Pura-Pura Meninggal, IRT di Muratara Lolos dari Aksi Pemerkosaan
Pura-pura meninggal dunia, seorang ibu rumah tangga, Habibah (40), lolos dari aksi pemerkosaan yang dilakukan tetangganya sendiri. Meski demikian, korban mengalami banyak luka akibat dibacok pelaku.
Pura-pura meninggal dunia, seorang ibu rumah tangga, Habibah (40), lolos dari aksi pemerkosaan yang dilakukan tetangganya sendiri. Meski demikian, korban mengalami banyak luka akibat dibacok pelaku.
Pelaku bernama Edi Hendri (38) ditangkap polisi di rumahnya di Jalan Poros, Kelurahan Lubuk Tanjung, Lubuklinggau Barat I, Lubuklinggau, Sumatera Selatan, Rabu (8/10) dini hari. Tersangka sempat melarikan diri dengan cara menaiki plafon rumahnya yang kemudian menyerahkan diri.
-
Kapan kejadian penganiayaan tersebut? Dalam cerita tersebut, ia menuliskan mengenai pengalaman perempuan berinisial RST (18) yang disiksa secara sadis oleh orang asing pada Sabtu (16/3) sekitar pukul 14.40 WIB.
-
Kapan kejadian penganiayaan tersebut terjadi? Pelaku insial H anak kandung korban, kejadian pengniayaan itu sudah lama, yakni pada Jumat 10 Mei 2024 sekira pukul 07.00 Wib. Tapi, videonya baru tersebar sekarang, makanya kami langsung gerak cepat ke rumah pelaku," kata Bery kepada merdeka.com.
-
Kenapa perkecambahan penting? Perkecambahan Adalah Tahap Awal Perkembangan Tumbuhan, Berikut Penjelasannya Perkecambahan adalah proses awal pertumbuhan suatu tumbuhan, terutama pada tumbuhan berbiji.
-
Apa yang dimaksud dengan kegagalan yang sesungguhnya? “Shippai wa futsuu nandayo, shikashinaa shinjitsu no shippai to iu no wa bokura ga ganbaru no wo yameru shunkan dayo.” Kegagalan itu sudah biasa, namun kegagalan yang sesungguhnya ialah saat kita berhenti untuk berusaha.
-
Kenapa kata berimbuhan penting? Kata berimbuhan akan memudahkan manusia untuk bisa mengungkapkan ide dan pikirannya dengan lebih jelas daripada hanya menggunakan kata dasar.
-
Kenapa singkatan penting? Secara umum, telah disebutkan bahwa singkatan berguna untuk efisiensi, yaitu mempermudah dan mempercepat komunikasi tertulis maupun lisan.
Peristiwa itu terjadi saat berangkat menyadap karet di kampungnya di Kelurahan Karang Jati, Musi Rawas Utara (Muratara). Tersangka yang telah lama bersembunyi di semak-semak kemudian memukuli korban dengan kayu.
Korban tersungkur. Tersangka kembali beringas dengan membacok korban beberapa kali. Korban pun mengalami luka parah di kedua tangannya, telinga, pelipis dan hidung.
Lalu, tersangka menggotong korban ke semak-semak. Merasa nyawanya terancam, korban pura-pura meninggal. Usaha itu berhasil karena tersangka mengurungkan niatnya untuk memerkosa korban. Tersangka hanya memegang kemaluan korban lalu meninggalkannya.
Setelah tersangka pergi, korban berusaha berdiri dan meminta tolong. Teriakannya membuat warga beramai-ramai mengevakuasinya ke rumah sakit terdekat.
Kapolres Musi Rawas AKBP Suhendro mengungkapkan, tersangka nekat menganiaya korban lantaran kesal sikap suami korban kepadanya. Tersangka berdalih, suami korban menertawainya setiap berpapasan.
"Motifnya dendam kepada suami korban, tersangka merasa seakan-akan mengejeknya dengan cara tertawa suami korban," ungkap Suhendro, Rabu (8/10).
Atas perbuatannya, tersangka dikenakan Pasal 351 ayat 2 tentang tindak pidana penganiayaan berat dengan ancaman maksimal lima tahun penjara. Sementara korban mengalami luka-luka akibat perbuatan tersangka.
"Setelah menganiaya, tersangka bermaksud memperkosa, tapi korban pura-pura meninggal sehingga mengurungkan niat tersangka," tukasnya.
Baca juga:
Perempuan di Tasikmalaya Digilir 5 Temannya Hingga Hamil 6 Bulan
Pria di Cilacap Ditangkap Usai Mencoba Memperkosa Seorang Ibu Muda
Istri Pergi ke Luar Kota, Idang Perkosa Anaknya yang Berusia 9 Tahun
Tidak Masuk Akal, Para Ayah Ini Tega Nodai Anak Kandungnya Sendiri
Perilaku Biadab Asri Perkosa, Bunuh & Bakar Inah Cuma karena Utang
Nasib Nahas Gadis Depok, Mau Punya Kulit Putih Malah Dibius & Diperkosa