihan sendiri merupakan warga Desa Kemiren yang memiliki minat membuat kerajinan, meski belum memiliki dasar kemampuan sekalipun. Desa Kemiren sendiri berkomitmen membuat bank sampah sebagai salah satu pendukung bahan baku kerajinan.
"Sebagian sampah yang sulit terurai akan dijadikan kerajinan oleh ibu-ibu. Jadi mereka terus ada kelanjutan aktivitas yang produktif selepas ini," ujarnya.
©2019 Merdeka.com
Sementara itu, pelatih kerajinan, Sumiyati menambahkan, saat ini pasar kerajinan berbahan daur ulang sampah plastik maupun koran masih tinggi.
"Pelatihan kali ini kita ajarkan kerajinan kap lampu dari koran, dompet dari kemasan kopi, tas koran, dan gantungan kunci dari limbah plastik perca. Pasarnya masih menjanjikan, terutama di kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan Malang," katanya.
Sumiyati sendiri siap membantu pemasaran produk para peserta melalui jaringan pasar unit usaha kerajinan miliknya, yang sudah produktif sejak tahun 2014. Di lapak Killisa Desain miliki Sumiyati, saat ini terdapat 200 bentuk kerajinan dari bahan daur ulang sampah.
"Saya akan pantau sejauh mana kreativitas peserta hari ini. Peluang besar bagi peserta aktif saya tarik sebagai partner," katanya.
(mdk/hhw)