Resmi Jabat Ketum Kadin, Arsjad Rasjid Kebut Program Pengadaan Tabung Oksigen
Arsjad menganalogikan upaya penanggulangan Covid-19 layaknya sedang dalam medan peperangan.
Ketua Umum (Ketum) Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Arsjad Rasjid turut membantu tanggulangi permasalahan langkanya tabung oksigen. Ia bersama anggota Kadin akan melakukan pengadaan tabung silinder oksigen untuk didistribusikan ke rumah sakit yang membutuhkan.
Selain itu, Kadin Indonesia juga membantu pengadaan cryogenic ISO tank yang akan diisi oksigen cair, dan menyediakan alat angkut untuk membawa tangki tersebut ke pihak-pihak yang membutuhkan.
-
Kapan Bumi akan kehabisan oksigen? Dalam sekitar 1 miliar tahun, kehidupan di Bumi memang akan berakhir karena kurangnya oksigen.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Kenapa bentuk kapsid virus berbeda-beda? Bentuk kapsid sangat bergantung pada jenis virusnya. Kapsid virus bisa berbentuk bulat, polihedral, heliks, atau bentuk lain yang lebih kompleks. Kapsid tersusun atas banyak kapsomer atau sub-unit protein.
-
Kapan Awaloedin Djamin meninggal? Awaloedin Djamin meninggal dunia pada usia 91 tahun, tepatnya pada Kamis, 31 Januari 2019 pukul 14.55 WIB.
-
Kapan peningkatan kasus Covid-19 terjadi di Jakarta? Adapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
Untuk menanggulangi permasalahan tingkat okupansi rumah sakit, Kadin Indonesia akan membangun rumah sakit darurat yang lokasinya tidak jauh dari pusat produksi oksigen. Rumah sakit darurat itu akan dibangun di wilayah Jakarta dan Banten.
Inisiatif dukungan yang digalang melalui Yayasan Kemanusiaan Kadin Indonesia ini, akan dilaporkan secara berkala dan transparan kepada para pendukung yang berpartisipasi dalam upaya bersama ini.
Arsjad menganalogikan upaya penanggulangan Covid-19 layaknya sedang dalam medan peperangan.
"Ini saya bicara perang, saya ingin ini serius. Saya mengatakan bahwa ini perang melawan pandemi, perang melawan keadaan ekonomi dunia pada saat ini," katanya, Rabu (7/7).
Ia mengingatkan, Indonesia saat ini menghadapi dua peperangan sekaligus. Satu adalah perang di bidang kesehatan melawan Covid-19, satu lagi adalah perang melawan keadaan ekonomi saat ini yang disebabkan oleh pandemi Covid-19. Arsjad Rasjid mengatakan dua perang tersebut sama pentingnya, dan keduanya harus dimenangkan.
"Kita harus memenangkan perang melawan pandemi, kita harus memenangkan perang melawan keadaan ekonomi saat ini," tegasnya.
Arsjad mengajak semua pihak untuk melihat pandemi Covid-19 dan permasalahan ekonomi yang disebabkan oleh pandemi, sebagai musuh bersama.
Untuk menghadapi musuh bersama, dibutuhkan persatuan dari semua pihak. Sehingga energi bangsa bisa difokuskan untuk memenangkan perang.
Terkait perang di bidang kesehatan, Kadin Indonesia masih terus melanjutkan program Vaksinasi Gotong Royong. Melalui program tersebut, Kadin Indonesia membantu pemerintah mengejar target vaksinasi nasional, tanpa membebani APBN. Namun demikian, program tersebut tidak sepenuhnya sempurna.
"Intinya Vaksinasi Gotong Royong ini kita terus lanjutkan, kita terus dorong. Namun memang harus banyak improvement yang lebih baik lagi. Karena ada ekspektasi bagaimana kontribusi kita," ujarnya.
Terkait perang melawan ekonomi, Arsjad Rasjid mengatakan semua pihak harus berpikiran positif, bahwa Indonesia mampu keluar dari situasi ekonomi saat ini. Pikiran positif itu menurutnya dapat membuat para investor percaya, sehingga mau menanamkan modalnya di Indonesia.
"Roda ekonomi itu ujungnya duit. Apa kita mencetak uang, apa kita pinjam uang, atau kita ambil uang investor masuk. Bagaimana kita membawa investor masuk, dengan kita berpikir positif," ujarnya.
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Jokowi Minta Seluruh Kepala Daerah Kontrol Kesiapan Obat dan Tempat Isolasi
Mobil Tahanan Kejaksaan 'Disulap' untuk Distribusi Tabung Oksigen di Jakarta
Jabar Defisit Oksigen Medis 76 Ton
Penuhi Kebutuhan Oksigen Medis di Jawa, Pemerintah Tambah Pasokan 800 Ton dari Batam
Kelangkaan Oksigen di Ibu Kota