Rekap evakuasi AirAsia hari ketiga, jenazah & serpihan ditemukan
11 Penyelam TNI Angkatan Laut diterjunkan untuk mengecek serpihan-serpihan yang diduga milik AirAsia.
Pencarian di hari ketiga pesawat AirAsia dengan nomor penerbangan QZ8501 yang membawa 155 penumpang membuahkan hasil. Tim Search and Rescue (SAR) menemukan petunjuk awal di sekitar perairan Pangkalanbun, Kalimantan Tengah, berupa serpihan warna putih yang diduga berasal dari pesawat AirAsia.
Penemuan benda tersebut berada pada jarak 190 km dari Pangkalanbun, atau 10 km dari titik hilangnya pesawat Air Asia.
Untuk memastikannya, helikopter milik Badan SAR Nasional (Basarnas) dan TNI AU diterbangkan menuju lokasi ditemukannya serpihan diduga milik AirAsia QZ8501 di perairan Pangkalanbun, Kalimantan Tengah. Serpihan itu terlihat saat Hercules C 130 melakukan pencarian melalui udara.
Dari foto-foto yang ditunjukkan awak Hercules, tampak sepuluh serpihan dan sebuah batang besi panjang. Tampak juga sebuah benda berwarna oranye yang diduga pelampung.
Mengetahui petunjuk dari serpihan pesawat AirAsia itu, tim SAR langsung menerjunkan penyelam. Sebanyak 11 penyelam dari TNI Angkatan Laut diterjunkan untuk mengecek serpihan-serpihan tersebut.
"Kedalaman laut yang berada di bawah serpihan ada 25 meter sampai 30 meter. Oleh karena itu penyelaman masih bisa kita manfaatkan untuk evakuasi," kata Kepala Basarnas Marsekal Madya FHB Soelistyo dalam keterangan persnya di Kantor Basarnas Jakarta, Selasa (30/12).
Penyelaman dilakukan secepatnya oleh penyelam terbaik TNI AL. "Kalau ke depan seandainya kita perlukan alat yang lebih modern untuk atasi maka saya akan lakukan langkah untuk meminjam alat," ujarnya.
Serpihan-serpihan itu pertama ditemukan di 03.52,50 lintang selatan, 110.30,53 bujur timur. Serpihan kedua 03527,3 selatan dan 110,30,18 selatan. Serpihan ketiga 03.52,62 lintang selatan dan 110.29,39 bujur timur.
Serpihan itu ditemukan 110 mil dari Pangkalanbun. Posisinya diperkirakan ada pada radial 225 derajat.
Berikut rekap pencarian pesawat AirAsia di hari ketiga yang berhasil dihimpun oleh merdeka.com:
-
Kapan AirAsia QZ8501 jatuh? Pada 28 Desember 2014, pesawat AirAsia QZ8501 lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta menuju Singapura.
-
Apa yang menjadi penyebab jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501? Selain kesalahan dalam manajemen penerbangan, kurangnya pemahaman awak pesawat terhadap sistem kontrol penerbangan juga menjadi penyebab jatuhnya pesawat.
-
Kenapa AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata? AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata pada 28 Desember 2014 karena penyebab utamanya adalah kesalahan dalam manajemen penerbangan.
-
Bagaimana kondisi cuaca saat AirAsia QZ8501 jatuh? Kondisi cuaca yang buruk, termasuk awan tebal dan hujan deras, menjadi faktor yang sangat memengaruhi kejadian tersebut.
-
Apa saja yang rusak di Air Panas Citando? Saat ini, sejumlah fasilitas di sana sudah banyak yang rusak. Bahkan, tempat selfie atau swafoto yang dibangun sudah dalam kondisi rubuh.
-
Dimana pesawat AirAsia QZ8501 jatuh? Pada 30 Desember 2014, badan pesawat dan puing-puing lainnya ditemukan di dasar laut Selat Karimata.
Tim SAR temukan benda mirip pelampung di dekat Pangkalanbun
Tim Search and Rescue (SAR) menemukan petunjuk baru di sekitar perairan Pangkalanbun, Kalimantan Tengah. Benda tersebut diperkirakan berasal dari pesawat AirAsia QZ8501 yang hilang kontak pada Minggu (28/12) kemarin.
Seperti yang dilaporkan wartawan merdeka.com dari Pangkalanbun, Selasa (30/12), benda berwarna oranye tersebut nampak seperti sebuah pelampung, sedang di sekitarnya nampak serpihan warna putih yang diduga berasal dari pesawat AirAsia.
