PWNU Jatim Ingatkan Nahdliyin Jangan Ikut-ikutan People Power
Seruan aksi people power di Jakarta pada 22 Mei 2019, makin gencar disuarakan. Bahkan di Jawa Timur, kabarnya akan memberangkatkan 10 ribu orang untuk ikut aksi menolak hasil Pemilu 2019 tersebut.
Seruan aksi people power di Jakarta pada 22 Mei 2019, makin gencar disuarakan. Bahkan di Jawa Timur, kabarnya akan memberangkatkan 10 ribu orang untuk ikut aksi menolak hasil Pemilu 2019 tersebut.
Menyikapi masalah ini, Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, KH Marzuki Mustamar mengimbau Nahdliyin -sebutan warga NU– untuk tetap tenang, dan tidak terpancing gerakan politik jalanan ala people power.
-
Kapan Pemilu 2019 diadakan? Pemilu terakhir yang diselenggarakan di Indonesia adalah pemilu 2019. Pemilu 2019 adalah pemilu serentak yang dilakukan untuk memilih presiden dan wakil presiden, anggota DPR RI, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten Kota, dan DPD.
-
Siapa saja yang ikut dalam Pilpres 2019? Peserta Pilpres 2019 adalah Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
-
Kapan pemilu 2019 dilaksanakan? Pemilu 2019 merupakan pemilihan umum di Indonesia yang dilaksanakan pada tanggal 17 April 2019.
-
Apa yang diraih Partai Gerindra di Pemilu 2019? Pada Pemilu 2019, perolehan suara Partai Gerindra kembali naik, walau tidak signifikan. Partai Gerindra meraih 12,57 persen suara dengan jumlah pemilih 17.594.839 dan berhasil meraih 78 kursi DPR RI.
-
Partai apa yang menang di Pemilu 2019? Partai Pemenang Pemilu 2019 adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dengan persentase suara sebesar 19.33% atau 27,05 juta suara dan berhasil memperoleh 128 kursi parpol.
-
Apa saja yang dipilih dalam Pemilu 2019? Pada tanggal 17 April 2019, Indonesia menyelenggarakan Pemilu Serentak yang merupakan pemilihan presiden, wakil presiden, anggota DPR, DPD, dan DPRD secara bersamaan.
"Jangan ikut-ikutan sesuatu yang itu bukan kewenangan kita, ya, terus kalau itupun, misalnya, diatasnamakan kedaulatan rakyat, kedaulatan rakyat yang resmi itu disalurkan lewat Pemilu," tegas Kiai Marzuki, Minggu (19/5).
Menurut Kiai Marzuki, calon yang dinyatakan menang lewat Pemilu itulah (hasil) suara rakyat. "Jangan lantas, sebetulnya hanya sekian persen orang mengatasnamakan kedaulatan rakyat, lalu nyuwen sewu (maaf), pakai politik jalanan," katanya.
Kiai Marzuki kembali mengingatkan Nahdliyin, bahwa aksi people power adalah gerakan inkonstitusional. "Mencapai kekuasaan dengan memaksa-maksa begitu, akhirnya pemerintah yang berkuasa itu kurang legitimate, dan kurang sah secara hukum," katanya.
Bahkan, lanjut Kiai Marzuki, pemerintahan yang dicapai melalui politik jalanan, kurang mendapat dukungan internasional. "Ujung-ujungnya Indonesia kurang dipercaya rakyatnya, dan itu endak stabil secara politik selama lima tahun," katanya.
Kalau pemerintahan selama lima tahun tidak stabil, masih menurut Kiai Marzuki, maka pemerintah sulit mencapai program pembangunannya. "Apalagi, ditambah asing banyak yang gak percaya, mau kerja sama susah, nanti saham turun, nilai rupiah juga turun," ucapnya.
"Jadi pemerintah harus legitimate, harus kuat. Supaya legitimate, kuat, untuk menyatakan kedaulatan rakyat harus lewat Pemilu yang sah, jangan lewat politik jalanan," tegasnya.
Gugatan dengan Data Valid
Sementara Ketua Bravo-5 Jawa Timur, Ubaidillah Amin Moech alias Gus Ubed berharap, saat Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah mengumumkan hasil Pemilu 2019 pada 22 Mei mendatang, baik kubu 01 Jokowi-Ma'ruf maupun 02 Prabowo-Sandi bisa bekerja sama. Kalau tidak puas dengan hasil Pemilu atau merasa dicurangi, Gus Ubed menyarankan untuk mengajukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi (MK.) "Tapi datanya harus valid, jangan asal-asalan, seperti data C1 scan-scanan," pungkas Gus Ubed.
Sebelumnya, KH Solachul Aam Wahib Wahab alias Gus Aam yang merupakan salah satu kiai NU pendukung 02, menaksir, akan ada 10 ribu orang yang siap meramaikan gerakan kedaulatan rakyat — istilah people power versi kubu Prabowo-Sandiaga — di Jakarta.
Menurut cucu salah seorang pendiri NU, KH Wahab Hasbullah tersebut, bahwa 10 ribu orang yang akan diberangkatkan ke Jakarta itu bagian dari Forum Umat Islam (FUI) se-Jawa Timur.
"Sekitar 10 ribu (massa) yang masuk ke saya. Tapi bukan saya saja, kan banyak. Dari kiai mungkin ada, yang lain-lain ada," kata Gus Aam di sela aksi Bela Kedaulatan Rakyat di depan Kantor Bawaslu Jawa Timur, Jalan Tanggulangin, Surabaya, Jumat (17/5).
Baca juga:
Jokowi Tanggapi People Power 22 Mei: Jangan Aneh-anehlah
Hendropriyono Siap Pinjamkan Anjing Terlatih Bantu Pengamanan 22 Mei
Di Depan Jokowi, Airlangga Tekankan Golkar Tolak 'People Power'
Kasus Makar Eggi Sudjana, Polisi Panggil Amien Rais Senin 20 Mei
Polisi 'Sweeping' Warga Jember yang Mau Ikut Aksi 22 Mei di Jakarta
Pengacara Eggi Sudjana Sebut 'People Power' ada di Pilpres 2014, Kenapa Tak Ditangkap