Respons Gubernur Riau soal Isu Jual Beli Darah di RSUD Arifin Achmad
Isu jual beli darah berkembang karena pihak rumah sakit yang mengaku tak memiliki stok darah saat pasien itu akan melakukan kemoterapi.
Keributan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Achmad (AA) Pekanbaru gara-gara tidak ada stok darah dan alat transfusinya berbuntut panjang. Gubernur Riau Syamsuar langsung memimpin apel atau upacara Senin (31/10) pagi di RSUD Arifin Achmad.
Sebab, Syamsuar tak ingin ada lagi masyarakat yang protes dengan pelayanan di rumah sakit milik Pemprov Riau itu. Seperti yang terjadi Sabtu (29/10) malam kemarin, keluarga pasien sampai memecahkan kaca jendela pelayanan di Bank Darah di gedung rumah sakit.
-
Kapan Rumah Sakit Pasir Junghuhn didirikan? Menurut keterangan pengelola, bangunan ini berdiri pada 1917 silam dan saat ini usianya mencapai 1 abad lebih.
-
Di mana rumah sakit yang diperintahkan untuk dikosongkan berada? Pasukan penjajah Israel mengeluarkan perintah evakuasi baru pada Senin di wilayah Khan Younis dan Rafah di Jalur Gaza selatan, Palestina, pada Senin.
-
Apa yang terjadi pada gadis di rumah sakit itu? Seorang perempuan berusia 34 tahun di China - yang dibawa ke rumah sakit jiwa ketika berusia 20 tahun - tetap dikurung selama 14 tahun setelah dia sembuh karena keluarganya menolak membebaskannya.
-
Dimana Rumah Sakit Pasir Junghuhn terletak? Sebuah rumah sakit bergaya Belanda masih berdiri kokoh di tengah hamparan perkebunan teh di Purbasari, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
-
Bagaimana cara rumah sakit memindahkan pasiennya? Pihak rumah sakit akhirnya terpaksa memindahkan pasiennya termasuk mereka yang sedang dirawat di ICU, bayi-bayi di inkubator ke fasilitas lain karena mereka takut terjadi pertumpahan darah di sekitar rumah sakit.
-
Siapa yang menemani Tyas Mirasih saat ibunya dirawat di rumah sakit? Temani Tyas di Rumah Sakit Beberapa waktu lalu ibunda Tyas Mirasih sempat sakit dan dirawat di rumah sakit. Saat itu, ayah dua anak ini juga selalu ada di sisi wanita 36 tahun ini. Ia terlihat setia dan menemaninya menunggu ibunda Tyas di rumah sakit.
Usai peristiwa itu, isu jual beli darah berkembang.Syamsuar menegaskan, tak ada praktik jual beli darah diRSUD Arifin Achmad.
"Tak ada ya setahu saya. Saya sudah hampir 4 tahun di sini, kalau jual beli darah enggak ada lah. Tapi saya akan cari tahu," ujarnya usai memimpin apel di RSUD Arifin Achmad.
Syamsuar mengaku telah menghubungi keluarga pasien yang memecahkan kaca jendela itu. Bahkan, dia meminta pihak rumah sakit tidak memperpanjang urusan kaca yang dipecahkan keluarga pasien.
Keluarga pasien Hironimus Patut Pahur mengamuk lantaran tidak mendapatkan layanan yang baik dari pihak rumah sakit saat menjalani perawatan penyakit kanker nasofaring yang dideritanya.
Pihak rumah sakit mengaku tak memiliki stok darah saat pasien itu akan melakukan kemoterapi. Saat darah sudah diperoleh 20 kantong dari Brimob Polda Riau dan sejumlah masyarakat, pihak rumah sakit justru mempersulit proses transfusi.
Syamsuar mengatakan sebenarnya ada relawan yang siap membantu mencarikan kebutuhan darah di RSUD Arifin Achmad. "Saya juga banyak yang minta bantu minta tolong mencarikan darah," katanya.
Meski demikian, Syamsuar tetap menampung kritikan dan isu yang berkembang di kalangan keluarga pasien. Dia akan menindak tegas jika ada petugas rumah sakit yang melakukan jual beli darah.
"Saya akan cari tahu (jual beli darah). Kalau di rumah sakit enggak ada lah, tapi kalau oknum di luar misalnya menjual mungkin saja," jelasnya.
Selain di RSUD AA, Syamsuar juga menegaskan tidak pernah mendengar jual beli darah di Palang Merah Indonesia (PMI) yang menjadi tujuan pasien mencari kebutuhan darah.
(mdk/tin)