Putri pertama hydrocephalus, Pasutri ini takut punya anak lagi
Saat lahir, Debi hanya diam saja tak nangis seperti bayi normal lainnya.
I Nengah Kadrek (42) dan Ni Nyoman Nariani (36) pasutri asal desa Abuan, Kintamani Bangli, Bali ini hanya bisa pasrah meratapi putri semata wayang tergolek lemah di pangkuannya.
Nampak sesekali, putrinya yang berumur 5 tahun ini bergantian dipangku kedua orangtuanya. Putrinya yang diberi nama Ni Wayan Debi Giskayani, sejak lahir sudah terlihat gejala aneh dan tak wajar.
"Sewaktu lahir tidak ada teriakan dan tangisan, diam saja," kata Nariani sambil memangku putrinya, Minggu (31/1) di Bangli.
Katanya setelah usai proses persalinan, anaknya dilihat terus kejang-kejang. Bahkan selama satu tahun dirinya terus bolak balik rumah sakit untuk memeriksakan anaknya, ini di RSUD Bangli.
Lantaran tidak juga ada perubahan, dirinya minta rujukan untuk diperiksakan ke RSUP Sanglah Denpasar. Ironisnya, di rumah sakit terbesar milik pemerintahan di Bali ini langsung memvonis anaknya menderita hydrocephalus.
"Saat itu kami hanya bisa pasrah pak. Katanya susah untuk disembuhkan karena ada masalah juga dengan sarafnya, yah seperti bapak lihat. Anak saya lemas tidak bisa apa-apa, seperti tidak bertulang," ungkap
Kadrek, menimpali.
Saat itu, dirinya meminta kepada pihak rumah sakit untuk menangani serius sampai sembuh. Namun apa daya, dikatakan dokter bahwa putrinya ini mengalami permasalahan adanya aliran cairan yang terdapat di bagian kepala, dan berakibat pada gangguan di syaraf.
Untuk mengatasi cairan tersebut agar tidak bertambah, pihak RSUP Sanglah memasang selang di kepala anak tersebut.
"Dalam tubuh anak tyang niki (ini) ada selangnya untuk pelancar cairan, entah dibuat dari bahan apa selang (pipa) nike tyang ten uning (saya tidak tahu)," ungkapnya.
Saat ini, dikatakannya, hanya bisa pasrah dan berharap ada keajaiban Tuhan untuk memulihkan penyakit putrinya ini. Bahkan, dengan melihat kondisi anak semata wayang ini membuat pasutri ini takut untuk punya anak lagi.
"Kami takut pak dan putuskan berdua tidak berani untuk buat anak," sahut Nariani.