Rabies di Bali: 19.035 Kasus, 300 Positif dan 4 Orang Meninggal
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bali, Nyoman Gede Anom menyampaikan, sepanjang tahun 2023 ada 19.035 kasus gigitan Hewan Penular Rabies (HPR). Sebanyak 300 warga dinyatakan positif rabies dan empat orang meninggal dunia di Bali.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bali, Nyoman Gede Anom menyampaikan, sepanjang tahun 2023 ada 19.035 kasus gigitan Hewan Penular Rabies (HPR). Sebanyak 300 warga dinyatakan positif rabies dan empat orang meninggal dunia di Bali.
"Ada 300 kasus rabies dan empat orang di antaranya meninggal dunia. Itu artinya, hampir 296 divaksin dan empat orang ini memang belum (atau) tidak divaksin, entah alasan apapun dia, yang jelas dia tidak divaksin," kata Anom, di Denpasar, Bali, Selasa (27/6).
-
Apa gejala rabies pada kucing? Lebih lanjut, Hemowo menjelaskan beberapa gejala rabies di antaranya hewan jadi takut cahaya maupun air, cenderung agresif, dan hipersalivasi, yaitu keluar air liur yang berlebihan dari mulut hewan tersebut.
-
Apa saja ciri-ciri kucing yang terinfeksi rabies? Kucing yang terinfeksi rabies dapat menunjukkan berbagai tanda. Ciri-Ciri kucing rabies penting diketahui oleh semua orang. Kucing yang terinfeksi rabies dapat menunjukkan berbagai tanda.
-
Apa saja tanda-tanda hewan yang terjangkit rabies? Berikut gejala yang muncul apabila hewan terserang rabies: 1. Mudah menyerang orang (agresif) 2. Mulut berbusa 3. Air liur berlebih 4. Bereaksi berlebihan terhadap cahaya dan suara 5. Suka menyendiri dalam ruangan gelap 6. Demam 7. Tidak nafsu makan 8. Lemah 9. Kejang 10. Lumpuh.
-
Kapan gejala rabies muncul pada kucing? Tanda-tanda ini sebenarnya sulit dipastikan karena rabies memiliki masa inkubasi yang lama dan gejalanya muncul dalam beberapa fase, yang membuat diagnosisnya menjadi sulit.
-
Hewan apa saja yang gigitannya berpotensi membawa penyakit rabies? Sumber penularan dari penyakit rabies adalah anjing sebagai sumber penular utama, disamping itu dapat juga ditularkan oleh kucing dan kera.
-
Kapan kucing yang terinfeksi rabies bisa menunjukkan gejala kelumpuhan? Kucing yang terinfeksi rabies dapat mengalami kelumpuhan pada anggota tubuh tertentu atau kesulitan berjalan.
Data 2023, mulai Januari sampai Juni terdapat 19.035 kasus gigitan. 300 Orang dinyatakan positif.
"Yang meninggal ada empat (orang) di (Kabupaten) Buleleng satu orang, Jembrana ada dua, dan Badung satu orang," imbuhnya.
Dia menyebutkan, kendati ada 300 gigitan warga dinyatakan positif atau terinfeksi rabies belum bisa melakukan status Kejadian Luar Biasa (KLB) di Bali. Karena, kategori KLB adalah kasus rabies yang menyebabkan meninggal dunia.
"(Kategorinya) Kasus meninggal, dari awal tidak ada meninggal tiba-tiba meninggal itu masuk KLB, ini kalau (dibandingkan) tahun lalu (kaus rabies meninggal) menurun. Kalau gigitan positif, bukan menjadi indikasi untuk KLB tapi (yang) meninggal," jelasnya.
Dia menerangkan, di tahun lalu 2022 ada 22 orang yang meninggal dunia karena rabies. Apabila kasus meninggal naik dua kali lipat, kata dia, baru bisa disebut KLB rabies.
"Ada 22 kasus meninggal (tahun 2022). Artinya (dibandingkan tahun) kita masih kendalikan. (Kalau KLB) peningkatan dua (atau) tiga kali lipat baru KLB atau dari tidak ada menjadi ada (kasus meninggal)," jelasnya.
Sementara, untuk jumlah stok vaksin anti rabies atau VAR di Pulau Bali mencapai 63 ribu dosis dan kebutuhan VAR cukup sampai akhir tahun. ”Kita punya 63 ribu vaksin itu cukup sampai kebutuhan akhir tahun," ujarnya.
Pihaknya juga mengatakan, sudah melakukan sosialisasi kepada masyarakat dan berharap warga tidak menyelepekan dan jangan menganggap enteng kena gigitan anjing.
"Setiap ada gigitan anjing, anjing peliharaan atau anjing liar segera cuci dengan air sabun mengalir 10 (hingga) 15 menit. Kasih yodium setelah itu bawa ke Puskesmas terdekat. Di sana minta saja, di sana pasti dikasih vaksin anti rabies. Kita siapkan seluruh faskes untuk vaksin anti rabies, gratis. Dengan begitu tidak ada lagi kasus kematian di Bali," ujarnya.
Sementara, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Distan) Bali, I Wayan Sunada mengatakan, untuk menangani kasus rabies di Pulau Dewata, pihaknya sudah membentuk Tisira atau Tim Satgas Rabies yang sudah ada di beberapa kabupaten dan kota di Bali.
"Kita bentuk tidak cukup dengan di kabupaten saja, kita harus turun ke bawah, membentuk Tisira di desa-desa. Tisira ini, merupakan ganda terdepan untuk menuntaskan rabies di Bali," ujarnya.
Sementara, populasi anjing di Bali saat ini mencapai, 559.000 ekor. Termasuk anjing liar dan dipelihara, dan per hari kemarin 49,95 persen sudah tervaksin.
"Tadi 49,95 (sudah tervaksin) dan tinggal separuh lagi, itu tugas kita dan tahun 2022 hanya 35 persen (yang belum tervaksin). Mungkin itu dampaknya ke tahun sekarang," ujarnya.
Sementara, terkait untuk vaksin anti rabies (VAR) pihaknya juga mengaku dapat bantuan dari Australia dan Perancis. Total sudah ada 350 ribu dosis VAR di Bali.