Penemuan benda tersebut berada pada jarak 190 km dari Pangkalanbun, atau 10 km dari titik hilangnya pesawat Air Asia.
Untuk memastikannya, pesawat sempat berupaya mendekati objek tersebut dan terbang dengan ketinggian sekitar 5.000 meter dari permukaan laut.
Serpihan ditemukan 10 Km di lokasi AirAsia hilang dari radar
Sejumlah serpihan benda yang diduga pesawat AirAsia QZ8501 ditemukan oleh tim SAR. Seorang fotografer AFP yang ikut dalam penerbangan untuk mencari AirAsia melihat serpihan-serpihan itu mengapung di laut.
Puing-puing itu menyerupai pelampung, pintu pesawat dan ada tabung berwarna oranye. Serpihan itu bertebaran di laut.
"Kami melihat ada sekitar 10 benda besar dan benda berwarna putih jumlahnya banyak," kata Pangkoopsau 1 Marsda Agus Dwi Putranto dalam keterangan persnya di Pangkalanbun, Kalimantan Tengah , Selasa (30/12).
Serpihan benda itu letaknya 10 kilometer (6 mil) dari lokasi pesawat yang terakhir tertangkap oleh radar. "Bentuknya tidak terlalu jelas. Bisa dinding pesawat atau pintu pesawat," ujarnya.
Pesawat AirAsia QZ8501 hilang kontak sejak Minggu (28/12) lalu. Pesawat itu membawa 162 orang.
Ada bayangan pesawat di perairan Pangkalanbun, diduga AirAsia
Pencarian hari ketiga pesawat AirAsia QZ8501 menemukan titik terang. Setelah ditemukan sejumlah serpihan, tim pencari juga menemukan bayangan di dalam perairan Pangkalanbun, Kalimantan Tengah.
"Pesawat Hercules TNI AU yang menggambarkan bayangan di dalam laut, seperti diduga bentuk pesawat, pada pukul 13.00 Wib," kata Kepala Basarnas Bambang Soelistyo dalam jumpa pers di kantornya, Jakarta, Selasa (30/12).
Dalam keterangan pers tersebut, Bambang juga memperlihatkan foto bayangan yang diduga pesawat AirAsia QZ8501 itu kepada publik. Sekilas bayangan hitam dalam laut itu memang mirip bentuk pesawat dari kejauhan.
Selain itu, kata dia, ditemukan juga benda mengapung yang diduga salah satu jasad korban. "KRI Bung Tomo juga melihat benda terapung, yang diduga emergency exit," ujar dia.
AirAsia jatuh, sudah 6 jenazah ditemukan di Pangkalanbun
Direktur Operasi Basarnas Marsekal Pertama TNI AU Supriadi mengatakan bahwa anggotanya telah menemukan 3 jenazah yang diduga penumpang AirAsia QZ8501.
Penemuan itu ditemukan di titik radial 225 jarak 97 mil dari Pangkalanbun. "Evakuasi dari kantor Basarnas Banjarmasin memakai Helikopter Ois, dari hasil kegiatan di lokasi menemukan 3 mayat," kata Supriadi di lokasi,
Selasa (30/12). Sementara itu dari laporan tim Basarnas lainnya sudah menemukan 6 jenazah di laut. Namun belum diketahui jenis kelamin dari jenazah-jenazah tersebut. "Dari laporan lain Basarnas menemukan 6 mayat, tim lain tim helikopter puma," ujarnya.
"Dari temuan-temuan itu, pada saat ini kami memastikan, 95 persen lokasi yang tergambar di sini adalah lokasi serpihan-serpihan, benda-benda yang diduga dari pesawat," ujarnya.
KRI Bung Tomo evakuasi jasad penumpang AirAsia
Kapal perang Indonesia, KRI Bung Tomo telah mengevakuasi jasad penumpang AirAsia QZ 8501 dari tengah laut. Proses evakuasi tersebut dilakukan beberapa saat setelah tim pemantau udara menemukan serpihan pesawat yang hilang sejak Minggu (30/12) lalu.
"Berdasarkan radio angkatan laut, dilaporkan KRI Bung Tomo telah mengevakuasi 40 jenazah dan terus meningkat. Mereka sangat sibuk sekarang," ujar Juru Bicara TNI AL, Manahan Simorangkir seperti dikutip dari AFP, Selasa (30/12).
Belakangan pernyataan ini dikoreksi oleh Kepala Basarnas Marsekal Madya FHB Soelistyo yang mengatakan telah mengevakuasi 3 jenazah korban kecelakaan pesawat AirAsia QZ8501. Ketiga jenazah itu terdiri dari dua wanita dan satu laki-laki.
"Hari ini kita mengevakuasi 3 jenazah dan sudah firm di KRI Bung Tomo, 2 wanita dan 1 laki-laki. Dievakuasi pukul 16.00 WIB," kata Soelistyo di kantor Basarnas Jakarta, Selasa (30/12).
Bambang Soelistyo menyatakan serpihan-serpihan yang ditemukan di perairan Pangkalanbun, Kalimantan Tengah merupakan bagian dari pesawat AirAsia QZ 8501 yang hilang kontak pada Minggu (28/12).
"Dari temuan itu, saya selaku search and rescue koordinator, memastikan 95 persen lokasi yang tergambar di sini adalah lokasi serpihan-serpihan yang diduga berasal dari pesawat AirAsia," kata Soelistyo dalam jumpa pers di kantor Basarnas, Kemayoran, Selasa (30/12).
Soelistyo menyatakan, dia menyatakan 95 persen karena dia belum melihat langsung benda-benda yang ditemukan seperti serpihan pesawat dan emergency exit door. Meski begitu, berdasarkan komunikasi dengan semua komandan satuan unsur yang melakukan pencarian, dia meyakini serpihan yang ditemukan merupakan bagian pesawat.
"Secara komunikasi kepada komandan unsur atas penglihatan di lapangan menyatakan itu adalah emergency exit door. Saya nyatakan daerah itu adalah bagian dari pesawat yang kita cari," kata Soelistyo.
2 Dari 3 jenazah korban AirAsia yang dievakuasi adalah wanita
Kepala Basarnas Marsekal Madya FHB Soelistyo mengatakan telah mengevakuasi 3 jenazah korban kecelakaan pesawat AirAsia QZ8501. Ketiga jenazah itu terdiri dari dua wanita dan satu laki-laki.
"Hari ini kita mengevakuasi 3 jenazah dan sudah firm di KRI Bung Tomo, 2 wanita dan 1 laki-laki. Dievakuasi pukul 16.00 WIB," kata Soelistyo di kantor Basarnas Jakarta, Selasa (30/12).
Selain itu, dia juga menjelaskan proses evakuasi menemui hambatan berupa tingginya gelombang air laut dan cuaca buruk.
"Kendala, tinggi ombak di sekitar evakuasi adalah 2 meter. Kendala kita hari ini adalah cuaca dan ombak di lokasi," katanya.
Pihaknya akan terus melakukan evakuasi hingga pagi hari nanti. Selain itu sejumlah kapal KRI dan juga kapal milik negara asing telah diperintahkan untuk segera merapat ke area V yang merupakan lokasi evakuasi.
"Di titik evakuasi, KRI Bung Tomo, kapal Basarnas 224, dan yang nanti sampai adalah KRI Banda Aceh, 3 Kapal Singapura dan Kapal Pulau Rengat pada pukul 22.00 WIB sampai dengan pagi hari," katanya.
Dia juga mengimbau awak media dan seluruh masyarakat agar menjadikan Basarnas sebagai satu-satunya gerbang informasi yang sahih soal proses evakuasi pesawat nahas tersebut.
"Saya hanya menerima laporan dari satuan-satuan saya di bawah," pungkasnya.
Berita ini sekaligus membantah informasi yang menyebut Kapal perang Indonesia, KRI Bung Tomo telah mengevakuasi 40 jasad penumpang AirAsia QZ8501 dari tengah laut.
Pencarian besar-besaran dilanjutkan pagi ini
Panglima TNI Jenderal Moeldoko menyatakan, ada penambahan kapal untuk pemenuhan logistik tim evakuasi pesawat AirAsia QZ8501. Namun, soal jumlah akan disesuaikan dengan kebutuhan.
"Karena yang ada di sana membutuhkan logistik, dan helikopter untuk housing. Jumlahnya bisa 5, bisa 6 sesuai dengan kebutuhan. Karena semakin cepat itu akan berjalan dengan lancar." kata Jenderal Moeldoko dalam jumpa pers di Kantor Basarnas, Jakarta, Selasa (30/12).
Selain kapal laut, pihaknya juga menambah pesawat Hercules untuk melakukan evakuasi. Menurutnya, pesawat Hercules akan terbang ke lokasi diduga jatuhnya pesawat AirAsia pukul 05.00 WIB, besok.
"Saya sudah perintahkan, jam 5 pagi sudah berangkat. Sehingga jam 6 sudah operasi. Dengan begitu ketika ombaknya tenang, kita bisa kerahkan secara optimum," katanya.
"Saat ini sudah ada 20 pasukan katak TNI AL di lokasi yang bisa dikerahkan," tambahnya.